Wilayah Kerja Rokan 'Rakus' Akan Listrik dan Uap

Selasa, 23 Maret 2021 - 00:50 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Dalam menjamin pasokan listrik dan uap dalam operasional Wilayah Kerja (WK) Rokan , PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah menyepakati dan menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dan Uap (PJBTLU) pada 1 Februari 2021 lalu.

Dari kesepakatan tersebut, PLN akan menjalankan dua tahap untuk memastikan suplai listrik dalam operasional WK Rokan tersedia dengan aman. Tahap pertama, masa transisi dengan memanfaatkan pembangkit listrik eksisting yang akan berlangsung selama tiga tahun, mulai 9 Agustus 2021. Tahap kedua, masa layanan permanen akan mengandalkan pembangkit dan jaringan PLN yang akan dimulai pada 2024.

( Baca juga:Dipelototi Pemerintah dan DPR, Ini Perkembangan Alih Kelola Blok Rokan )



Berdasarkan data, dengan rata-rata produksi berada di kisaran 161.000 barel per hari, saat ini WK Rokan membutuhkan pasokan listrik mencapai 400 megawatt (MW) dan uap sebesar 335.000 barel standar per hari (MBSPD).

"Pasokan listrik dari PLN diyakini Pertamina lebih andal dengan pembangunan jaringan interkoneksi sistem dan gardu induk serta dapat dibackup dari pembangkit listrik lain, sehingga dapat meningkatkan kapasitas suplai listrik untuk kegiatan operasional WK Rokan," ujar Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relation Pertamina Agus Suprijanto dalam siaran pers, Senin (22/3/2021).

Agus Suprijanto menambahkan, Pertamina sebagai holding akan mengawal kinerja PHR untuk memastikan proses alih kelola WK Rokan berjalan dengan baik dalam rangka menjaga produksi migas nasional yang sekitar 25% dikontribusikan dari produksi WK Rokan. Produksi tersebut diperoleh dari lima lapangan besar, yaitu Duri, Minas, Bangko, Balam South, dan Petapahan yang tersebar di lima kabupaten di Provinsi Riau.

"Mengingat WK Rokan tersebut tergolong mature, Pertamina akan memanfaatkan teknologi terkini dan telah mempersiapkan program jangka panjang untuk menahan laju penurunan produksi minyak di WK Rokan," jelasnya.

( Baca juga:Taiwan Kehilangan Dua Jet Tempur dalam Tabrakan di Atas Laut )

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mempertahankan produksi WK Rokan, di antaranya mempersiapkan dan menyelesaikan proses perizinan, proses peralihan pekerja, memastikan alih kontrak barang dan jasa serta data transfer dari operator existing berjalan lancar.

"Pertamina terus membangun komunikasi dengan pemerintah untuk memastikan investasi, kelancaran program pengeboran PHR di WK Rokan sepanjang 2021 tetap berjalan, yakni 84 sumur yang terdiri dari 44 sumur pengembangan dan 40 sumur tambahan lainnya," ungkap Agus.

Selain Pengeboran sumur pengembangan, lanjut Agus, dalam jangka panjang disiapkan pula program lainnya berupa Infill Drilling, pengeboran sumur eksplorasi, workover/well intervention, optimasi program waterflood dan steamflood serta program lainnya untuk menambah cadangan.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More