Atasi Keruwetan Pelabuhan dan Pandemi, BoksMan Asia Punya Caranya

Rabu, 02 Desember 2020 - 20:29 WIB
BoksMan Asia memilih berkolaborasi dengan pengelola depot kontainer dengan membangun temporary place untuk perpindahan container atau peti kemas di area industri. Foto/Dok
JAKARTA - Performa sistem logistik nasional Indonesia masih jauh dari kata optimal. Berdasarkan laporan Logistics Performance Index (LPI) yang dikeluarkan World Bank pada tahun 2018, Indonesia berada di posisi ke-46 dari 155 negara, kalah dari negara tetangga, seperti Malaysia di peringkat 41, Vietnam di peringkat 39, dan Thailand di peringkat 32.

LPI ini menjadi indikator pembanding sistem logistik , yang memperhitungkan banyak aspek, mulai dari efisiensi beacukai, kualitas infrastruktur transportasi, kemudahan pengiriman internasional, serta frekuensi pengiriman tepat waktu, Rabu (2/12), di Jakarta.

“Penyedia jasa angkutan kontainer di area Jabodetabek memiliki utilisasi sangat rendah, yaitu hanya 0,8 trip per hari atau 18-20 trip per bulan," kata Chief Executive Officer BoksMan Asia, Johannes Situmorang.



(Baca Juga: Bisnis Logistik dan Jasa Kurir Melonjak Saat Pandemi Covid-1 9)

Lebih lanjut terang dia, hal ini terjadi karena tata letak kawasan industri, pelabuhan , dan depot kontainer telah menciptakan jarak tempuh yang mengakibatkan pergerakan truk tidak maksimal. Kemudian, diperparah dengan proses impor dan ekspor serta inbound dan outbound domestic yang terfragmentasi.

Menurutnya, proses impor dan ekspor serta inbound dan outbound domestic di Pelabuhan Jakarta yang terfragmentasi menyebabkan adanya 12.000 truk trailer yang setiap hari berlalu-lalang tanpa muatan (kosong).

Karena itulah, BoksMan Asia memilih berkolaborasi dengan pengelola depot kontainer dengan membangun temporary place untuk perpindahan container atau peti kemas di area industri. Keberadaan temporary place tersebut menciptakan pergerakan truk yang sangat efisien hingga meningkatkan utilisasi truk trailer sebesar 2 kali lipat.

Digitalisasi serta penerapan bisnis model inovatif ini akan menguntungkan banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Penyedia jasa angkutan kontainer bisa meningkatkan utilisasi truk hingga dua kali lipat, meningkatkan keuntungan bagi forwarder, dan perusahaan pelayaran dapat memaksimalkan penggunaan kontainernya dengan menekan waktu penumpukan di depot kontainer.

(Baca Juga: Pelabuhan Patimban Diharapkan Bisa Tekan Biaya Tinggi Pelabuhan )
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More