Banjir Sentimen Negatif Domestik, IHSG Alami Tren Melemah
Rabu, 31 Maret 2021 - 10:30 WIB
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berada di zona merah pada pembukaan perdagangan pagi hari ini. Indeks tertekan 0,67% ke level 6.030. Head of Research FAC Sekuritas Wisnu Prambudi mengatakan, IHSG memang dibanjiri kombinasi sentimen domestik yang mayoritas negatif. Menurutnya, saat ini trend IHSG sudah melemah.
“Kemarin ada kasus bom bunuh diri, kemudian terbakarnya kilang Pertamina di Balongan, terus ada di mana BP Jamsostek punya rencana mengurangi porsi investasi di saham dan Reksadana. Jadi, kami melihat sebenarnya ada kombinasi hal tersebut dan juga ekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021 itu sedikit lebih rendah dibandingkan ekspektasi,” katanya dalam acara Market Opening IDX Channel, Rabu (31/3/2021).
Wisnu menjelaskan, dari hasil penelusuran saat ini BP Jamsostek memiliki porsi di saham kurang lebih 14%, deposito 12%, dan 65%-an di obligasi. Hal ini menunjukkan saham merupakan yang paling berfluktuasi. Oleh karena itu, BP Jamsostek ingin berinvestasi secara langsung untuk menghindari fluktuasi yang ada.
“Mereka melihat bahwa intinya ingin re-balancing portofolio. Kemudian, mereka ingin berkontribusi juga ke Sovereign Wealth Fund (SWF) sebenarnya jika dilihat dari polanya. Hanya memang keputusan detailnya kita masih belum bisa tahu. Cuma kemarin sudah ada di beberapa surat kabar yang membahas bahwa ada peluang BP Jamsostek itu ikut investasi di INA ya di SWF-nya Indonesia,” ujar dia.
Wisnu kemudian merekomendasikan beberapa saham yang bisa menjadi pertimbangan para investor. Adapun saham-saham tersebut diantaranya adalah BRPT, TBIG, BTPS, dan GGRM.
“Kemarin ada kasus bom bunuh diri, kemudian terbakarnya kilang Pertamina di Balongan, terus ada di mana BP Jamsostek punya rencana mengurangi porsi investasi di saham dan Reksadana. Jadi, kami melihat sebenarnya ada kombinasi hal tersebut dan juga ekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021 itu sedikit lebih rendah dibandingkan ekspektasi,” katanya dalam acara Market Opening IDX Channel, Rabu (31/3/2021).
Wisnu menjelaskan, dari hasil penelusuran saat ini BP Jamsostek memiliki porsi di saham kurang lebih 14%, deposito 12%, dan 65%-an di obligasi. Hal ini menunjukkan saham merupakan yang paling berfluktuasi. Oleh karena itu, BP Jamsostek ingin berinvestasi secara langsung untuk menghindari fluktuasi yang ada.
“Mereka melihat bahwa intinya ingin re-balancing portofolio. Kemudian, mereka ingin berkontribusi juga ke Sovereign Wealth Fund (SWF) sebenarnya jika dilihat dari polanya. Hanya memang keputusan detailnya kita masih belum bisa tahu. Cuma kemarin sudah ada di beberapa surat kabar yang membahas bahwa ada peluang BP Jamsostek itu ikut investasi di INA ya di SWF-nya Indonesia,” ujar dia.
Baca Juga
Wisnu kemudian merekomendasikan beberapa saham yang bisa menjadi pertimbangan para investor. Adapun saham-saham tersebut diantaranya adalah BRPT, TBIG, BTPS, dan GGRM.
(ind)
tulis komentar anda