Sistem Resi Gudang Bantu Petani Dapatkan Harga Tawar Lebih Baik
Senin, 24 Mei 2021 - 07:01 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menilai pengembangan komoditas gambir di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat masih sangat prospektif dari potensi produksi dan pemasaran pada pasar domestik dan ekspor. Namun, pengembangan komoditas ini belum disertai dengan peningkatan produktivitas maupun pendapatan petani.
“Skema resi gudang ini diharapkan membantu petani untuk mendapatkan harga tawar yang lebih baik dan jaminan penyerapan pasar. Apalagi gambir di Kabupaten Limapuluh Kota menjadi komoditas daerah dengan keunggulan komparatif yang harus benar-benar diperhatikan,” ujarnya, Minggu (23/5/2021).
Jerry menilai, sistem resi gudang atau SRG menjadi solusi bagi petani dalam mengatasi musim panen. Dengan adanya SRG, petani tidak harus segera menjual hasil panen karena dapat menyimpan hasil panennya di gudang. SRG ini salah satu solusi untuk mengatasi harga jual.
“Sistem resi gudang (SRG) berpotensi menjadi instrumen dalam mendukung pengendalian ketersediaan stok dan stabilitas harga komoditas pangan. Sebab, SRG dapat menjadi alternatif instrumen dalam mendukung tata niaga dan distribusi,” bebernya.
Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan melalui dana alokasi khusus (DAK) telah membangun dua Gudang SRG di Kabupaten Limapuluh Kota, yaitu Gudang SRG di Nagari Sarilamak Kecamatan Harau yang dibangun tahun 2014 dan Gudang SRG di Nagari Gunung Malintang Kecamatan Pangkalan Kotobaru yang dibangun tahun 2017.
Kedua gudang tersebut dapat menampung hasil produk petani gambir sebanyak 3.000 ton. Program SRG ini merupakan program pemerintah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Sistem Resi Gudang.
Kemendag juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2018 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang Dapat Disimpan dalam Gudang Sistem Resi Gudang.
Ada 18 komoditas yang bisa diresigudangkan, yaitu gabah, garam, beras, gambir, jagung, teh, kopi, kopra, kakao, timah, lada, bawang merah, karet, ikan, rumput laut, pala, rota, dan ayam beku karkas.
“Keunggulan dengan resi gudang ini tidak perlu lagi pihak perbankan untuk studi kelayakan. Ini sudah menjadi jaminan pasti. Tentunya, untuk masuk ke Resi Gudang, ada syarat dan ketentuan. Salah satunya produknya harus berkualitas,” urainya.
Sementara itu, Wakil Bupati Limapuluh Kota, Rizki Kurniawan Nakasri mengatakan bahwa pihaknya akan mengawal SRG ini sehingga dapat membantu kesejahteraan petani. Dia pun berterima kasih atas perhatian Kemendag, khususnya terhadap pengembangan SRG dan pengembangan teknologi digital kepada UMKM.
“Skema resi gudang ini diharapkan membantu petani untuk mendapatkan harga tawar yang lebih baik dan jaminan penyerapan pasar. Apalagi gambir di Kabupaten Limapuluh Kota menjadi komoditas daerah dengan keunggulan komparatif yang harus benar-benar diperhatikan,” ujarnya, Minggu (23/5/2021).
Jerry menilai, sistem resi gudang atau SRG menjadi solusi bagi petani dalam mengatasi musim panen. Dengan adanya SRG, petani tidak harus segera menjual hasil panen karena dapat menyimpan hasil panennya di gudang. SRG ini salah satu solusi untuk mengatasi harga jual.
“Sistem resi gudang (SRG) berpotensi menjadi instrumen dalam mendukung pengendalian ketersediaan stok dan stabilitas harga komoditas pangan. Sebab, SRG dapat menjadi alternatif instrumen dalam mendukung tata niaga dan distribusi,” bebernya.
Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan melalui dana alokasi khusus (DAK) telah membangun dua Gudang SRG di Kabupaten Limapuluh Kota, yaitu Gudang SRG di Nagari Sarilamak Kecamatan Harau yang dibangun tahun 2014 dan Gudang SRG di Nagari Gunung Malintang Kecamatan Pangkalan Kotobaru yang dibangun tahun 2017.
Kedua gudang tersebut dapat menampung hasil produk petani gambir sebanyak 3.000 ton. Program SRG ini merupakan program pemerintah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Sistem Resi Gudang.
Kemendag juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2018 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang Dapat Disimpan dalam Gudang Sistem Resi Gudang.
Ada 18 komoditas yang bisa diresigudangkan, yaitu gabah, garam, beras, gambir, jagung, teh, kopi, kopra, kakao, timah, lada, bawang merah, karet, ikan, rumput laut, pala, rota, dan ayam beku karkas.
“Keunggulan dengan resi gudang ini tidak perlu lagi pihak perbankan untuk studi kelayakan. Ini sudah menjadi jaminan pasti. Tentunya, untuk masuk ke Resi Gudang, ada syarat dan ketentuan. Salah satunya produknya harus berkualitas,” urainya.
Sementara itu, Wakil Bupati Limapuluh Kota, Rizki Kurniawan Nakasri mengatakan bahwa pihaknya akan mengawal SRG ini sehingga dapat membantu kesejahteraan petani. Dia pun berterima kasih atas perhatian Kemendag, khususnya terhadap pengembangan SRG dan pengembangan teknologi digital kepada UMKM.
(ind)
tulis komentar anda