Saham Garuda Anjlok Usai Pangkas Jumlah Pesawat dan Utang Rp70 Triliun
Selasa, 25 Mei 2021 - 09:52 WIB
JAKARTA - Pergerakan saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) anjlok pada perdagangan Senin (24/5). Sentimen diperkirakan datang dari kabar yang menyebut kinerja maskapai pelat merah ini yang sangat terdampak pandemi Covid-19.
Dilihat dari RTI, saham GIAA mengalami penurunan Rp22 atau 6,96% ke Rp294 per unit. Dalam sebulan terakhir, saham GIAA mengalami penurunan 10,37% dan dalam tiga bulan terakhir turun 14,53%.
Frekuensi perdagangan saham GIAA mencapai 3.255 kali dengan 30,57 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp9,09 miliar. Price Earning Ratio (PER) -0,36 dan market cap sebesar Rp7,61 triliun.
Sebelumnya, Garuda Indonesia dikabarkan akan memangkas separuh dari jumlah armada utamanya demi bisa bertahan dari krisis akibat pandemi Covid-19. Dalam pidato dihadapan para stafnya pada 19 Mei 2021 lalu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perseroan akan melakukan restrukturisasi secara komprehensif. Dari 142 pesawat yang dimiliki, Garuda hanya akan mengoperasikan sekitar 70 pesawat.
Jumlah armada yang dikurangi adalah pesawat Garuda, tidak termasuk maskapai bertarif murah Citilink. Irfan menuturkan, Garuda saat ini beroperasi dengan 41 pesawat dan tidak bisa menerbangkan pesawat lainnya karena belum melakukan pembayaran kepada penyewa pesawat selama berbulan-bulan.
Selain itu, Garuda juga memiliki utang sekitar Rp70 triliun. Angka ini bertambah Rp1 triliun setiap bulannya karena melakukan penundaan pembayaran kepada pemasok. Adapun arus kas dan ekuitas perseroan minus Rp41 triliun.
Dilihat dari RTI, saham GIAA mengalami penurunan Rp22 atau 6,96% ke Rp294 per unit. Dalam sebulan terakhir, saham GIAA mengalami penurunan 10,37% dan dalam tiga bulan terakhir turun 14,53%.
Frekuensi perdagangan saham GIAA mencapai 3.255 kali dengan 30,57 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp9,09 miliar. Price Earning Ratio (PER) -0,36 dan market cap sebesar Rp7,61 triliun.
Sebelumnya, Garuda Indonesia dikabarkan akan memangkas separuh dari jumlah armada utamanya demi bisa bertahan dari krisis akibat pandemi Covid-19. Dalam pidato dihadapan para stafnya pada 19 Mei 2021 lalu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perseroan akan melakukan restrukturisasi secara komprehensif. Dari 142 pesawat yang dimiliki, Garuda hanya akan mengoperasikan sekitar 70 pesawat.
Jumlah armada yang dikurangi adalah pesawat Garuda, tidak termasuk maskapai bertarif murah Citilink. Irfan menuturkan, Garuda saat ini beroperasi dengan 41 pesawat dan tidak bisa menerbangkan pesawat lainnya karena belum melakukan pembayaran kepada penyewa pesawat selama berbulan-bulan.
Selain itu, Garuda juga memiliki utang sekitar Rp70 triliun. Angka ini bertambah Rp1 triliun setiap bulannya karena melakukan penundaan pembayaran kepada pemasok. Adapun arus kas dan ekuitas perseroan minus Rp41 triliun.
(ind)
tulis komentar anda