Maybank Membukukan Kenaikan Laba bersih 29,7% di Kuartal I
Senin, 25 Mei 2020 - 22:08 WIB
JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk atau Maybank Indonesia membukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) naik sebanyak 29,7% menjadi Rp538,2 miliar pada kuartal I-2020. Kenaikan didukung peningkatan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, pada kuartal I yang berakhir 31 Maret 2020 didukung peningkatan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management).
"Bank mencatat pertumbuhan pendapatan non bunga (fee based income) sebesar 16,0% menjadi Rp597,6 miliar pada Maret 2020 dibandingkan dengan Rp515,0 miliar pada Maret 2019, terutama didukung oleh peningkatan pendapatan fee Global Market, bancassurance, investasi, dan fee transaksi jaringan elektronik (e-channel," kata Taswin di Jakarta
Sedangkan total pembiayaan Perbankan Syariah Bank per Maret 2020 mencapai sebesar Rp24,4 triliun dibandingkan dengan Rp24,7 triliun tahun lalu. Namun dalam tiga bulan pertama Perbankan Syariah kembali tumbuh dan mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp398,0 miliar mencapai total Rp24,4 triliun.
"Kafalah Perbankan Syariah mulai menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan; jika ditambah portofolio Kafalah, total pembiayaan mencapai Rp25,8 triliun pada Maret 2020," katanya.
Sementara total simpanan nasabah tumbuh sebesar 2,4% atau membukukan peningkatan sebesar Rp599,7 miliar pada tiga bulan pertama 2020. Perbankan Syariah secara berkesinambungan telah memfokuskan pada aktivitas untuk mendapatkan pendanaan yang efisien, dan hal ini telah berhasil mengurangi simpanan berbiaya tinggi serta memperbaiki laba sebelum pajak menjadi sebesar Rp109,1 miliar dan peningkatan Return on Asset (ROA) menjadi 2,08% pada Maret 2020 dibandingkan 1,36% pada Maret 2019.
Total aset Perbankan Syariah per Maret 2020 sebesar Rp31,8 triliun atau 2,6% lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Dia melanjutkan Maybank Indonesia berhasil memperkuat profil pendanaan seperti tercermin dari peningkatan rasio CASA dari 31,7% pada Maret 2019 menjadi 37,4% pada Maret 2020 dimana tabungan meningkat sebesar 18,1%.
"Peningkatan CASA juga merupakan hasil dari strategi Bank yang diterapkan sejak semester kedua 2019 untuk mengurangi surplus likuiditas berbiaya tinggi yang dimiliki Bank untuk memitigasi risiko yang tak terduga selama paruh pertama 2019," katanya
Sambung dia, Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit (LDR-Bank saja) berada pada tingkat yang sehat sebesar 89,7% sementara Rasio Cakupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR-Bank saja) berada pada posisi 154,2% per Maret 2020, jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 100%.
"Total kredit turun sebesar 9,5% menjadi Rp122,9 triliun sejalan dengan strategi Bank untuk mengambil langkah konservatif dan menyesuaikan dengan postur serta risk appetite Bank dalam menjaga portofolionya terutama dalam situasi pandemi seperti saat ini," katanya.
Per Maret 2020, kredit Perbankan Global turun 1,7% menjadi Rp35,3 triliun, sementara kredit Community Financial Services (CFS) non-ritel turun 17,5% menjadi Rp46,6 triliun dan kredit CFS Ritel turun 5,6% menjadi Rp41,1 triliun.
Posisi modal Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 20,6% pada Maret 2020 dibandingkan dengan 18,7% pada periode yang sama tahun lalu dan total modal Rp26,2 triliun pada Maret 2020 dibandingkan Rp25.9 triliun pada Maret 2019.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, pada kuartal I yang berakhir 31 Maret 2020 didukung peningkatan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management).
"Bank mencatat pertumbuhan pendapatan non bunga (fee based income) sebesar 16,0% menjadi Rp597,6 miliar pada Maret 2020 dibandingkan dengan Rp515,0 miliar pada Maret 2019, terutama didukung oleh peningkatan pendapatan fee Global Market, bancassurance, investasi, dan fee transaksi jaringan elektronik (e-channel," kata Taswin di Jakarta
Sedangkan total pembiayaan Perbankan Syariah Bank per Maret 2020 mencapai sebesar Rp24,4 triliun dibandingkan dengan Rp24,7 triliun tahun lalu. Namun dalam tiga bulan pertama Perbankan Syariah kembali tumbuh dan mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp398,0 miliar mencapai total Rp24,4 triliun.
"Kafalah Perbankan Syariah mulai menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan; jika ditambah portofolio Kafalah, total pembiayaan mencapai Rp25,8 triliun pada Maret 2020," katanya.
Sementara total simpanan nasabah tumbuh sebesar 2,4% atau membukukan peningkatan sebesar Rp599,7 miliar pada tiga bulan pertama 2020. Perbankan Syariah secara berkesinambungan telah memfokuskan pada aktivitas untuk mendapatkan pendanaan yang efisien, dan hal ini telah berhasil mengurangi simpanan berbiaya tinggi serta memperbaiki laba sebelum pajak menjadi sebesar Rp109,1 miliar dan peningkatan Return on Asset (ROA) menjadi 2,08% pada Maret 2020 dibandingkan 1,36% pada Maret 2019.
Total aset Perbankan Syariah per Maret 2020 sebesar Rp31,8 triliun atau 2,6% lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Dia melanjutkan Maybank Indonesia berhasil memperkuat profil pendanaan seperti tercermin dari peningkatan rasio CASA dari 31,7% pada Maret 2019 menjadi 37,4% pada Maret 2020 dimana tabungan meningkat sebesar 18,1%.
"Peningkatan CASA juga merupakan hasil dari strategi Bank yang diterapkan sejak semester kedua 2019 untuk mengurangi surplus likuiditas berbiaya tinggi yang dimiliki Bank untuk memitigasi risiko yang tak terduga selama paruh pertama 2019," katanya
Sambung dia, Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit (LDR-Bank saja) berada pada tingkat yang sehat sebesar 89,7% sementara Rasio Cakupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR-Bank saja) berada pada posisi 154,2% per Maret 2020, jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 100%.
"Total kredit turun sebesar 9,5% menjadi Rp122,9 triliun sejalan dengan strategi Bank untuk mengambil langkah konservatif dan menyesuaikan dengan postur serta risk appetite Bank dalam menjaga portofolionya terutama dalam situasi pandemi seperti saat ini," katanya.
Per Maret 2020, kredit Perbankan Global turun 1,7% menjadi Rp35,3 triliun, sementara kredit Community Financial Services (CFS) non-ritel turun 17,5% menjadi Rp46,6 triliun dan kredit CFS Ritel turun 5,6% menjadi Rp41,1 triliun.
Posisi modal Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 20,6% pada Maret 2020 dibandingkan dengan 18,7% pada periode yang sama tahun lalu dan total modal Rp26,2 triliun pada Maret 2020 dibandingkan Rp25.9 triliun pada Maret 2019.
(akr)
tulis komentar anda