Produksi Garam Nasional: Besar Target daripada Realisasi
Selasa, 26 Januari 2021 - 21:26 WIB
JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menargetkan produksi garam nasional pada 2021 mencapai 3,1 juta ton. Target itu sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Kemenko Marves 2020-2024.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Safri Burhanuddin menyebut, realisasi target itu melalui program Flagship PRN Garam Industri Terintegrasi dan Sentra Ekonomi Garam Rakyat (SEGAR). Meski begitu, target itu dinilai belum bisa dicapai karena kondisi alam yang kurang mendukung akibat curah hujan yang tinggi. ( Baca juga:Luhut Kerahkan Kapal Bantu Cari Bangkai Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 )
“Target kita 2021 itu 3,1 juta ton, tetapi melihat angka di tahun sebelumnya, paling tidak bisa mencapai 2,5 juta untuk produksi kebutuhan garam nasional. Untuk mencapai angka tersebut, paling tidak kita harus konsisten untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dari garam nasional ini,” ujar dia Selasa (26/1/2021).
Upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi garam, pemerintah mencatat perlunya strategis khusus. Terkait hal itu, Kemenko Marves bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menyusun strategi tersebut.
Kemenko Marves bertanggung jawab pada proses ekstensifikasi lahan garam dengan rencana beberapa tempat, seperti Teluk Kupang, Malaka, Nagekeo, Timor Tengah Selatan, dan Sumbawa. Kemudian KKP melalui Program Usaha Garam (PUGAR) dan SEGAR fokus pada intensifikasi lahan dan pengolahan garam.
Saat ini sudah berdiri Mini Washing Plant sebanyak tujuh unit dengan kapasitas 20 ton per hari yang tersebar di Karawang, Indramayu, Brebes, Pati, Gresik, Pasuruan, dan Sampang. Selain itu, telah dibangun pabrik pengolah garam rakyat menjadi garam industri dengan kapasitas 40.000 ton per tahun di Manyar, serta dibuatnya Gudang Garam Nasional sebanyak 27 unit dengan kapasitas 57.000 ton.
Sementara itu, BPPT berfokus pada teknologi untuk melakukan pemurnian garam atau Salt Refinery Plant, dan sudah ada satu pilot project yang jadi dengan kapasitas 40.000 ton per tahun yang direncanakan akan diuji coba oleh PT Garam (Persero). Selain itu, diversifikasi produk, pengendalian harga garam, dan penyerapan garam rakyat juga menjadi strategi dari pemerintah. ( Baca juga:Siapa Pemesan PSK Bawah Umur di Hotel Sunter? Ini Bocorannya dari Mucikari )
Senada, Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Amalyos menyebut, produksi yang berjalan sudah lebih dari 100.000 ton per tahun. Diharapkan garam kualitas industri yang sudah dapat diproduksi tersebut secara bertahap dapat didorong menjadi substitusi garam impor.
"Yang dalam kurun waktu 5 tahun belakang ini tren jumlahnya terus meningkat,” kata dia.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Safri Burhanuddin menyebut, realisasi target itu melalui program Flagship PRN Garam Industri Terintegrasi dan Sentra Ekonomi Garam Rakyat (SEGAR). Meski begitu, target itu dinilai belum bisa dicapai karena kondisi alam yang kurang mendukung akibat curah hujan yang tinggi. ( Baca juga:Luhut Kerahkan Kapal Bantu Cari Bangkai Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 )
“Target kita 2021 itu 3,1 juta ton, tetapi melihat angka di tahun sebelumnya, paling tidak bisa mencapai 2,5 juta untuk produksi kebutuhan garam nasional. Untuk mencapai angka tersebut, paling tidak kita harus konsisten untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dari garam nasional ini,” ujar dia Selasa (26/1/2021).
Upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi garam, pemerintah mencatat perlunya strategis khusus. Terkait hal itu, Kemenko Marves bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menyusun strategi tersebut.
Kemenko Marves bertanggung jawab pada proses ekstensifikasi lahan garam dengan rencana beberapa tempat, seperti Teluk Kupang, Malaka, Nagekeo, Timor Tengah Selatan, dan Sumbawa. Kemudian KKP melalui Program Usaha Garam (PUGAR) dan SEGAR fokus pada intensifikasi lahan dan pengolahan garam.
Saat ini sudah berdiri Mini Washing Plant sebanyak tujuh unit dengan kapasitas 20 ton per hari yang tersebar di Karawang, Indramayu, Brebes, Pati, Gresik, Pasuruan, dan Sampang. Selain itu, telah dibangun pabrik pengolah garam rakyat menjadi garam industri dengan kapasitas 40.000 ton per tahun di Manyar, serta dibuatnya Gudang Garam Nasional sebanyak 27 unit dengan kapasitas 57.000 ton.
Sementara itu, BPPT berfokus pada teknologi untuk melakukan pemurnian garam atau Salt Refinery Plant, dan sudah ada satu pilot project yang jadi dengan kapasitas 40.000 ton per tahun yang direncanakan akan diuji coba oleh PT Garam (Persero). Selain itu, diversifikasi produk, pengendalian harga garam, dan penyerapan garam rakyat juga menjadi strategi dari pemerintah. ( Baca juga:Siapa Pemesan PSK Bawah Umur di Hotel Sunter? Ini Bocorannya dari Mucikari )
Senada, Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Amalyos menyebut, produksi yang berjalan sudah lebih dari 100.000 ton per tahun. Diharapkan garam kualitas industri yang sudah dapat diproduksi tersebut secara bertahap dapat didorong menjadi substitusi garam impor.
"Yang dalam kurun waktu 5 tahun belakang ini tren jumlahnya terus meningkat,” kata dia.
(uka)
tulis komentar anda