LRT Jabodebek Menuju Operasional di 2022, Begini Progresnya
Kamis, 08 April 2021 - 15:17 WIB
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI terus melakukan persiapan guna mendukung operasional Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang direncanakan beroperasi pada pertengahan 2022 mendatang. Persiapan KAI saat ini difokuskan pada aspek sarana dan prasarana.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus mencatat, progress LRT Jabodebek pada kuartal I-2021 cukup signifikan. Sejak 3-4 April 2021, KAI melalui Divisi LRT Jabodebek melakukan unloading sarana LRT berupa trainset ke-20 (TS20) dan TS21 di Stasiun Harjamukti, Depok, Jawa Barat.
TS20 dan TS21 ini dikirim langsung dari pabrikannya yakni PT INKA, Madiun menuju Stasiun LRT Harjamukti. Masing-masing rangkaian ini terdiri dari 6 kereta. Sebelum dikirim ke Stasiun Harjamukti, kereta telah melalui pengujian statis di Madiun dan selanjutnya akan melalui uji dinamis dari Stasiun Harjamukti sampai Stasiun Taman Mini, Jakarta.
“ Proses pengiriman sarana berjalan baik, demikian pula dengan proses unloadingnya. Pun untuk berbagai tahapan ujinya kita harapkan berjalan lancar,” ujar Joni, Kamis (8/4/2021).
Tibanya TS20 dan TS21 ini berarti menambah jumlah trainset LRT yang sudah tiba di Stasiun Harjamukti menjadi 21 trainset. Selanjutnya masih terdapat 10 trainset yang akan dikirim oleh INKA secara berkala.
Sarana kereta LRT Jabodebek memiliki lebar badan kereta maksimum 2.650 mm dan tinggi atap kereta maksimum 3.685 mm, sedangkan lebar relnya 1.435 mm. Satu rangkaian LRT Jabodebek ini memiliki kapasitas angkut 740 orang pada kondisi normal, dan 1.308 penumpang pada kondisi padat dengan konfigurasi 174 penumpang duduk dan 566 penumpang berdiri.
"Sementara LRT ini memiliki kecepatan operasi maksimum 80 km per jam, dan kecepatan desain 90 km per jam," katanya.
LRT Jabodebek juga memiliki sistem persinyalan Moving Block CBTC GoA-3 (driverless) yang merupakan sistem persinyalan GOA-3 pertama di Indonesia. Sama seperti pendahulunya LRT Sumatera Selatan, LRT Jabodebek juga menggunakan teknologi Third Rail System atau Sistem Rel Ketiga untuk menghantarkan listrik sebagai daya penggerak kereta.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus mencatat, progress LRT Jabodebek pada kuartal I-2021 cukup signifikan. Sejak 3-4 April 2021, KAI melalui Divisi LRT Jabodebek melakukan unloading sarana LRT berupa trainset ke-20 (TS20) dan TS21 di Stasiun Harjamukti, Depok, Jawa Barat.
TS20 dan TS21 ini dikirim langsung dari pabrikannya yakni PT INKA, Madiun menuju Stasiun LRT Harjamukti. Masing-masing rangkaian ini terdiri dari 6 kereta. Sebelum dikirim ke Stasiun Harjamukti, kereta telah melalui pengujian statis di Madiun dan selanjutnya akan melalui uji dinamis dari Stasiun Harjamukti sampai Stasiun Taman Mini, Jakarta.
“ Proses pengiriman sarana berjalan baik, demikian pula dengan proses unloadingnya. Pun untuk berbagai tahapan ujinya kita harapkan berjalan lancar,” ujar Joni, Kamis (8/4/2021).
Tibanya TS20 dan TS21 ini berarti menambah jumlah trainset LRT yang sudah tiba di Stasiun Harjamukti menjadi 21 trainset. Selanjutnya masih terdapat 10 trainset yang akan dikirim oleh INKA secara berkala.
Sarana kereta LRT Jabodebek memiliki lebar badan kereta maksimum 2.650 mm dan tinggi atap kereta maksimum 3.685 mm, sedangkan lebar relnya 1.435 mm. Satu rangkaian LRT Jabodebek ini memiliki kapasitas angkut 740 orang pada kondisi normal, dan 1.308 penumpang pada kondisi padat dengan konfigurasi 174 penumpang duduk dan 566 penumpang berdiri.
"Sementara LRT ini memiliki kecepatan operasi maksimum 80 km per jam, dan kecepatan desain 90 km per jam," katanya.
LRT Jabodebek juga memiliki sistem persinyalan Moving Block CBTC GoA-3 (driverless) yang merupakan sistem persinyalan GOA-3 pertama di Indonesia. Sama seperti pendahulunya LRT Sumatera Selatan, LRT Jabodebek juga menggunakan teknologi Third Rail System atau Sistem Rel Ketiga untuk menghantarkan listrik sebagai daya penggerak kereta.
tulis komentar anda