PGN Bagikan Dividen Rp41,56 per Lembar Saham
Sabtu, 16 Mei 2020 - 14:07 WIB
JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat (15/5/2020), dengan mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Keuangan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tahun buku 2019. Dalam RUPST itu, PGN memutuskan membagikan dividen tahun buku 2019 sebesar Rp1.007.477.080.625,76 atau Rp41,56 per lembar saham kepada pemerintah dan pemegang saham.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan PGN berhasil mempertahankan kinerja positif pada 2019, dengan didukung oleh peningkatan kinerja operasional. Karena itu, PGN selaku Subholding Gas terus berkomitmen memperluas utilisasi gas bumi domestik.
Saat ini, PGN mempunyai lini bisnis pipanisasi Gas, CNG, dan LNG. PGN hadir melalui produk antara lain sinergi yang menyasar segmen pelanggan industri dan komersial, Gas Kita atau Jargas untuk pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil, Gas Link untuk pengguna CNG atau LNG, serta GasKu yang melayani sektor transportasi yang disalurkan ke pelanggan melalui SPBG.
"Dari kinerja konsolidasi secara operasional, pada sisi hulu PGN menorehkan catatan lifting minyak dan gas bumi sebesar 28.293 BOEPD, sedangkan pengelolaan bisnis hilir meliputi niaga gas sebesar 990 BBTUD, transmisi gas sebanyak 2.046 MMSCFD, dan bisnis hilir lainnya sebesar 228 BBTUD," kata Rachmat di Jakarta, Sabtu (16/5/2020). Baca Juga: PGN Pasok Gas Bumi ke Wisma Atlet Kemayoran
Realisasi volume transmisi dpengaruhi oleh penurunan volume Pertagas dan penghentian penyaluran gas oleh PCML melalui pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG) pada September 2019. Sementara itu, realisasi lifting lebih rendah dari tahun 2018 karena dipengaruhi oleh berakhirnya dua blok upstream yaitu SES dan Sanga-Sanga.
Tahun lalu, total aset yang dikelola PGN mencapai USD7,374 miliar. Dari sisi pendapatan mencapai USD3,849 miliar, dengan EBITDA sebesar USD1,040 miliar. Secara konsolidasian, PGN menghasilkan laba operasi sebesar USD546 juta, dengan laba bersih sebesar USD68 juta.
Realisasi Pendapatan atau EBITDA tahun 2019 dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan dari sisi upstream, karena berakhirnya dua blok pada akhir 2018 yaitu Blok Sanga-Sanga dan SES, serta harga ICP dan finance lease akbiat berhentinya pengaliran gas melalui pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG).
Secara lebih detil, kinerja keuangan ditopang geliat operasional. PGN selama tahun lalu, berhasil meningkatkan volume distribusi gas, dari posisi 960 BBTUD, naik 3% menjadi 990 BBTUD pada 2019. Sedangkan untuk transmisi gas, PGN menyalurkan volume sebesar 2.046 MMSCFD. Baca Juga: Ekspor LNG, PGN Jajaki Potensi Pasar Baru di ASEAN Hingga Eropa
Peningkatan operasi bisnis tersebut, tak lepas dari ekspansi pelayanan yang digarap PGN. Hingga tahun lalu, tercatat jumlah pelanggan distribusi gas mencapai 397.474, naik dari posisi 325.917 pada 2018, terlebih lagi adanya lompatan kenaikan jumlah pelanggan sejak 2014 yang hanya sebesar 96.049. Dengan demikian, PGN berhasil mengelola market share niaga gas bumi di Indonesia sebesar 92%.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan PGN berhasil mempertahankan kinerja positif pada 2019, dengan didukung oleh peningkatan kinerja operasional. Karena itu, PGN selaku Subholding Gas terus berkomitmen memperluas utilisasi gas bumi domestik.
Saat ini, PGN mempunyai lini bisnis pipanisasi Gas, CNG, dan LNG. PGN hadir melalui produk antara lain sinergi yang menyasar segmen pelanggan industri dan komersial, Gas Kita atau Jargas untuk pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil, Gas Link untuk pengguna CNG atau LNG, serta GasKu yang melayani sektor transportasi yang disalurkan ke pelanggan melalui SPBG.
"Dari kinerja konsolidasi secara operasional, pada sisi hulu PGN menorehkan catatan lifting minyak dan gas bumi sebesar 28.293 BOEPD, sedangkan pengelolaan bisnis hilir meliputi niaga gas sebesar 990 BBTUD, transmisi gas sebanyak 2.046 MMSCFD, dan bisnis hilir lainnya sebesar 228 BBTUD," kata Rachmat di Jakarta, Sabtu (16/5/2020). Baca Juga: PGN Pasok Gas Bumi ke Wisma Atlet Kemayoran
Realisasi volume transmisi dpengaruhi oleh penurunan volume Pertagas dan penghentian penyaluran gas oleh PCML melalui pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG) pada September 2019. Sementara itu, realisasi lifting lebih rendah dari tahun 2018 karena dipengaruhi oleh berakhirnya dua blok upstream yaitu SES dan Sanga-Sanga.
Tahun lalu, total aset yang dikelola PGN mencapai USD7,374 miliar. Dari sisi pendapatan mencapai USD3,849 miliar, dengan EBITDA sebesar USD1,040 miliar. Secara konsolidasian, PGN menghasilkan laba operasi sebesar USD546 juta, dengan laba bersih sebesar USD68 juta.
Realisasi Pendapatan atau EBITDA tahun 2019 dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan dari sisi upstream, karena berakhirnya dua blok pada akhir 2018 yaitu Blok Sanga-Sanga dan SES, serta harga ICP dan finance lease akbiat berhentinya pengaliran gas melalui pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG).
Secara lebih detil, kinerja keuangan ditopang geliat operasional. PGN selama tahun lalu, berhasil meningkatkan volume distribusi gas, dari posisi 960 BBTUD, naik 3% menjadi 990 BBTUD pada 2019. Sedangkan untuk transmisi gas, PGN menyalurkan volume sebesar 2.046 MMSCFD. Baca Juga: Ekspor LNG, PGN Jajaki Potensi Pasar Baru di ASEAN Hingga Eropa
Peningkatan operasi bisnis tersebut, tak lepas dari ekspansi pelayanan yang digarap PGN. Hingga tahun lalu, tercatat jumlah pelanggan distribusi gas mencapai 397.474, naik dari posisi 325.917 pada 2018, terlebih lagi adanya lompatan kenaikan jumlah pelanggan sejak 2014 yang hanya sebesar 96.049. Dengan demikian, PGN berhasil mengelola market share niaga gas bumi di Indonesia sebesar 92%.
Lihat Juga :
tulis komentar anda