Makanan Indonesia Raup Penjualan Rp173 M di Foodex 2021 Jepang
Rabu, 17 Maret 2021 - 09:25 WIB
JAKARTA - Di tengah status state of emergency (SOE) yang diberlakukan pemerintah Jepang , produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia sukses meraup transaksi dagang hingga USD12 juta atau sekitar Rp173,11 miliar dalam pameran the 46th International Food and Beverage Exhibitions (Foodex) 2021.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menjelaskan partipasi Indonesia di dalam gelaran Foodex ke-46 merupakan salah satu prioritas Kementerian Perdagangan (Kemendag) di masa pandemi, yaitu mendorong ekspor produk mamin. Permintaan produk mamin biasanya bertahan, bahkan cenderung meningkat.
"Permintaan yang besar ini perlu didukung pemangku kepentingan lain seperti perbankan terkait bantuan pembiayaan/permodalan ekspornya; serta produsen terkait ketersediaan, kualitas, dan kontinuitas barang. Selain itu, peran perwakilan perdagangan di luar negeri diharapkan akan mendorong terjadinya transaksi dan kerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka menggenjot ekspor Indonesia," kata Lutfi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (17/3/2021).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan mengatakan, transaksi dagang sebesar USD12 juta dalam Foodex 2021 tersebut utamnya merupakan kontribusi dari transaksi produk ayam kaarage beku dan durian beku dalam kemasan senilai sebesar USD9 juta. "Lainnya adalah produk camilan, saos sambal, dan bumbu-bumbu yang mendapatkan order hingga USD3 juta," jelas Kasan.
Menurut Kasan, pemberlakuan SOE di Jepang telah menggeser kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi mamin yang praktis atau sekali pakai hingga makanan beku dalam kemasan menjadi primadona pada Foodex tahun ini.
"Selain itu, kondisi geografis yang rawan bencana dan demografi Jepang yang mulai menua serta mayoritas wanita Jepang yang juga turut aktif sebagai pekerja kantoran, membuat makanan beku menjadi tren dan semakin digemari di Jepang," imbuh Kasan.
Foodex 2021 yang dilaksanakan selama 4 hari tersebut dihadiri lebih dari 26.000 pengunjung dari kalangan buyers, tradings, retailers, hingga produsen mamin di wilayah Jepang dan sekitarnya. Pameran yang diselenggarakan di pusat pertemuan Makuharie Messe ini diikuti lebih dari 40 negara, termasuk Indonesia. Indonesia menghadirkan Paviliun Indonesia dan diikuti perwakilan dari 17 produsen serta pelaku usaha mamin Indonesia.
Kunjungan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia pada Oktober tahun lalu berdampak secara tidak langsung dengan ramainya Paviliun Indonesia selama pameran. Kunjungan tersebut menandakan arti penting Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya sebagai refleksi komitmen bersama kemitraan strategis antara Jepang dan Indonesia.
Keberhasilan ini menunjukkan produk mamin Indonesia sangat diminati di pasar Jepang. Apalagi Jepang merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki potensi pasar yang besar. Hal ini terlihat pada peningkatan nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke Jepang selama lima tahun terakhir (2016-2020) sebesar 8,72%.
Nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke Jepang pada 2020 tercatat sebesar USD211,7 juta dan menempatkan Indonesia sebagai eksportir ke-10 produk makanan olahan ke Jepang dengan pangsa pasar 1,77 persen. Produk utama makanan olahan ke Jepang di antaranya olahan udang, olahan ikan, olahan kepiting, biskuit, dan olahan buah-buahan.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menjelaskan partipasi Indonesia di dalam gelaran Foodex ke-46 merupakan salah satu prioritas Kementerian Perdagangan (Kemendag) di masa pandemi, yaitu mendorong ekspor produk mamin. Permintaan produk mamin biasanya bertahan, bahkan cenderung meningkat.
Baca Juga
"Permintaan yang besar ini perlu didukung pemangku kepentingan lain seperti perbankan terkait bantuan pembiayaan/permodalan ekspornya; serta produsen terkait ketersediaan, kualitas, dan kontinuitas barang. Selain itu, peran perwakilan perdagangan di luar negeri diharapkan akan mendorong terjadinya transaksi dan kerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka menggenjot ekspor Indonesia," kata Lutfi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (17/3/2021).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan mengatakan, transaksi dagang sebesar USD12 juta dalam Foodex 2021 tersebut utamnya merupakan kontribusi dari transaksi produk ayam kaarage beku dan durian beku dalam kemasan senilai sebesar USD9 juta. "Lainnya adalah produk camilan, saos sambal, dan bumbu-bumbu yang mendapatkan order hingga USD3 juta," jelas Kasan.
Menurut Kasan, pemberlakuan SOE di Jepang telah menggeser kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi mamin yang praktis atau sekali pakai hingga makanan beku dalam kemasan menjadi primadona pada Foodex tahun ini.
"Selain itu, kondisi geografis yang rawan bencana dan demografi Jepang yang mulai menua serta mayoritas wanita Jepang yang juga turut aktif sebagai pekerja kantoran, membuat makanan beku menjadi tren dan semakin digemari di Jepang," imbuh Kasan.
Foodex 2021 yang dilaksanakan selama 4 hari tersebut dihadiri lebih dari 26.000 pengunjung dari kalangan buyers, tradings, retailers, hingga produsen mamin di wilayah Jepang dan sekitarnya. Pameran yang diselenggarakan di pusat pertemuan Makuharie Messe ini diikuti lebih dari 40 negara, termasuk Indonesia. Indonesia menghadirkan Paviliun Indonesia dan diikuti perwakilan dari 17 produsen serta pelaku usaha mamin Indonesia.
Kunjungan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia pada Oktober tahun lalu berdampak secara tidak langsung dengan ramainya Paviliun Indonesia selama pameran. Kunjungan tersebut menandakan arti penting Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya sebagai refleksi komitmen bersama kemitraan strategis antara Jepang dan Indonesia.
Keberhasilan ini menunjukkan produk mamin Indonesia sangat diminati di pasar Jepang. Apalagi Jepang merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki potensi pasar yang besar. Hal ini terlihat pada peningkatan nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke Jepang selama lima tahun terakhir (2016-2020) sebesar 8,72%.
Nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke Jepang pada 2020 tercatat sebesar USD211,7 juta dan menempatkan Indonesia sebagai eksportir ke-10 produk makanan olahan ke Jepang dengan pangsa pasar 1,77 persen. Produk utama makanan olahan ke Jepang di antaranya olahan udang, olahan ikan, olahan kepiting, biskuit, dan olahan buah-buahan.
(fai)
tulis komentar anda