Manufaktur Indonesia Alami Pemulihan di Awal Tahun 2021

Senin, 01 Februari 2021 - 09:06 WIB
foto/ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - IHS Markit mencatat Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia naik selama empat bulan berturut-turut. Pada bulan Januari 2021, PMI Manufaktur Indonesia sebesar 52,2 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesad 51,3.

PMI di atas angka 50 menandakan bahwa sejumlah sektor manufaktur masih melakukan upaya perluasan usaha atau ekspansif. Selain itu, peningkatan terbaru di sektor kesehatan merupakan yang paling cepat selama enam setengah tahun, dan yang paling besar sejak survei dimulai pada bulan April 2011. ( Baca juga:Wah, Jika 'Penampilan' Industri Kaca Buram, Harga Gas Bakal Dinaikkan )

Direktur Ekonomi IHS Markit Andrew Harker mengatakan, sektor manufaktur Indonesia masih dalam jalur pemulihan pada awal tahun 2021, dengan pertumbuhan output dan pesanan baru di antara yang terbaik dalam survei selama satu dekade ini.

"Tren ini memberikan dorongan kepercayaan lebih lanjut, yang paling tinggi dalam empat tahun pada awal tahun," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (1/2/2021).



Namun demikian, satu aspek negatif dari survei adalah pekerjaan yang terus turun pada bulan Januari. "Ini menekankan bahwa meskipun perkembangan menuju pemulihan telah dibuat, masih ada beberapa cara untuk dilakukan sebelum aktivitas yang hilang pada tahun lalu dapat diperbaiki," jelasnya.

Pemulihan sektor manufaktur Indonesia pada bulan Januari baik output dan permintaan baru berkembang pada laju yang semakin cepat dan kepercayaan bisnis mencapai level tertinggi dalam empat tahun. Namun, tingkat penurunan yang disebabkan oleh penyakit corona virus 2019 (Covid-19) membuat kapasitas cadangan tetap terjadi, dan perusahaan kembali mengurangi pekerjaan.

Masalah dalam rantai pasokan semakin tampak, dengan kurangnya bahan-bahan yang menyebabkan kenaikan biaya input paling tajam sejak bulan Oktober 2018.

Ekspansi solid dan semakin cepat dalam permintaan baru tercatat selama bulan Januari, dengan kenaikan ketiga pada jumlah bisnis baru yang paling kuat sejak bulan Juli 2014. Naiknya permintaan baru menunjukkan pemulihan permintaan konsumen lebih lanjut. ( Baca juga:BlackBerry Pakai 'Jurus Kungfu' Melawan Mobil Otonom Tesla )

Meski begitu, pesanan ekspor baru kembali turun karena pandemi Covid-19 terus memengaruhi perdagangan ekspor. Turunnya bisnis baru dari luar negeri merupakan yang keempat belas dalam beberapa bulan.

Peningkatan dalam jumlah pesanan baru mendorong kenaikan produksi manufaktur lebih lanjut pada awal tahun 2021. Selain itu, tingkat pertumbuhan merupakan yang paling cepat kedua dalam sejarah survei, tepat di bawah rekor bulan November.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More