Waskita Beton Bagikan Deviden Rp201,52 Miliar
Selasa, 12 Mei 2020 - 17:00 WIB
JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) akan membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp201,52 miliar atau setara Rp8,22 per saham. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (12/5/2020). Deviden tersebut berasal dari 25% laba bersih yang diperoleh pada tahun buku 2019, dengan capaian sebesar Rp806,15 miliar.
Selain itu, panjang tahun 2019 (WSBP) berhasil mencatatkan laba usaha Rp7,47 triliun. Kemudian, nilai kontrak dikelola perusahaan tercatat sebesar Rp16,37 triliun dengan nilai kontrak baru sebesar Rp7,03 triliun.
Perolehan ini meningkat sebesar 5,51% dibandingkan nilai kontrak baru tahun 2018 sebesar Rp6,66 triliun. Perusahaan berhasil mencapai target perolehan nilai kontrak baru didukung dengan perolehan kontrak eksternal sebesar 63,2% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 36%. Secara nilai, peningkatan kontrak eksternal mencapai 83,01% atau Rp2,43 triliun di tahun 2018 menjadi Rp4,44 triliun di tahun 2019.
Beberapa proyek eksternal yang telah diperoleh di antaranya dari Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, PLTGU Tambak Lorok, Proyek Refinery Development Maste Plan (RDMP) Refinery Unit(RU) V Pertamina Balikpapan yang merupakan kerjasama dengan Hyundai dan pembangunan Apartemen Modernland (Modernland Group) di Jakarta Garden City.
"WSBP memperluas pasar untuk mendapatkan peluang dari proyek eksternal. Hal ini didukung dengan adanya inovasi produk yang dihasilkan. Salah satunya adalah spun pile berdiamater 1,2 m dan panjang 50 m yang merupakan produk precast pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara," ujar Jarot Subana, Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk.
(Baca Juga: Waskita Beton Precast Targetkan Nilai Kontrak Rp11,9 Triliun)
Beberapa produk baru lainnya, yaitu bantalan rel kereta api, tiang listrik beton, dan sprigWP.Perusahaan juga memperoleh pesanan produk Tetrapod untuk Proyek Pengaman Pantai di Singapura senilai Rp435 miliar.
Saat ini, lanjut Jarot, perusahaan tengah menyusun MoU dengan perusahaan asal Malaysia. Kerja sama ini nantinya akan berlanjut dengan joint operation untuk proyek-proyek Luar negeri, salah satunya dalam pengejaan proyek LRT di Filipina, yang kini dalam proses tender yang diikuti oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, WSBP melakukan serangkaian strategi bisnis, yaitu pertama, pembangunan Plant Penajam di Kalimantan Timur sebagai komitmen untuk mendukung program Pemerintah untuk pemindahan ibu kota negara di wilayah Penajam Paser Utara.
"Melalui plant ini, perusahaan ingin menyerap potensi pasar ke depan di wilayah tengah dan timur Indonesia, bahkan pasar regional di Asia Tenggara," ujar Jarot.
Selain itu, panjang tahun 2019 (WSBP) berhasil mencatatkan laba usaha Rp7,47 triliun. Kemudian, nilai kontrak dikelola perusahaan tercatat sebesar Rp16,37 triliun dengan nilai kontrak baru sebesar Rp7,03 triliun.
Perolehan ini meningkat sebesar 5,51% dibandingkan nilai kontrak baru tahun 2018 sebesar Rp6,66 triliun. Perusahaan berhasil mencapai target perolehan nilai kontrak baru didukung dengan perolehan kontrak eksternal sebesar 63,2% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 36%. Secara nilai, peningkatan kontrak eksternal mencapai 83,01% atau Rp2,43 triliun di tahun 2018 menjadi Rp4,44 triliun di tahun 2019.
Beberapa proyek eksternal yang telah diperoleh di antaranya dari Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, PLTGU Tambak Lorok, Proyek Refinery Development Maste Plan (RDMP) Refinery Unit(RU) V Pertamina Balikpapan yang merupakan kerjasama dengan Hyundai dan pembangunan Apartemen Modernland (Modernland Group) di Jakarta Garden City.
"WSBP memperluas pasar untuk mendapatkan peluang dari proyek eksternal. Hal ini didukung dengan adanya inovasi produk yang dihasilkan. Salah satunya adalah spun pile berdiamater 1,2 m dan panjang 50 m yang merupakan produk precast pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara," ujar Jarot Subana, Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk.
(Baca Juga: Waskita Beton Precast Targetkan Nilai Kontrak Rp11,9 Triliun)
Beberapa produk baru lainnya, yaitu bantalan rel kereta api, tiang listrik beton, dan sprigWP.Perusahaan juga memperoleh pesanan produk Tetrapod untuk Proyek Pengaman Pantai di Singapura senilai Rp435 miliar.
Saat ini, lanjut Jarot, perusahaan tengah menyusun MoU dengan perusahaan asal Malaysia. Kerja sama ini nantinya akan berlanjut dengan joint operation untuk proyek-proyek Luar negeri, salah satunya dalam pengejaan proyek LRT di Filipina, yang kini dalam proses tender yang diikuti oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, WSBP melakukan serangkaian strategi bisnis, yaitu pertama, pembangunan Plant Penajam di Kalimantan Timur sebagai komitmen untuk mendukung program Pemerintah untuk pemindahan ibu kota negara di wilayah Penajam Paser Utara.
"Melalui plant ini, perusahaan ingin menyerap potensi pasar ke depan di wilayah tengah dan timur Indonesia, bahkan pasar regional di Asia Tenggara," ujar Jarot.
(fai)
tulis komentar anda