Ekonomi Global Tahun Depan Masih Diselimuti Awan Gelap

Minggu, 22 November 2020 - 03:03 WIB
Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan yang luar biasa besar pada perekonomian global, terparah setelah Perang Dunia Kedua. Kebijakan pemerintah di banyak negara yang melakukan pembatasan sosial, termasuk menutup pusat-pusat perbelanjaan dan menghentikan operasional beberapa moda transportasi, dan sikap masyarakat yang mengurangi kegiatan di luar rumah, mengakibatkan konsumsi masyarakat turun tajam.

Ekonom Senior CORE Indonesia Hendri Saparini menuturkan berhentinya kegiatan bisnis tidak hanya menurunkan pendapatan masyarakat, tetapi juga meningkatkan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan.

"Pandemi juga telah mengakibatkan investasi dan kegiatan produksi melambat, baik akibat turunnya permintaan, berkurangnya partisipasi tenaga kerja, dan terganggunya supply chain," kata Hendri di Jakarta, Sabtu (21/11/2020).

( )



Meskipun demikian, lanjut dia, proses pemulihan ekonomi global mulai terjadi pada semester kedua setelah tingkat kepercayaan investor meningkat sejalan dengan bergeraknya kembali perekonomian pasca pelonggaran pembatasan sosial.

Perdagangan global yang mengalami tekanan pada semester pertama 2020, kembali mengalami rebound pada semester kedua, meskipun belum sekuat sebelum masa pandemi.

Meskipun demikian, perdagangan barang-barang yang berkaitan dengan penanganan pandemi, seperti produk alat-alat kesehatan dan farmasi dan produk-produk yang mendukung kegiatan bekerja dari rumah, seperti peralatan informasi dan telekomunikasi, justru tumbuh pesat.

Namun, pada kuartal ketiga, perdagangan global pada beberapa produk mulai mengalami rebound. Harga beberapa komoditas mulai merangkak naik sejalan dengan mulai meningkatnya permintaan global.

Hendri mengungkapkan, perekonomian global pada tahun 2021 masih akan diselimuti awan ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 meskipun akan lebih rendah, sejalan dengan penemuan vaksin yang menjadi salah satu faktor yang dapat membantu menekan perkembangan pandemi tersebut.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More