Kementan Tingkatkan Peran Penyuluh Pertanian untuk Dampingi Petani Sawit
Rabu, 21 April 2021 - 05:08 WIB
JAKARTA - Sistem penyuluhan efektif dan efisien bagi petani/pekebun kelapa sawit menjadi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas sawit rakyat . Saat ini produktivitas sawit rakyat rata-rata masih sekitar 2,7 ton per hektare (ha), atau masih di bawah produktivitas rata-rata nasional yang telah mencapai 9 ton per ha.
Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan untuk mendukung petani mengatasi masalah tersebut, diperlukan penguatan penyuluh, baik aparatur sipil negara atau ASN maupun penyuluh swadaya dan swasta.
(Baca juga:Gapki Bentuk Satgas Percepatan Peremajaan Sawit Rakyat)
“Fungsinya untuk mendorong peningkatan pengetahuan petani dan membangun kapasitas petani sawit,” kata Dedi Nursyamsi saat membuka rapat 'Rencana Aksi Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Swadaya dan Swasta di Kawasan Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) berbasis Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).
Menurutnya, Kementan menyadari peran sawit menjadi penyumbang devisa negara dari nilai ekspor yang terus meningkat. Sawit, kata Dedi, juga sebagai penggerak perekonomian daerah, menyerap tenaga kerja dan mendukung pengentasan kemiskinan di perdesaan.
(Baca juga:Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat PTPN V Capai 9.500 Ha, Terluas di Indonesia)
“Pada 2018, luas perkebunan sawit mencapai 14,7 juta ha dan 6 juta ha atau 40,9% di antaranya, merupakan perkebunan sawit rakyat,” kata Dedi.
Menurut Dedi sebagaimana instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo petani sawit sangat berperan dalam peningkatan produktivitas sawit nasional. Komoditas ini berkontribusi dalam menggerakan ekonomi di sentra perkebunan sawit, terutama pada 31 kabupaten/kota, khususnya di Provinsi Riau dan sebagian wilayah di Kalimantan dan Sulawesi.
(Baca juga:Tingkatkan Produktivitas, 2,8 Juta Hektar Kebun Sawit Rakyat Perlu Diremajakan)
Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan untuk mendukung petani mengatasi masalah tersebut, diperlukan penguatan penyuluh, baik aparatur sipil negara atau ASN maupun penyuluh swadaya dan swasta.
(Baca juga:Gapki Bentuk Satgas Percepatan Peremajaan Sawit Rakyat)
“Fungsinya untuk mendorong peningkatan pengetahuan petani dan membangun kapasitas petani sawit,” kata Dedi Nursyamsi saat membuka rapat 'Rencana Aksi Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Swadaya dan Swasta di Kawasan Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) berbasis Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).
Menurutnya, Kementan menyadari peran sawit menjadi penyumbang devisa negara dari nilai ekspor yang terus meningkat. Sawit, kata Dedi, juga sebagai penggerak perekonomian daerah, menyerap tenaga kerja dan mendukung pengentasan kemiskinan di perdesaan.
(Baca juga:Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat PTPN V Capai 9.500 Ha, Terluas di Indonesia)
“Pada 2018, luas perkebunan sawit mencapai 14,7 juta ha dan 6 juta ha atau 40,9% di antaranya, merupakan perkebunan sawit rakyat,” kata Dedi.
Menurut Dedi sebagaimana instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo petani sawit sangat berperan dalam peningkatan produktivitas sawit nasional. Komoditas ini berkontribusi dalam menggerakan ekonomi di sentra perkebunan sawit, terutama pada 31 kabupaten/kota, khususnya di Provinsi Riau dan sebagian wilayah di Kalimantan dan Sulawesi.
(Baca juga:Tingkatkan Produktivitas, 2,8 Juta Hektar Kebun Sawit Rakyat Perlu Diremajakan)
Lihat Juga :
tulis komentar anda