Keruntuhan Kripto: Ada Elon Musk di Balik Kejatuhan Bitcoin
Kamis, 20 Mei 2021 - 05:32 WIB
NEW YORK - Bitcoin dan cryptocurrency lainnya runtuh secara dramatis seiring munculnya katalis negatif, mulai dari CEO Tesla Elon Musk hingga peraturan baru pemerintah China. Sentimen tersebut diyakini telah menghantam aset yang menandai kemunculannya secara ekstrem.
Dilansir CNBC, Cryptocurrency unggulan telah jatuh ke level terendah dalam tiga bulan pada perdagangan, Rabu kemarin. Merosot menjadi sekitar USD30.000 usai sempat menanjak lebih dari 30% dalam perdagangan aset kripto.
Selanjutnya Ether, koin utama untuk jaringan blockchain Ethereum, juga turun tajam dan menembus di bawah USD2.000 pada level tertentu, untuk menandai penurunan lebih dari 40% dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.
Pelemahan ini merupakan kebalikan dari kenaikan dramatis yang dimulai pada paruh kedua tahun lalu. Harga bitcoin masih naik lebih dari 200% sejak September, sebuah reli dramatis yang dipicu sebagian oleh dana lindung nilai, bank, dan banyak perusahaan yang tampaknya mulai merangkul cryptocurrency.
"Lebih banyak orang memiliki aset kripto. Dimana kripto telah berada di kantong banyak masyarakat kita dan Anda mulai mendengar banyak berita soal Hari Pajak, elon Musk tweets, dan lainnya dimana Anda mulai khawatir dengan pergerakan harganya," kata CEO Galaxy Digital, Mike Novogratz di CNBC "Squawk Box."
Bagian dari alasan pelemahan bitcoin, setidaknya tampak seperti pembalikan sementara dalam teori penerimaan yang lebih luas untuk cryptocurrency. Awal tahun ini, Musk mengumumkan dia membeli Bitcoin lebih dari USD1 miliar untuk produsen mobil listrik miliknya.
Lalu kemudian, beberapa perusahaan pembayaran mengumumkan mereka meningkatkan layanan untuk lebih banyak bermain di perdagangan kripto. Bank-bank besar Wall Street juga mulai masuk ke perdagangan kripto untuk klien mereka. Coinbase, sebuah perusahaan pertukaran mata uang kripto, bahkan go public pada pertengahan April, lalu.
Namun, Musk mengumumkan pekan lalu bahwa Tesla tidak akan lagi menerima bitcoin sebagai alat pembayaran, seiring konsennya terhadap lingkungan. Dia menekankan bahwa Tesla tidak menjual kepemilikan bitcoin yang ada.
Dilansir CNBC, Cryptocurrency unggulan telah jatuh ke level terendah dalam tiga bulan pada perdagangan, Rabu kemarin. Merosot menjadi sekitar USD30.000 usai sempat menanjak lebih dari 30% dalam perdagangan aset kripto.
Selanjutnya Ether, koin utama untuk jaringan blockchain Ethereum, juga turun tajam dan menembus di bawah USD2.000 pada level tertentu, untuk menandai penurunan lebih dari 40% dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.
Pelemahan ini merupakan kebalikan dari kenaikan dramatis yang dimulai pada paruh kedua tahun lalu. Harga bitcoin masih naik lebih dari 200% sejak September, sebuah reli dramatis yang dipicu sebagian oleh dana lindung nilai, bank, dan banyak perusahaan yang tampaknya mulai merangkul cryptocurrency.
"Lebih banyak orang memiliki aset kripto. Dimana kripto telah berada di kantong banyak masyarakat kita dan Anda mulai mendengar banyak berita soal Hari Pajak, elon Musk tweets, dan lainnya dimana Anda mulai khawatir dengan pergerakan harganya," kata CEO Galaxy Digital, Mike Novogratz di CNBC "Squawk Box."
Bagian dari alasan pelemahan bitcoin, setidaknya tampak seperti pembalikan sementara dalam teori penerimaan yang lebih luas untuk cryptocurrency. Awal tahun ini, Musk mengumumkan dia membeli Bitcoin lebih dari USD1 miliar untuk produsen mobil listrik miliknya.
Lalu kemudian, beberapa perusahaan pembayaran mengumumkan mereka meningkatkan layanan untuk lebih banyak bermain di perdagangan kripto. Bank-bank besar Wall Street juga mulai masuk ke perdagangan kripto untuk klien mereka. Coinbase, sebuah perusahaan pertukaran mata uang kripto, bahkan go public pada pertengahan April, lalu.
Namun, Musk mengumumkan pekan lalu bahwa Tesla tidak akan lagi menerima bitcoin sebagai alat pembayaran, seiring konsennya terhadap lingkungan. Dia menekankan bahwa Tesla tidak menjual kepemilikan bitcoin yang ada.
tulis komentar anda