Bahlil Sebut Proyek Investasi Mangkrak Rp708 Triliun Sudah Rampung 67%
Senin, 16 November 2020 - 13:37 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan pihaknya sudah mulai mengeksekusi proyek investasi mangkrak senilai Rp474,9 triliun dari total Rp708 triliun yang mangkrak.
Adapun proyek investasi mangkrak yang telah dieksekusi diantaranya pembangkit listrik dan pabrik mobil listrik di Jawa Barat. "Investasi mangkrak Rp708 triliun ini sudah kita selesaikan 67% atau Rp474,9 triliun, di mana di dalamnya termasuk beberapa investasi yang ada di Jawa Barat seperti contoh Tanjung Jati Power di Cirebon," ujar Bahlil dalam West Java Investment Summit secara virtual di Jakarta, Senin (16/11/2020).
(
)
Kemudian, dia mengatakan bahwa proyek Hyundai saat ini sedang berjalan, diikuti dengan proyek pembangkit listrik yang ada di sungai, yaitu PLTS Sungai Cirata.
"Berkat terealisasinya investasi mangkrak tersebut, membuat porsi investasi asing atau foreign direct investment (FDI) di Indonesia masih cukup besar, walaupun mengalami penurunan imbas pandemi Covid-19," tuturnya.
Kendati demikian, Bahlil mengatakan bahwa ada satu hal menarik. Menurut data survei dari berbagai lembaga bank dunia mengatakan bahwa hampir semua negara mengalami penurunan FDI di kisaran 30% hingga 40%. "Namun di Indonesia itu turunnya tidak lebih dari 10%," tambahnya.
( )
Lebih lanjut Bahlil mengungkapkan, ada tiga persoalan utama penyebab investasi mangkrak di Indonesia, Pertama adalah persoalan ego sektoral antar kementerian, diikuti oleh alasan kedua, yaitu aturan tumpang tindih antara kabupaten/kota/provinsi dan pusat.
"Yang ketiga adalah ada persoalan-persoalan tanah yang harus saya jujur mengatakan dalam bahasa saya itu adalah adanya pemain-pemain yang dapat dirasakan tapi tidak bisa dipegang. Nah ini lah kira-kira persoalan ini," tukas Bahlil.
Adapun proyek investasi mangkrak yang telah dieksekusi diantaranya pembangkit listrik dan pabrik mobil listrik di Jawa Barat. "Investasi mangkrak Rp708 triliun ini sudah kita selesaikan 67% atau Rp474,9 triliun, di mana di dalamnya termasuk beberapa investasi yang ada di Jawa Barat seperti contoh Tanjung Jati Power di Cirebon," ujar Bahlil dalam West Java Investment Summit secara virtual di Jakarta, Senin (16/11/2020).
(
Baca Juga
Kemudian, dia mengatakan bahwa proyek Hyundai saat ini sedang berjalan, diikuti dengan proyek pembangkit listrik yang ada di sungai, yaitu PLTS Sungai Cirata.
"Berkat terealisasinya investasi mangkrak tersebut, membuat porsi investasi asing atau foreign direct investment (FDI) di Indonesia masih cukup besar, walaupun mengalami penurunan imbas pandemi Covid-19," tuturnya.
Kendati demikian, Bahlil mengatakan bahwa ada satu hal menarik. Menurut data survei dari berbagai lembaga bank dunia mengatakan bahwa hampir semua negara mengalami penurunan FDI di kisaran 30% hingga 40%. "Namun di Indonesia itu turunnya tidak lebih dari 10%," tambahnya.
( )
Lebih lanjut Bahlil mengungkapkan, ada tiga persoalan utama penyebab investasi mangkrak di Indonesia, Pertama adalah persoalan ego sektoral antar kementerian, diikuti oleh alasan kedua, yaitu aturan tumpang tindih antara kabupaten/kota/provinsi dan pusat.
"Yang ketiga adalah ada persoalan-persoalan tanah yang harus saya jujur mengatakan dalam bahasa saya itu adalah adanya pemain-pemain yang dapat dirasakan tapi tidak bisa dipegang. Nah ini lah kira-kira persoalan ini," tukas Bahlil.
(ind)
tulis komentar anda