Kantongi Aset Rp72,5 Triliun, Bos Holding BUMN Asuransi Klaim Jadi Nomor Satu
Jum'at, 05 Februari 2021 - 23:54 WIB
JAKARTA - Holding BUMN perasuransian dan penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG) baru saja diresmikan Kementerian BUMN pada Oktober 2020 lalu. Meski begitu, manajemen perseroan mengklaim menjadi lembaga keuangan non perbankan terbesar di Indonesia.
Direktur Utama IFG, Robertus BiIlitea menuturkan, usai holding dibentuk nilai investasinya yang diperoleh mencapai 70%. "Investasi umum kami berada di angka 70 persen, jadi nomor satu. Kalau bahana kami nomor 2 di dana kelola," ujar dia dalam diskusi BUMN, Jumat (5/2/2021).
IFG membawahi 9 anggota holding di antaranya, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Jasa Raharja, dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tata Utama dan PT Bahana Kapital Investa.
Dalam proses konsolidasi yang dilakukan pada 2020 lalu, perseroan pelat merah ini mampu memperoleh nilai aset sebesar Rp72,5 triliun. "Setelah konsolidasi dengan adanya inbreng saham pemerintah yang berasa dari Jasa Raharja, Jamkrindo, Jasindo, dan Askrindo maka total aset menjadi Rp72,5 triliun,” kata dia.
Total ekuitas saat ini mencapai Rp36,7 triliun dari semula ekuitas BPUI hanya mencapai Rp1,3 triliun. Sementara, total pendapatan holding pun menjadi Rp4,2 triliun, dari semula hanya sebesar Rp127 miliar.
"Jadi perusahaan-perusahaan asuransi lain di Indonesia kalah, untuk di asuransi umum kita nomor satu, nanti di asuransi jiwa dengan kita mendirikan IFG life punya posisi sekitar nomor lima," tuturnya.
Direktur Utama IFG, Robertus BiIlitea menuturkan, usai holding dibentuk nilai investasinya yang diperoleh mencapai 70%. "Investasi umum kami berada di angka 70 persen, jadi nomor satu. Kalau bahana kami nomor 2 di dana kelola," ujar dia dalam diskusi BUMN, Jumat (5/2/2021).
IFG membawahi 9 anggota holding di antaranya, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Jasa Raharja, dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tata Utama dan PT Bahana Kapital Investa.
Dalam proses konsolidasi yang dilakukan pada 2020 lalu, perseroan pelat merah ini mampu memperoleh nilai aset sebesar Rp72,5 triliun. "Setelah konsolidasi dengan adanya inbreng saham pemerintah yang berasa dari Jasa Raharja, Jamkrindo, Jasindo, dan Askrindo maka total aset menjadi Rp72,5 triliun,” kata dia.
Total ekuitas saat ini mencapai Rp36,7 triliun dari semula ekuitas BPUI hanya mencapai Rp1,3 triliun. Sementara, total pendapatan holding pun menjadi Rp4,2 triliun, dari semula hanya sebesar Rp127 miliar.
"Jadi perusahaan-perusahaan asuransi lain di Indonesia kalah, untuk di asuransi umum kita nomor satu, nanti di asuransi jiwa dengan kita mendirikan IFG life punya posisi sekitar nomor lima," tuturnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda