Kurang Apa Lagi yang Allah Berikan ke Jawa Barat, Mentan SYL: Sekarang Cari Uang di Desa

Rabu, 10 Maret 2021 - 17:12 WIB
Dimana Jawa Barat menurut Mentan SYL adalah tanah yang subur dan indah. Lantaran itu Ia meminta petani-petani yang ada di Cicalengka harus mengoptimalkan pemberian Allah SWT. Foto/Dok
CICALENGKA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong, petani -petani untuk mengoptimalkan kelebihan yang ada di daerahnya, khususnya bagi petani di Cicalengka. Dimana Jawa Barat menurut Mentan SYL adalah tanah yang subur dan indah.

"Kurang apa lagi Allah berikan kepada Jawa Barat . Karena itu, petani-petani kita yang ada di Cicalengka ini harus mengoptimalkan pemberian ini. Milenial harus diturunkan. Sekarang, cari uang di desa. Karena disana ada pertanian, sumber kehidupan," kata Mentan SYL di Desa Narawita Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021).





Lebih lanjut Ia memberikan, apresiasi kepada semua pihak yang menunjukkan kepedulian dan perhatian yang tinggi kepada para petani dan upaya yang dilakukan dalam rangka regenerasi petani. Hal itu disampaikan Mentan Yasin Limpo saat menghadiri Program Milenial Smartfarming kerjasama PT BNI dengan Kementerian Pertanian.

"Siapa lagi yang akan membantu negara ini kalau bukan kita-kita semua. Saat ini yang penting dan mendesak adalah kebersamaan," terang Yasin Limpo.

Menurutnya, momen hari ini merupakan wujud komitmen bersama antara pemerintah, BUMN, swasta dalam membangun ekosistem smartfarming. "Sinergi ini adalah bentuk nyata merealisasikan arahan dan visi Presiden untuk mengakselerasi upaya peningkatan kualitas SDM pertanian berbasis teknologi," ungkapnya.

Selain menghadiri penandatanganan kerja sama, Mentan SYL, bersama Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jawa Barat, Beni Ahmad Bachtiar, Komandan Korem (Danrem) 062/Tarumanagara, Muchidin, Direktur Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto, melakukan panen jagung pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi bersama petani milenial.



Direktur Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto mengatakan, bahwa membangun pertanian membutuhkan effort yang luar biasa. Menurutnya, program intensifikasi dan ekstenfikasi perlu didukung dengan pola pembangunan yang sesuai dengan era sekarang, yaitu smartfarming.

"Disruption bukan hanya di teknologi, tapi juga pada cara-cara lama. Cara lama mengelola pertanian mungkin bisa dikembangkan dengan smartfarming ini. Membaca cuaca, kapan pemupukan, bisa dideteksi dengan teknologi," ujarnya.

Sementara itu, Andi perwakilan petani milenial penerima KUR yang menggunakan aplikasi agree dan alat sensor ritx mengatakan, bahwa ia sangat terbantu sebagai petani jagung. "Aplikasi ini mempermudah memantau lahan dimana dan kapanpun. Mulai dari kondisi lahan. Alat sensor dapat mengendalaikan lahan jagung mulai penyiapan lahan pemupukan dan lain sebagainya yang sudah diinstall di hand phone," ujarnya.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More