Merger Gojek-Tokopedia Bakal Bikin Nilai Sahamnya Melejit
Selasa, 18 Mei 2021 - 23:42 WIB
JAKARTA - Merger Gojek dan Tokopedia dipandang sebagai kejutan pasca-Lebaran yang paling ditunggu-tunggu. Apalagi di tengah melemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak pertama kali dibuka setelah libur Lebaran.
Pakar Marketing, Yuswohady, mengatakan merger Gojek-Tokopedia menjadi Grup GoTo dipandang sebagai kolaborasi terbesar di Indonesia. "Tentu dengan merger bakal menambah nilai keduanya,” ungkapnya, Selasa (18/5/2021).
Baca juga:Masih Mau Ngutang ke Pinjol Ilegal? Nih Kasus-Kasusnya
Menurut Yuswo, era tahun 2000, layanan ojek konvensional sangat dibutuhkan masyarakat untuk menunjang mereka berpergian. Namun, pada zaman itu, biaya ojek konvensional tidak terjangkau seperti sekarang.
“Dengan bantuan teknologi IT di Indonesia layanan ojek semakin dipermudah hanya cukup menggunakan smart phone dan jaringan internet saja sudah dapat dijemput di lokasi penjemputan. Salah satu ojek online yang kerap digunakan masyarakat adalah Gojek,” ungkapnya.
Perusahaan yang didirikan Nadiem Makarim tahun 2010 ini sudah tersebar di 50 kota di Indonesia. Gojek merupakan salah satu aplikasi ojek online yang diminati masyarakat karena memiliki banyak pelayanan seperti Gofood, Gomart, Gosend, Gopay, Goride, dan Gocar.
Pola yang dilakukan Gojek sama seperti Alibaba di Cina dan Amazon di Amerika. Begitu pun dengan Tokopedia yang bermula dari retail menjadi super apps. Industrinya semakin melebar sampai melintas industri.
Sedangkan, Tokopedia itu awalnya ritel, tapi kemudian setelah berkembang sekian masif, sudah tidak lagi retail company.
“Gojek dan Tokopedia disebut dengan fintech company yang memberikan inovasi finansial dengan teknologi modern. Modal terbesar dari kedua perusahaan tersebut adalah data konsumen,” katanya.
Baca juga:Erdogan Usulkan Model Pemerintahan Baru untuk Yerusalem, Seperti Apa?
Yuswo menambahkan, Gojek dan Tokopedia menguasai ekosistemnya masing-masing. Jika digabungkan jadi satu maka akan menjadi ekosistem raksasa yang memiliki beragam produk yang di mana produk itu bisa dari mana saja. Nilai saham kedua perusahaan ini akan melejit jika digabungkan. Dari penggabungan ini konsumen secara otomatis akan dipermudah pelayanannya.
"Konsumen jadi tidak perlu pergi ke masing-masing aplikasi. Sehingga customer experiencenya akan meningkat luar biasa," pungkasnya.
Pakar Marketing, Yuswohady, mengatakan merger Gojek-Tokopedia menjadi Grup GoTo dipandang sebagai kolaborasi terbesar di Indonesia. "Tentu dengan merger bakal menambah nilai keduanya,” ungkapnya, Selasa (18/5/2021).
Baca juga:Masih Mau Ngutang ke Pinjol Ilegal? Nih Kasus-Kasusnya
Menurut Yuswo, era tahun 2000, layanan ojek konvensional sangat dibutuhkan masyarakat untuk menunjang mereka berpergian. Namun, pada zaman itu, biaya ojek konvensional tidak terjangkau seperti sekarang.
“Dengan bantuan teknologi IT di Indonesia layanan ojek semakin dipermudah hanya cukup menggunakan smart phone dan jaringan internet saja sudah dapat dijemput di lokasi penjemputan. Salah satu ojek online yang kerap digunakan masyarakat adalah Gojek,” ungkapnya.
Perusahaan yang didirikan Nadiem Makarim tahun 2010 ini sudah tersebar di 50 kota di Indonesia. Gojek merupakan salah satu aplikasi ojek online yang diminati masyarakat karena memiliki banyak pelayanan seperti Gofood, Gomart, Gosend, Gopay, Goride, dan Gocar.
Pola yang dilakukan Gojek sama seperti Alibaba di Cina dan Amazon di Amerika. Begitu pun dengan Tokopedia yang bermula dari retail menjadi super apps. Industrinya semakin melebar sampai melintas industri.
Sedangkan, Tokopedia itu awalnya ritel, tapi kemudian setelah berkembang sekian masif, sudah tidak lagi retail company.
“Gojek dan Tokopedia disebut dengan fintech company yang memberikan inovasi finansial dengan teknologi modern. Modal terbesar dari kedua perusahaan tersebut adalah data konsumen,” katanya.
Baca juga:Erdogan Usulkan Model Pemerintahan Baru untuk Yerusalem, Seperti Apa?
Yuswo menambahkan, Gojek dan Tokopedia menguasai ekosistemnya masing-masing. Jika digabungkan jadi satu maka akan menjadi ekosistem raksasa yang memiliki beragam produk yang di mana produk itu bisa dari mana saja. Nilai saham kedua perusahaan ini akan melejit jika digabungkan. Dari penggabungan ini konsumen secara otomatis akan dipermudah pelayanannya.
"Konsumen jadi tidak perlu pergi ke masing-masing aplikasi. Sehingga customer experiencenya akan meningkat luar biasa," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda