Kedai Kopi Menjamur, Siap-siap Serapan Dalam Negeri Terus Tumbuh
Senin, 28 Desember 2020 - 16:38 WIB
JAKARTA - Kopi saat ini sudah menjadi gaya hidup, terutama bagi kalangan milenial. Dimana terlihat semakin menjamurnya kafe dan kedai kopi yang menjajakan kopi asli Indonesia . Bahkan menurut Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) pertumbuhan usaha kedai kopi tahun 2019 diprediksi mencapai 15% hingga 20%, naik jika dibandingkan dengan 2018 yang hanya mencapai 8%-10%.
(Baca Juga: Punya Cita Rasa Tinggi, Kopi Indonesia Layak Dijual Mahal )
Kontribusi kedai kopi terhadap serapan kopi produksi dalam negeri mencapai 25%-30%. Angka tersebut diprediksi terus naik ke level 35%-40%.
"Total serapan kopi dalam negeri yang diprediksi mencapai 300.000 sampai dengan 350.000 ton, dari total produksi nasional 760 ribu ton. Ditjenbun mempunyai program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan (GRASIDA), kita akan mendukung program tiga kali ekspor (Gratieks)," ujar Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono.
(Baca Juga: Ekspor 18 Ton Kopi ke Amerika, Startup Ini Ingin Kopi Arabika Indonesia Rajai Pasar AS )
Subagyono menerangkan, luas areal kopi di Indonesia yaitu 1,2 juta ha dan 96% merupakan perkebunan rakyat. Jawa Barat memiliki kopi spesialti yaitu Java Preanger, dan didominasi oleh jenis kopi Arabika yang luas areal kopi di Jawa Barat mencapai 44 ribu ha dan produksi pertahun sebesar 20 ribu ton.
Kopi Indonesia adalah salah satu yang terbaik di dunia. Meskipun ada kopi jenis Geisha Panama, Blue Mountain, dan sebagainya. Indonesia punya beragam kopi spesialti, dimana cukup populer di dunia, seperti Kopi Gayo (Aceh), Kopi Preanger (Jabar), Kopi Kintamani (Bali), Kopi Toraja (Sulawesi) hingga Kopi Bejawa (Flores).
Lihat Juga: Gerak Cepat Atasi Kekeringan, Kementan Sabet Penghargaan Komunikasi Publik Terbaik di AMH 2024
(Baca Juga: Punya Cita Rasa Tinggi, Kopi Indonesia Layak Dijual Mahal )
Kontribusi kedai kopi terhadap serapan kopi produksi dalam negeri mencapai 25%-30%. Angka tersebut diprediksi terus naik ke level 35%-40%.
"Total serapan kopi dalam negeri yang diprediksi mencapai 300.000 sampai dengan 350.000 ton, dari total produksi nasional 760 ribu ton. Ditjenbun mempunyai program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan (GRASIDA), kita akan mendukung program tiga kali ekspor (Gratieks)," ujar Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono.
(Baca Juga: Ekspor 18 Ton Kopi ke Amerika, Startup Ini Ingin Kopi Arabika Indonesia Rajai Pasar AS )
Subagyono menerangkan, luas areal kopi di Indonesia yaitu 1,2 juta ha dan 96% merupakan perkebunan rakyat. Jawa Barat memiliki kopi spesialti yaitu Java Preanger, dan didominasi oleh jenis kopi Arabika yang luas areal kopi di Jawa Barat mencapai 44 ribu ha dan produksi pertahun sebesar 20 ribu ton.
Kopi Indonesia adalah salah satu yang terbaik di dunia. Meskipun ada kopi jenis Geisha Panama, Blue Mountain, dan sebagainya. Indonesia punya beragam kopi spesialti, dimana cukup populer di dunia, seperti Kopi Gayo (Aceh), Kopi Preanger (Jabar), Kopi Kintamani (Bali), Kopi Toraja (Sulawesi) hingga Kopi Bejawa (Flores).
Lihat Juga: Gerak Cepat Atasi Kekeringan, Kementan Sabet Penghargaan Komunikasi Publik Terbaik di AMH 2024
(akr)
tulis komentar anda