LPKR Optimistis Penjualan di Semester Kedua Melesat
Senin, 26 April 2021 - 21:31 WIB
JAKARTA - Pengembang PT Lippo Karawaci, Tbk. (LPKR) optimistis penjualan perseroan pada semester kedua tahun ini akan melesat. CEO LPKR John Riady mengungkapkan, pihaknya mengambil peluang dari kebijakan sektor properti yang diberikan pemerintah. Diharapkan dukungan dari pemerintah akan membuat industri properti semakin bertumbuh. Sebelum adanya kebijakan insentif PPN , pada 2020 LPKR mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 45% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Di tahun ini kami memproyeksikan pertumbuhan kami 30% dibandingkan tahun 2020,”tegas John dalam keterangan tertulisnya Senin (26/4/2021).
(Baca Juga : Stimulus Properti Diakui Positif, Tapi Kondisi Masih Menantang )
LPKR, kata dia, meyakini tahun ini menjadi tahun yang baik untuk sektor properti . Meskipun masih di tengah-tengah situasi pandemi covid-19, LPKR yakin bahwa fundamental permintaan masyarakat yang ingin membeli rumah perdana sangat baik. Hasil dari penjualan tahun lalu dan juga awal tahun ini, LPKR melihat, demand terbesar adalah untuk rumah tapak. Bahkan saat peluncuran proyek baru, berhasil ludes terjual dalam hitungan jam.
“Permintaan properti baik dan cukup kuat, jadi kami terus tumbuh. Namun kami terus melakukan kontrol secara prudent dan secara hati-hati CAPEX dan memastikan bahwa arus kas kami terjaga dengan baik sehingga kami bisa terus bertumbuh,”paparnya. LPKR, lanjut John, akan melakukan launching banyak proyek baru yang dimulai di bulan April 2021. “Jadi kita akan terus tumbuh dan kita juga melihat bahwa memang permintaannya besar, di Meikarta pun pun penjualan juga naik 100% dibandingkan tahun sebelumnya,”ungkapnya.
(Baca Juga : Insentif Pajak Diyakini Dorong Kinerja LPKR Semester II )
Insentif berupa pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah hingga Agustus nanti dipastikan akan memberikan dampak positif bagi kinerja emiten properti termasuk LPKR. Menurut Analis Jasa Utama Kapital Sekuritas Chris Aprilliony, properti di koridor barat ibukota memiliki tren peningkatan penjualan. Hal ini lantaran segmen menengah yang terus bertumbuh dengan adanya pasokan produk baru. Salah satu yang agresif yakni LPKR yang menghadirkan beberapa proyek yang habis terjual dalam waktu singkat. “Untuk jangka menengah dan jangka panjang sahamnya memang prospektif,”ujarnya.
Dengan suksesnya pengembangan beberapa proyek baru membuat pendapatan LPKR semakin tebal. Chris meyakini pada tahun ini industri properti akan semakin bergairah di semester kedua yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan emiten-emiten properti. “Seperti LPKR, BSDE di kawasan barat (ibukota),”paparnya.
(Baca Juga : Pemprov Banten Gandeng LPKR Perluas Pasar Hasil Ekonomi Kreatif )
Senada dengan Chris, CEO Property Excelent & Advisory F. Rach Suherman menilai, emiten properti di koridor barat ibukota seperti LPKR memiliki keunggulan dari sisi segmentasi. Dia mengatakan, selama ini ceruk pasar dengan permintaan tinggi berada di segmen Rp500 juta hingga Rp2 miliar. Namun, pengembang yang memasok hunian segmen tersebut terbatas. Kehadiran beberapa proyek LPKR di segmen ini menjadi keunggulan perseroan. “Segmen diatas Rp500 juta yang cukup besar. Di koridor barat pasokan (hunian) yang dilakukan LPKR memenuhi ceruk pasar yang ada,”katanya.
Suherman menilai, pada semester kedua industri properti nasional akan semakin bertumbuh karena masyarakat sudah memiliki daya beli dengan dukungan insentif dari pemerintah berupa PPN. Dia pun memperkirakan permintaan produk-produk properti di koridor barat ibukota akan melesat lebih cepat dibandingkan koridor timur ibukota.
(Baca Juga : Stimulus Properti Diakui Positif, Tapi Kondisi Masih Menantang )
LPKR, kata dia, meyakini tahun ini menjadi tahun yang baik untuk sektor properti . Meskipun masih di tengah-tengah situasi pandemi covid-19, LPKR yakin bahwa fundamental permintaan masyarakat yang ingin membeli rumah perdana sangat baik. Hasil dari penjualan tahun lalu dan juga awal tahun ini, LPKR melihat, demand terbesar adalah untuk rumah tapak. Bahkan saat peluncuran proyek baru, berhasil ludes terjual dalam hitungan jam.
“Permintaan properti baik dan cukup kuat, jadi kami terus tumbuh. Namun kami terus melakukan kontrol secara prudent dan secara hati-hati CAPEX dan memastikan bahwa arus kas kami terjaga dengan baik sehingga kami bisa terus bertumbuh,”paparnya. LPKR, lanjut John, akan melakukan launching banyak proyek baru yang dimulai di bulan April 2021. “Jadi kita akan terus tumbuh dan kita juga melihat bahwa memang permintaannya besar, di Meikarta pun pun penjualan juga naik 100% dibandingkan tahun sebelumnya,”ungkapnya.
(Baca Juga : Insentif Pajak Diyakini Dorong Kinerja LPKR Semester II )
Insentif berupa pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah hingga Agustus nanti dipastikan akan memberikan dampak positif bagi kinerja emiten properti termasuk LPKR. Menurut Analis Jasa Utama Kapital Sekuritas Chris Aprilliony, properti di koridor barat ibukota memiliki tren peningkatan penjualan. Hal ini lantaran segmen menengah yang terus bertumbuh dengan adanya pasokan produk baru. Salah satu yang agresif yakni LPKR yang menghadirkan beberapa proyek yang habis terjual dalam waktu singkat. “Untuk jangka menengah dan jangka panjang sahamnya memang prospektif,”ujarnya.
Dengan suksesnya pengembangan beberapa proyek baru membuat pendapatan LPKR semakin tebal. Chris meyakini pada tahun ini industri properti akan semakin bergairah di semester kedua yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan emiten-emiten properti. “Seperti LPKR, BSDE di kawasan barat (ibukota),”paparnya.
(Baca Juga : Pemprov Banten Gandeng LPKR Perluas Pasar Hasil Ekonomi Kreatif )
Senada dengan Chris, CEO Property Excelent & Advisory F. Rach Suherman menilai, emiten properti di koridor barat ibukota seperti LPKR memiliki keunggulan dari sisi segmentasi. Dia mengatakan, selama ini ceruk pasar dengan permintaan tinggi berada di segmen Rp500 juta hingga Rp2 miliar. Namun, pengembang yang memasok hunian segmen tersebut terbatas. Kehadiran beberapa proyek LPKR di segmen ini menjadi keunggulan perseroan. “Segmen diatas Rp500 juta yang cukup besar. Di koridor barat pasokan (hunian) yang dilakukan LPKR memenuhi ceruk pasar yang ada,”katanya.
Suherman menilai, pada semester kedua industri properti nasional akan semakin bertumbuh karena masyarakat sudah memiliki daya beli dengan dukungan insentif dari pemerintah berupa PPN. Dia pun memperkirakan permintaan produk-produk properti di koridor barat ibukota akan melesat lebih cepat dibandingkan koridor timur ibukota.
(dar)
tulis komentar anda