IHSG Diramal Bakal Menembus Dinding Level 7.000 di Akhir Tahun
Senin, 04 Januari 2021 - 23:59 WIB
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diharapkan bisa mencapai level 6.800 sampai 7.000 pada akhir tahun 2021. Hal tersebut mengingat penutupan perdagangan di 29 Desember 2020, IHSG telah naik menyentuh angka 6.036,17.
"Level ini telah mendekati level sebelum pandemi Covid-19," kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat acara pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2020 secara virtual di Jakarta, Senin (4/1/2021). ( Baca juga:Kasus Covid-19 Meningkat, Tempat Tidur di Rumah Sakit Ditambah 30% )
Terkait initial public offering (IPO) di 2021, BEI menargetkan sekitar 30 perusahaan yang akan go public di tahun ini. Tahun lalu, menurut data OJK, tercatat sebanyak 53 emiten baru yang mendapat pernyataan efektif, dan 51 telah tercatat di bursa, sehingga menjadi penambahan terbanyak di ASEAN.
Menurut Airlangga, kondisi itu menunjukkan bahwa para investor percaya kepada pasar modal Indonesia sehingga menjadi dasar yang bagus untuk pengembangan pasar ke depan.
Airlangga menambahkan, rencana pelaksanaan vaksinasi massal di tahun ini juga akan memberikan sentimen positif untuk perekonomian 2021. "Sekarang vaksin sudah ada di berbagai daerah, diharapkan pertengahan Januari sekaligus menunggu data dari BPOM dan kehalalan vaksin bisa segera didistribusikan," ucap dia.
Sementara itu, dukungan program pemerintah sebesar Rp372,3 triliun diharapkan bisa menggenjot daya beli masyarakat sehingga bisa mendorong ekonomi Indonesia. "Semoga diharapkan bisa mengurangi dampak negatif dan bisa mengakselerasi peningkatan kerja bagi ekonomi Indonesia secara kompetitif, baik pengusaha nasional mapun investor," katanya. ( Baca juga:Bank Indonesia Ungkap Inflasi Sepanjang Tahun Lalu )
Pada intinya, seluruh strategi dan kebijakan pemerintah berhasil memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia dan mengendalikan pandemi Covid-19 di 2020. Perbaikan didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat, aktivitas produksi, dan kepercayaan masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi dengan protokol kesehatan 3M.
"Level ini telah mendekati level sebelum pandemi Covid-19," kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat acara pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2020 secara virtual di Jakarta, Senin (4/1/2021). ( Baca juga:Kasus Covid-19 Meningkat, Tempat Tidur di Rumah Sakit Ditambah 30% )
Terkait initial public offering (IPO) di 2021, BEI menargetkan sekitar 30 perusahaan yang akan go public di tahun ini. Tahun lalu, menurut data OJK, tercatat sebanyak 53 emiten baru yang mendapat pernyataan efektif, dan 51 telah tercatat di bursa, sehingga menjadi penambahan terbanyak di ASEAN.
Menurut Airlangga, kondisi itu menunjukkan bahwa para investor percaya kepada pasar modal Indonesia sehingga menjadi dasar yang bagus untuk pengembangan pasar ke depan.
Airlangga menambahkan, rencana pelaksanaan vaksinasi massal di tahun ini juga akan memberikan sentimen positif untuk perekonomian 2021. "Sekarang vaksin sudah ada di berbagai daerah, diharapkan pertengahan Januari sekaligus menunggu data dari BPOM dan kehalalan vaksin bisa segera didistribusikan," ucap dia.
Sementara itu, dukungan program pemerintah sebesar Rp372,3 triliun diharapkan bisa menggenjot daya beli masyarakat sehingga bisa mendorong ekonomi Indonesia. "Semoga diharapkan bisa mengurangi dampak negatif dan bisa mengakselerasi peningkatan kerja bagi ekonomi Indonesia secara kompetitif, baik pengusaha nasional mapun investor," katanya. ( Baca juga:Bank Indonesia Ungkap Inflasi Sepanjang Tahun Lalu )
Pada intinya, seluruh strategi dan kebijakan pemerintah berhasil memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia dan mengendalikan pandemi Covid-19 di 2020. Perbaikan didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat, aktivitas produksi, dan kepercayaan masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi dengan protokol kesehatan 3M.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda