Gila Pandemi Bikin Orang Suka Dandan, Buktinya Penjualan Produk Kosmetik Online Melonjak
Selasa, 24 November 2020 - 09:56 WIB
JAKARTA - Adanya adaptasi kebiasaan baru akibat pandemi Covid-19, telah menggeser pola belanja dari offline menjadi online. Hal ini terlihat dari meningkatnya transaksi online produk kosmetik sebesar 80%.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengatakan, pelaku industri kecil menengah (IKM) kosmetik dituntut untuk bisa memanfaatkan peluang usaha di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Social distancing menyebabkan konsumen menjadi lebih banyak waktu di rumah, sehingga lebih banyak waktu merawat kulit, badan, dan rambut akibatnya belanja permintaan untuk perawatan di rumah semakin meningkat menggantikan kebutuhan salon dan spa," ujarnya pada pembukaan Virtual Expo IKM Kosmetik 2020, Selasa (24/11/2020).
Gati melanjutkan, di tengah tekanan pandemi Covid-19, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap devisa. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan I tahun 2020, kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional (termasuk sektor kosmetik) mengalami pertumbuhan yang gemilang sebesar 5,59%.
Bahkan, di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa melalui capaian nilai ekspornya yang menembus USD317 juta atau sekitar Rp4,44 triliun pada semester I-2020 atau naik 15,2% dibanding periode yang sama tahun lalu.
(Baca juga: Tren Belanja Online di Masa Pandemi, 3 Situs E-Commerce Ini Paling Laris)
Guna memenuhi permintaan konsumen yang melonjak tersebut, Kemenperin mendorong agar pelaku IKM kosmetik terus meningkatkan produktivitasnya karena akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. "Untuk itu, kami juga meminta kepada mereka bisa berinovasi dalam menciptakan produk dan menjalankan bisnisnya," ungkap Gati.
Dirjen IKMA menuturkan, penyelenggaraan kegiatan Virtual Expo IKM Kosmetik 2020 yang diikuti oleh 35 pelaku usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia diyakini dapat menjadi wadah bagi para IKM kosmetik, spa, dan produk spa untuk memperluas akses pasarnya.
"IKM ini kami ajak untuk ikut dalam virtual expo, selain sebagai sarana pemasaran produk, juga untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk kosmetik dalam negeri. Selain itu, meningkatkan kapasitas bisnis dan meningkatkan awareness IKM terhadap produk kosmetik lokal yang aman dan terjangkau," paparnya.
Pada gelaran Virtual Expo IKM Kosmetik 2020, akan dilaksanakan beberapa rangkaian acara pendukung seperti talkshow dengan topik Industri Kosmetik Nasional Menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru. Temu Bisnis dilaksanakan dengan tujuan mendorong kemitraan antara produsen bahan baku dan IKM kosmetik untuk mengurangi impor bahan baku, mengingat ketersediaan sumber daya alam Indonesia yang kaya akan tanaman yang secara turun temurun sudah banyak digunakan untuk kesehatan dan produk kosmetik.
Konsultasi IKM one-on-one akan dilaksanakan setiap hari dengan beragam topik, di antaranya tentang prosedur sertifikasi halal, prosedur perizinan kosmetik, prosedur ekspor produk kosmetik, digitalisasi melalui media sosial, digitalisasi market, dan business pitching.
"Kami harap IKM kosmetik dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan daya saingnya, dan terus dapat berinovasi terhadap produknya," imbuh Gati.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengatakan, pelaku industri kecil menengah (IKM) kosmetik dituntut untuk bisa memanfaatkan peluang usaha di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Social distancing menyebabkan konsumen menjadi lebih banyak waktu di rumah, sehingga lebih banyak waktu merawat kulit, badan, dan rambut akibatnya belanja permintaan untuk perawatan di rumah semakin meningkat menggantikan kebutuhan salon dan spa," ujarnya pada pembukaan Virtual Expo IKM Kosmetik 2020, Selasa (24/11/2020).
Gati melanjutkan, di tengah tekanan pandemi Covid-19, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap devisa. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan I tahun 2020, kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional (termasuk sektor kosmetik) mengalami pertumbuhan yang gemilang sebesar 5,59%.
Bahkan, di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa melalui capaian nilai ekspornya yang menembus USD317 juta atau sekitar Rp4,44 triliun pada semester I-2020 atau naik 15,2% dibanding periode yang sama tahun lalu.
(Baca juga: Tren Belanja Online di Masa Pandemi, 3 Situs E-Commerce Ini Paling Laris)
Guna memenuhi permintaan konsumen yang melonjak tersebut, Kemenperin mendorong agar pelaku IKM kosmetik terus meningkatkan produktivitasnya karena akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. "Untuk itu, kami juga meminta kepada mereka bisa berinovasi dalam menciptakan produk dan menjalankan bisnisnya," ungkap Gati.
Dirjen IKMA menuturkan, penyelenggaraan kegiatan Virtual Expo IKM Kosmetik 2020 yang diikuti oleh 35 pelaku usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia diyakini dapat menjadi wadah bagi para IKM kosmetik, spa, dan produk spa untuk memperluas akses pasarnya.
"IKM ini kami ajak untuk ikut dalam virtual expo, selain sebagai sarana pemasaran produk, juga untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk kosmetik dalam negeri. Selain itu, meningkatkan kapasitas bisnis dan meningkatkan awareness IKM terhadap produk kosmetik lokal yang aman dan terjangkau," paparnya.
Pada gelaran Virtual Expo IKM Kosmetik 2020, akan dilaksanakan beberapa rangkaian acara pendukung seperti talkshow dengan topik Industri Kosmetik Nasional Menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru. Temu Bisnis dilaksanakan dengan tujuan mendorong kemitraan antara produsen bahan baku dan IKM kosmetik untuk mengurangi impor bahan baku, mengingat ketersediaan sumber daya alam Indonesia yang kaya akan tanaman yang secara turun temurun sudah banyak digunakan untuk kesehatan dan produk kosmetik.
Konsultasi IKM one-on-one akan dilaksanakan setiap hari dengan beragam topik, di antaranya tentang prosedur sertifikasi halal, prosedur perizinan kosmetik, prosedur ekspor produk kosmetik, digitalisasi melalui media sosial, digitalisasi market, dan business pitching.
"Kami harap IKM kosmetik dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan daya saingnya, dan terus dapat berinovasi terhadap produknya," imbuh Gati.
(bai)
tulis komentar anda