Kemenhub Bingung, Kecelakaan Truk dan Bus di Eropa Terus Turun, di RI Malah Naik
Selasa, 20 April 2021 - 15:12 WIB
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengakui bahwa kecelakaan yang melibatkan truk dan bus saat ini masih menjadi pekerjaan rumah. Bahkan, angka kecelakaan yang melibatkan bus dan truk sangat tinggi dan terus mengalami kenaikan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, ada perbedaan angka kecelakaan yang melibatkan truk dan bus di Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) maupun Eropa.
Di Eropa, angka kecelakaan yang melibatkan truk dan bus terus mengalami penurunan sejak 2001 hingga 2018. Angka kecelakaan bus dan truk di Eropa pada 2001 cukup tinggi mencapai lebih dari 50.000 kasus. Namun seiring waktu, pada 2018 angka kecelakaan bus dan truk di Eropa turun hingga mencapai sekitar 20.000 kasus saja.
"Berbeda dengan performa dari negara Eropa, dari 2001 sangat jelek sekali kecelakaan banyak melibatkan truk maupun bus di sekitar Eropa. Tapi semakin tahun sampai 2018 sudah ada cukup perbaikan yang dilakukan. Mungkin ada pemerintah juga intervensi pemerintah,” ujarnya dalam webinar "Sinergi Pemerintah dan Operator dalam Mewujudkan Angkutan yang Berkeselamatan", Selasa (20/4/2021).
Begitupun juga dengan angka kecelakaan di Amerika Serikat di mana sejak 2001 hingga 2018 trennya terus mengalami penurunan. Sementara Indonesia, justru berbanding terbalik.
Pada periode 2001-2011, angka kecelakaan yang melibatkan bus dan truk tidak lebih dari 10.000. Namun angka terus mengalami peningkatan sejak 2011 hingga 2018, di mana kecelakaan yang melibatkan truk dan bus mencapai 30.000 kasus. "Sama juga dengan di Amerika, semakin ke depan semakin ada perbaikan (kecelakaan bus dan truk),” ucapnya.
Menurut Budi, dengan data tersebut maka Indonesia perlu belajar dengan negara-negara maju lainnya terkait mitigasi kecelakaan ini. Dan mencari tahu apa penyebab kecelakaan bus dan truk justru meningkat setiap tahunya.
"Mitigasi ini yang barang kali kita perlu belajar dari negara maju lainya. Kalau semakin tahun semakin meningkat harusnya semakin meningkat kesadaran kita semakin baik kita mengedukasi semakin banyak melakikan kampanye semakin banyak regulasi mendukung keselamatan harusnya semakin turun tapi kita semakin tinggi," jelasnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, ada perbedaan angka kecelakaan yang melibatkan truk dan bus di Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) maupun Eropa.
Baca Juga
Di Eropa, angka kecelakaan yang melibatkan truk dan bus terus mengalami penurunan sejak 2001 hingga 2018. Angka kecelakaan bus dan truk di Eropa pada 2001 cukup tinggi mencapai lebih dari 50.000 kasus. Namun seiring waktu, pada 2018 angka kecelakaan bus dan truk di Eropa turun hingga mencapai sekitar 20.000 kasus saja.
"Berbeda dengan performa dari negara Eropa, dari 2001 sangat jelek sekali kecelakaan banyak melibatkan truk maupun bus di sekitar Eropa. Tapi semakin tahun sampai 2018 sudah ada cukup perbaikan yang dilakukan. Mungkin ada pemerintah juga intervensi pemerintah,” ujarnya dalam webinar "Sinergi Pemerintah dan Operator dalam Mewujudkan Angkutan yang Berkeselamatan", Selasa (20/4/2021).
Begitupun juga dengan angka kecelakaan di Amerika Serikat di mana sejak 2001 hingga 2018 trennya terus mengalami penurunan. Sementara Indonesia, justru berbanding terbalik.
Baca Juga
Pada periode 2001-2011, angka kecelakaan yang melibatkan bus dan truk tidak lebih dari 10.000. Namun angka terus mengalami peningkatan sejak 2011 hingga 2018, di mana kecelakaan yang melibatkan truk dan bus mencapai 30.000 kasus. "Sama juga dengan di Amerika, semakin ke depan semakin ada perbaikan (kecelakaan bus dan truk),” ucapnya.
Menurut Budi, dengan data tersebut maka Indonesia perlu belajar dengan negara-negara maju lainnya terkait mitigasi kecelakaan ini. Dan mencari tahu apa penyebab kecelakaan bus dan truk justru meningkat setiap tahunya.
"Mitigasi ini yang barang kali kita perlu belajar dari negara maju lainya. Kalau semakin tahun semakin meningkat harusnya semakin meningkat kesadaran kita semakin baik kita mengedukasi semakin banyak melakikan kampanye semakin banyak regulasi mendukung keselamatan harusnya semakin turun tapi kita semakin tinggi," jelasnya.
(fai)
tulis komentar anda