Duit Kartu Prakerja yang Keluar Lewat OVO Sebesar Rp3,4 Triliun
Sabtu, 09 Januari 2021 - 07:00 WIB
JAKARTA - OVO sebagai salah satu mitra pemerintah dalam program Kartu Prakerja telah menyalurkan Rp3,4 triliun dana insentif untuk peserta. Hingga 4 Desember 2020, OVO telah menyalurkan insentif kepada 1,66 juta peserta program. ( Baca juga:Gelombang ke-12 Kartu Prakerja Siap Dibuka, Pantau Terus )
Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra berharap dengan program ini semakin banyak angkatan kerja muda Indonesia yang dapat terbantu. Juga mendorong muncul berbagai wirausahawan muda yang membantu menggerakkan roda perekonomian Indonesia.
“Kami berharap langkah kecil yang dilakukan anak-anak jalanan membuka usaha dapat menjadi kesempatan bagi mereka untuk terus mengembangkan diri. Pengembangan sumber daya manusia adalah salah satu fokus kami di OVO dalam jangka panjang, untuk mendorong anak-anak muda Indonesia dapat memberikan kontribusi bagi bangsa,” kata Karaniya dalam keterangan tertulis, Jumat (8/1/2021).
Karaniya menambahkan, program Prakerja juga menjadi salah satu program dari pemerintah yang bisa mempercepat inklusi dan adopsi masyarakat terhadap layanan dompet digital. Tentunya ini akan mengakselerasi Indonesia untuk menjadi masyarakat nontunai.
“Dengan adanya program Prakerja, masyarakat mulai melek dengan kehadiran dompet digital, ini akan mempercepat harapan pemerintah untuk terciptanya ‘cashless society’,” pungkas Karaniya.
Salah satu peserta program pra kerja yang menggunakan OVO adalah Relawan Komunitas Tasawuf Underground, Aan Sujana (26). Setiap hari, ia membantu mantan anak jalanan dan punk belajar mengaji, dimulai dari Iqro. Pada saat yang sama, Aan mencoba mendaftar program Kartu Prakerja. Aan tidak menyangka, percobaannya berhasil.
Setelah lolos menjadi peserta, ia mengambil kursus desain dan fotografi. Dengan ilmu baru, ia berani mendaftar pekerjaan sebagai konsultan kegiatan masyarakat di Kota Medan dan diterima. Keberhasilan Aan dalam mengikuti program Prakerja mendorong anggota komunitas lain untuk mengikuti program Prakerja.
Menurut Survei Angkatan kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2020 menunjukkan bahwa 88,92% peserta Program Kartu Prakerja menyatakan terdapat peningkatan keterampilan yang dirasakan setelah mengikuti program. Sementara hasil survei manajemen pelaksana Kartu Prakerja menunjukkan bahwa lebih dari 83% peserta menyatakan telah meningkat keterampilan kerjanya baik skilling (kemampuan), reskilling (kemampuan baru), dan upskilling (peningkatan kemampuan). ( Baca juga:Jalur Pantura Gresik Terendam Banjir, Drainase Minim dan Mampet )
Program ini juga telah berhasil mencapai target kepesertaan 100%, yaitu 5,6 juta orang dari 43 juta orang yang mendaftar. Karenanya, program ini harus terus dilanjutkan agar para pencari kerja dapat terus berkarya meskipun di masa pandemi.
Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra berharap dengan program ini semakin banyak angkatan kerja muda Indonesia yang dapat terbantu. Juga mendorong muncul berbagai wirausahawan muda yang membantu menggerakkan roda perekonomian Indonesia.
“Kami berharap langkah kecil yang dilakukan anak-anak jalanan membuka usaha dapat menjadi kesempatan bagi mereka untuk terus mengembangkan diri. Pengembangan sumber daya manusia adalah salah satu fokus kami di OVO dalam jangka panjang, untuk mendorong anak-anak muda Indonesia dapat memberikan kontribusi bagi bangsa,” kata Karaniya dalam keterangan tertulis, Jumat (8/1/2021).
Karaniya menambahkan, program Prakerja juga menjadi salah satu program dari pemerintah yang bisa mempercepat inklusi dan adopsi masyarakat terhadap layanan dompet digital. Tentunya ini akan mengakselerasi Indonesia untuk menjadi masyarakat nontunai.
“Dengan adanya program Prakerja, masyarakat mulai melek dengan kehadiran dompet digital, ini akan mempercepat harapan pemerintah untuk terciptanya ‘cashless society’,” pungkas Karaniya.
Salah satu peserta program pra kerja yang menggunakan OVO adalah Relawan Komunitas Tasawuf Underground, Aan Sujana (26). Setiap hari, ia membantu mantan anak jalanan dan punk belajar mengaji, dimulai dari Iqro. Pada saat yang sama, Aan mencoba mendaftar program Kartu Prakerja. Aan tidak menyangka, percobaannya berhasil.
Setelah lolos menjadi peserta, ia mengambil kursus desain dan fotografi. Dengan ilmu baru, ia berani mendaftar pekerjaan sebagai konsultan kegiatan masyarakat di Kota Medan dan diterima. Keberhasilan Aan dalam mengikuti program Prakerja mendorong anggota komunitas lain untuk mengikuti program Prakerja.
Menurut Survei Angkatan kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2020 menunjukkan bahwa 88,92% peserta Program Kartu Prakerja menyatakan terdapat peningkatan keterampilan yang dirasakan setelah mengikuti program. Sementara hasil survei manajemen pelaksana Kartu Prakerja menunjukkan bahwa lebih dari 83% peserta menyatakan telah meningkat keterampilan kerjanya baik skilling (kemampuan), reskilling (kemampuan baru), dan upskilling (peningkatan kemampuan). ( Baca juga:Jalur Pantura Gresik Terendam Banjir, Drainase Minim dan Mampet )
Program ini juga telah berhasil mencapai target kepesertaan 100%, yaitu 5,6 juta orang dari 43 juta orang yang mendaftar. Karenanya, program ini harus terus dilanjutkan agar para pencari kerja dapat terus berkarya meskipun di masa pandemi.
(uka)
tulis komentar anda