Tanggapi Dahlan Iskan, Bos HK Beberkan Penyebab Kinerja BUMN Karya Berdarah-darah
Jum'at, 16 April 2021 - 18:59 WIB
JAKARTA - Keuangan badan usaha milik negara (BUMN) karya mendapatkan sorotan dalam beberapa waktu belakangan ini. Hal ini menyusul anjloknya pendapatan dari BUMN karya pada tahun lalu.
Bahkan Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan juga ikut menyoroti kinerja keuangan BUMN di sektor konstruksi (BUMN Karya) yang anjlok. Dahlan Iskan mencatat, ada beberapa sebab meruginya BUMN, salah satunya bunga bank yang tinggi.
Menurut Dahlan, dalam pengerjaan proyek manajemen membutuhkan modal yang besar. Sumber pendanaan itu hanya bisa diperoleh melalui pihak ketiga, salah satunya melalui perbankan. ( Baca juga:Bidik Kontrak Rp40 Triliun, WIKA Pede Bisa Raup Laba Rp1,05 Triliun )
Dana bank menjadi napas bisnis konstruksi. Namun, sekuat-kuatnya bank, dia tetap tunduk pada mekanisme perbankan. Artinya, ada batas dalam jumlah pemberian kredit pada satu group perusahaan.
Sorotan Dahlan Iskan itu ditanggapi oleh Direktur Utama Hutama Karya (Persero) Budi Harto. Budi mengapresiasi Dahlan Iskan yang memberikan masukan-masukan aga kinerja perusahaan konstruksi bisa lebih baik lagi.
“Saya kira masukan dari pak Dahlan Iskan akan menjadi perhatian kami sehingga menjadi lebih baik lagi ke depan,” ujarnya dalam acara Webinar Mengukur Infrastruktur, Jumat (16/4/2021).
Budi Harto menambahkan, ada beberapa hal mengapa keuangan BUMN karya bisa anjlok pada tahun lalu. Pertama adalah dari model bisnis dari BUMN Karya yang cukup rentan dalam perubahan lingkungan ekonomi.
“Kenapa BUMN karya mengalami beberapa permasalah. Bisnis jasa konstruksi ini cukup rentan dan sangat berisiko terhadap perubahan lingkungan ekonomi. Perubahan di bidang ekonomi akan berdampak kepada bisnis jasa konstruksi ini,” jelasnya.
Selain itu lanjut Budi Harto, salah satu hal yang menyebabkan risiko keuangan adalah karena adanya persaingan usaha yang ketat. Menurut Budi, BUMN karya merupakan penyedia jasa konstruksi bagi pemerintah, dan secara peraturan harus melakukan seleksi persaingan yang sangat ketat.
“Persaingan ini yang menyebabkan risiko bagi kami. Walaupun sesama BUMN tidak mungkin kami akan mengikuti tender dengan melawan perjanjian antar-peserta karena ini pelanggaran hukum,” kata Budi Harto. ( Baca juga:Penentang Kudeta Myanmar Umumkan Pemerintahan Persatuan Nasional )
Mantan Direktur Utama Adhi Karya ini menyebut persaingan yang ketat ini membuat BUMN karya tidak bisa mendapaktan harga yang berkualitas. Karena secara garis besar, kualitas harga yang baik hanya sekitar 90% dari harga perkiraan sendiri (HPS).
“Namun demikian beberapa fakta dan data banyak angka hasil tender di bawah 80% sehingga ini akan mengakibatkan risiko kerugian yang besar,” kata Budi.
Bahkan Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan juga ikut menyoroti kinerja keuangan BUMN di sektor konstruksi (BUMN Karya) yang anjlok. Dahlan Iskan mencatat, ada beberapa sebab meruginya BUMN, salah satunya bunga bank yang tinggi.
Menurut Dahlan, dalam pengerjaan proyek manajemen membutuhkan modal yang besar. Sumber pendanaan itu hanya bisa diperoleh melalui pihak ketiga, salah satunya melalui perbankan. ( Baca juga:Bidik Kontrak Rp40 Triliun, WIKA Pede Bisa Raup Laba Rp1,05 Triliun )
Dana bank menjadi napas bisnis konstruksi. Namun, sekuat-kuatnya bank, dia tetap tunduk pada mekanisme perbankan. Artinya, ada batas dalam jumlah pemberian kredit pada satu group perusahaan.
Sorotan Dahlan Iskan itu ditanggapi oleh Direktur Utama Hutama Karya (Persero) Budi Harto. Budi mengapresiasi Dahlan Iskan yang memberikan masukan-masukan aga kinerja perusahaan konstruksi bisa lebih baik lagi.
“Saya kira masukan dari pak Dahlan Iskan akan menjadi perhatian kami sehingga menjadi lebih baik lagi ke depan,” ujarnya dalam acara Webinar Mengukur Infrastruktur, Jumat (16/4/2021).
Budi Harto menambahkan, ada beberapa hal mengapa keuangan BUMN karya bisa anjlok pada tahun lalu. Pertama adalah dari model bisnis dari BUMN Karya yang cukup rentan dalam perubahan lingkungan ekonomi.
“Kenapa BUMN karya mengalami beberapa permasalah. Bisnis jasa konstruksi ini cukup rentan dan sangat berisiko terhadap perubahan lingkungan ekonomi. Perubahan di bidang ekonomi akan berdampak kepada bisnis jasa konstruksi ini,” jelasnya.
Selain itu lanjut Budi Harto, salah satu hal yang menyebabkan risiko keuangan adalah karena adanya persaingan usaha yang ketat. Menurut Budi, BUMN karya merupakan penyedia jasa konstruksi bagi pemerintah, dan secara peraturan harus melakukan seleksi persaingan yang sangat ketat.
“Persaingan ini yang menyebabkan risiko bagi kami. Walaupun sesama BUMN tidak mungkin kami akan mengikuti tender dengan melawan perjanjian antar-peserta karena ini pelanggaran hukum,” kata Budi Harto. ( Baca juga:Penentang Kudeta Myanmar Umumkan Pemerintahan Persatuan Nasional )
Mantan Direktur Utama Adhi Karya ini menyebut persaingan yang ketat ini membuat BUMN karya tidak bisa mendapaktan harga yang berkualitas. Karena secara garis besar, kualitas harga yang baik hanya sekitar 90% dari harga perkiraan sendiri (HPS).
“Namun demikian beberapa fakta dan data banyak angka hasil tender di bawah 80% sehingga ini akan mengakibatkan risiko kerugian yang besar,” kata Budi.
(uka)
tulis komentar anda