Bisnis Logistik dan Jasa Kurir Melonjak Saat Pandemi Covid-19

Senin, 16 November 2020 - 05:30 WIB
loading...
Bisnis Logistik dan Jasa Kurir Melonjak Saat Pandemi Covid-19
Berkah berkembangnya era digital dan e-commerce telah membuat banyak perusahaan jasa kurir dan logistik terus tumbuh. Foto SINDOnews/Astra Bonardo
A A A
JAKARTA-Geliat bisnis sektor logistik dan kurir melonjak saat pandemi Covid-19 di mana sektor bisnis lainnya terpuruk. Salah satu pemicunya adalah meningkatnya aktivitas digital masyarakat saat pandemi termasuk di dalamnya belanja online atau daring. Aktivitas ini yang mendongkrak sektor logistik dan jasa pengiriman.

Data Kementerian Keuangan menyebutkan, segmen logistik relatif stabil selama pandemi Covid-19. Bahkan, transaksi pembelian lewat e-commerce meningkat 18,1% menjadi 98,3 juta transaksi dengan total nilai transaksi naik 9,9% menjadi Rp 20,7 triliun.

Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menyebutkan, kegiatan logistik yang masih dapat bertahan bahkan mengalami pertumbuhan positif adalah layanan logistik e-commerce dan layanan pengiriman barang (courier service). (Baca juga: Bisnis Logistik Jadi Ladang Penghasilan Kala Pandemi)

Hal tersebut juga diakui Kepala Cabang Utama JNE Solo Bambang Widiatmoko bahwa saat awal pandemi pada Maret dan April, volume pengiriman barang di tempatnya meningkat sampai 30%. “Ini dipengaruhi banyak masyarakat beraktivitas di rumah, tetapi tetap melakukan transaksi pembelian lewat online,” ujar dia.

Bambang menjelaskan, sebelum pandemi, rata-rata volume pengiriman dari Solo ke berbagai wilayah seperti Jabodetabek dan Jawa Timur mencapai 20 ton per bulan. Sebagian barang itu dikirim via darat dan udara. Ketika pandemi, pengiriman via udara anjlok, karena banyak rute penerbangan tutup akibat tidak ada penumpang, sedangkan pengiriman barang via darat malah meningkat.

Peningkatan pengiriman barang itu, membuat pihaknya menambah armada. Saat ini, pihaknya diperkuat 35 unit armada, di antaranya 15 unit truk yang semuanya merek Isuzu yakni truk Giga dan Elf NKR.

Menurut dia, bisnis pengiriman adalah bisnis kepercayaan dan ketepatan waktu. Makanya, armada yang dikerahkan juga harus memiliki keandalan. “Sebagai pelaku usaha, tentu kami menginginkan kendaraan yang efisien, tetapi untuk bisnis seperti ini, kendaraan yang andal yang benar-benar dibutuhkan. Apalagi, operasional kami 24 jam tanpa henti, sehingga butuh dukungan keandalan,” tutur Bambang. Selain itu, tambah Bambang, tim mekanik Isuzu juga bisa melayani servis dengan datang ke tempat konsumen.

Terkait hal itu, Kepala Wilayah Astra Isuzu Jateng dan DIY Sucipto mengatakan, pihaknya terus berusaha melakukan berbagai inovasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis sektor logistik dan kurir ini. Selain itu, mereka juga terus berusaha meningkatkan layanan purna jual dengan menyediakan berbagai suku cadang yang dibutuhkan konsumennya di rute-rute yang sering mereka lalui. Dengan demikian, jika terjadi kerusakan dan perlu pergantian suku cadang maka dengan mudah dan cepat mereka bisa mendapatkan. Sehingga, tidak terlalu lama mengganggu waktu kerja konsumen.

Dia mengakui, saat masa pandemi, pihaknya menggarap serius sektor industri yang masih bertumbuh, seperti logistik. Menurut dia, tren pertumbuhan bisnis sektor logistik dan kurir di Jateng dan DIY diprediksi akan terus berkembang.
Sucipto optimistis bisnis logistik dan kurir masih akan terus meningkat ke depannya pascapandemi Covid-19. Hal itu tentunya akan berdampak positif bagi bisnis automotif secara umum dan Isuzu khususnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan optimismenya soal pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Pihaknya terus melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV tahun 2020 dan di tahun 2021.

Berdasarkan data Gaikindo, di sektor otomotif, penjualan mobil komersial mengalami pertumbuhan positif. Hal ini didukung dengan posisi strategis Jateng dan DIY sebagai daerah transit atau penghubung antara wilayah barat dan timur Pulau Jawa yang menggunakan transportasi darat. Membaiknya pasar otomotif di Jateng dan DIY ikut berimbas pada pangsa pasar Isuzu di wilayah tersebut. Posisi tertinggi berada di wilayah Solo dan sekitarnya dengan pangsa pasar 40,2%, disusul DIY 36,2%, Pekalongan 30,8 %, dan Semarang 23,1%. Secara nasional, pangsa pasar varian Isuzu di kendaraan komersial sedang bertumbuh.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi Indonesia mulai mengalami pemulihan dan telah menunjukkan tren positif di tengah pandemi Covid-19. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator yang menunjukkan tren positif.

Lebih lanjut Airlangga menjelaskan, indek volatilitas pada Oktober 2020 sudah berada di angka 35,35. Begitu pula, Purchasing Manager Index (PMI) sudah berada di angka 47,80, meski pada awal tahun 2020 masih lebih tinggi di level 50. Ia menyebutkan, penjualan otomotif baik mobil maupun motor juga mulai membaik.

Airlangga optimistis, pemulihan ekonomi Indonesia bisa saja lebih cepat dibanding beberapa negara, yang mengalami pertumbuhan ekonomi lebih negatif. Tercatat Malaysia sempat mengalami kontraksi minus 17%, Singapura minus 13%, Filipina minus 16%, dan India minus 23,9%.
(tim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3187 seconds (0.1#10.140)