Tesla Pilih India Bangun Pabrik Mobil Listrik, Erick: Kita Terus Mengadakan Pembicaraan
Selasa, 23 Februari 2021 - 13:07 WIB
JAKARTA - Kabar berembus bahwa perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla Inc , memilih India daripada Indonesia untuk membangun pabrik mobil listrik . Kabar itu kemudian ditepis Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir .
Erick menegaskan, pemerintah masih tengah melakukan negosiasi dan diskusi dengan Tesla dan sejumlah perusahaan besar lain, baik dari Jepang maupun AS untuk bergabung dalam ekosistem pabrik kendaraan listrik (EV battery) milik Indonesia. Proyek strategi itu tengah digenjot saat ini. ( Baca juga:Tak Masalah Tesla Pilih India, RI Bisa Tarik Investasi Calon Mitra Lainnya )
"Kita terus mengadakan pembicaraan dengan beberapa perusahaan besar lainnya dari Jepang, Amerika termasuk yang sering dibicarakan di publik, yaitu Tesla," ujar Erick dalam gelaran virtual The Indonesia 2021 Summit, The Future is Now, Leading in The Era of Disruptions, Selasa (23/2/2021).
Kabar itu pun sudah ditanggapi pemerintah sebelumnya, melalui Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto menyebut, meski tidak secara spesifik menyampaikan sikap Tesla, namun dia mengutarakan bahwa saat ini masih ada perjanjian. Sayangnya, perjanjian itu tidak boleh diungkapkan ke publik.
"Maaf, saya ada non-disclosure agreement (perjanjian tidak boleh diungkapkan ke publik). Tidak bisa disclose (ungkapkan) apa-apa," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia.
Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi sendiri pun sudah menerima proposal rencana investasi dari perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat itu.
Saat ini, Indonesia sudah membuat kesepakatan perjanjian kerja sama dengan produsen global lainnya untuk EV battery di Indonesia. Misalnya dalam penandatanganan perjanjian antara konsorsium BUMN di bawah PT Pertamina, PT PLN, dan MIND ID sebagai holding company pertambangan dengan CATL dan LG Chem. ( Baca juga:Jadi Trending Topik, Giring Diminta Belajar Letak Geografis Jakarta )
Erick meyakini dengan penggarapan EV battery akan menjadi fondasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang ke depan.
"Nah hal-hal ini tentu tidak lain Indonesia tumbuh dengan program yang jelas seperti EV battery. Tidak hanya untuk satu tahun, tapi 20 tahun yang akan datang berdasarkan kekuatan sumber daya alam Indonesia," katanya.
Erick menegaskan, pemerintah masih tengah melakukan negosiasi dan diskusi dengan Tesla dan sejumlah perusahaan besar lain, baik dari Jepang maupun AS untuk bergabung dalam ekosistem pabrik kendaraan listrik (EV battery) milik Indonesia. Proyek strategi itu tengah digenjot saat ini. ( Baca juga:Tak Masalah Tesla Pilih India, RI Bisa Tarik Investasi Calon Mitra Lainnya )
"Kita terus mengadakan pembicaraan dengan beberapa perusahaan besar lainnya dari Jepang, Amerika termasuk yang sering dibicarakan di publik, yaitu Tesla," ujar Erick dalam gelaran virtual The Indonesia 2021 Summit, The Future is Now, Leading in The Era of Disruptions, Selasa (23/2/2021).
Kabar itu pun sudah ditanggapi pemerintah sebelumnya, melalui Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto menyebut, meski tidak secara spesifik menyampaikan sikap Tesla, namun dia mengutarakan bahwa saat ini masih ada perjanjian. Sayangnya, perjanjian itu tidak boleh diungkapkan ke publik.
"Maaf, saya ada non-disclosure agreement (perjanjian tidak boleh diungkapkan ke publik). Tidak bisa disclose (ungkapkan) apa-apa," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia.
Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi sendiri pun sudah menerima proposal rencana investasi dari perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat itu.
Saat ini, Indonesia sudah membuat kesepakatan perjanjian kerja sama dengan produsen global lainnya untuk EV battery di Indonesia. Misalnya dalam penandatanganan perjanjian antara konsorsium BUMN di bawah PT Pertamina, PT PLN, dan MIND ID sebagai holding company pertambangan dengan CATL dan LG Chem. ( Baca juga:Jadi Trending Topik, Giring Diminta Belajar Letak Geografis Jakarta )
Erick meyakini dengan penggarapan EV battery akan menjadi fondasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang ke depan.
"Nah hal-hal ini tentu tidak lain Indonesia tumbuh dengan program yang jelas seperti EV battery. Tidak hanya untuk satu tahun, tapi 20 tahun yang akan datang berdasarkan kekuatan sumber daya alam Indonesia," katanya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda