Ini Dia Penampakan Tiga BUMN Siap Dibubarkan Erick Thohir Tahun Ini
Rabu, 05 Mei 2021 - 15:18 WIB
JAKARTA - Tercatat ada tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan dibubarkan Kementerian BUMN. Langkah pembekuan didasari atas operasional perseroan yang sudah mati suri sejak 2008 lalu. Menteri BUMN, Erick Thohir menyebut, proses pembubaran dilakukan usai pemegang saham berkoordinasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PAA). Rencananya, pembubaran dilakukan hingga akhir 2021.
"Itu sudah dari 2008 mati suri. Kita sebagai pimpinan akan zalim kalau nggak ada kepastian," ujar Erick kepada wartawan di Gedung Kementerian BUMN, dikutip (5/5/2021).
Adapun MNC Portal Indonesia merangkum sejumlah profil perusahaan pelat merah yang masuk dalam list hitam Erick Thohir. Perseroan terdiri atas:
PT Kertas Kraft Aceh (Persero)
Pemegang saham memasukan Kertas Kraft Aceh sebagai perusahaan yang tidak produktif sejak beberapa tahun belakangan. Core business atau bisnis utama perseroan negara ini adalah memproduksi kertas kantong semen.
Diketahui, sejak 2007 silam manajemen dan pemegang saham perusahaan memutuskan menghentikan produksi kertas karena bahan baku dan gas yang tidak menunjang. Meski begitu, ada upaya penyelamatan yang dilakukan Kementerian BUMN dengan mencari pendanaan sebesar Rp 1 triliun untuk menunjang kinerja produksi. Anggaran tersebut dibutuhkan untuk memenuhi bahan baku dan perbaikan alat produksi, tapi, upaya ini tak berjalan.
Menariknya, perusahaan negara ini merupakan tempat kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak masih tinggal di Nanggroe Aceh Darussalam, lokasi perusahaan tersebut didirikan. Dikutip laman Kementerian BUMN, Kertas Kraft Aceh bergerak di bidang industri pulp dan kertas yang didirikan dalam rangka swasembada pengadaan kertas kantong di dalam negeri.
Perusahaan didirikan pada 1983 yang disusul pembangunan pabrik pada 1985 dengan investasi 424,7 juta dolar AS. Pabrik mulai beroperasi pada 1989 dengan produksi komersial pada 1990. Lokasi pabrik berada di zona industri Lhokseumawe, 26 km dari Lhokseumawe, Aceh Utara. Namun, sejak 2007 operasional perusahaan terkendala akibat terhentinya pasokan bahan baku.
"Itu sudah dari 2008 mati suri. Kita sebagai pimpinan akan zalim kalau nggak ada kepastian," ujar Erick kepada wartawan di Gedung Kementerian BUMN, dikutip (5/5/2021).
Adapun MNC Portal Indonesia merangkum sejumlah profil perusahaan pelat merah yang masuk dalam list hitam Erick Thohir. Perseroan terdiri atas:
PT Kertas Kraft Aceh (Persero)
Pemegang saham memasukan Kertas Kraft Aceh sebagai perusahaan yang tidak produktif sejak beberapa tahun belakangan. Core business atau bisnis utama perseroan negara ini adalah memproduksi kertas kantong semen.
Diketahui, sejak 2007 silam manajemen dan pemegang saham perusahaan memutuskan menghentikan produksi kertas karena bahan baku dan gas yang tidak menunjang. Meski begitu, ada upaya penyelamatan yang dilakukan Kementerian BUMN dengan mencari pendanaan sebesar Rp 1 triliun untuk menunjang kinerja produksi. Anggaran tersebut dibutuhkan untuk memenuhi bahan baku dan perbaikan alat produksi, tapi, upaya ini tak berjalan.
Menariknya, perusahaan negara ini merupakan tempat kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak masih tinggal di Nanggroe Aceh Darussalam, lokasi perusahaan tersebut didirikan. Dikutip laman Kementerian BUMN, Kertas Kraft Aceh bergerak di bidang industri pulp dan kertas yang didirikan dalam rangka swasembada pengadaan kertas kantong di dalam negeri.
Perusahaan didirikan pada 1983 yang disusul pembangunan pabrik pada 1985 dengan investasi 424,7 juta dolar AS. Pabrik mulai beroperasi pada 1989 dengan produksi komersial pada 1990. Lokasi pabrik berada di zona industri Lhokseumawe, 26 km dari Lhokseumawe, Aceh Utara. Namun, sejak 2007 operasional perusahaan terkendala akibat terhentinya pasokan bahan baku.
tulis komentar anda