Rugi 8 Tahun Beruntun, Krakatau Steel Membalikkan Keadaan di 2020
Selasa, 25 Mei 2021 - 21:08 WIB
JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di tahun 2020 berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp326 miliar dengan capaian laba operasi mencapai Rp2,4 triliun. Krakatau Steel mampu meraih laba dari yang sebelumnya mengalami kerugian sejak tahun 2012.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya menyatakan, apresiasi kepada manajemen Krakatau Steel yang berhasil melakukan turn around perusahaan dimana sebelumnya 8 tahun berturut-turut mengalami kerugian. Dan pencapaian ini terjadi saat dunia masih menghadapi pandemi Covid-19.
“Krakatau Steel telah berhasil melakukan restrukturisasi dan transformasi dengan baik. Saya meyakini kinerja Krakatau Steel akan semakin baik ke depannya,” ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengatakan, restrukturisasi dan transformasi yang berdampak pada efisiensi serta peningkatan produktivitas sangat berpengaruh pada perolehan laba Krakatau Steel di tahun 2020.
Berdasarkan inisiatif efisiensi, Perseroan mampu menurunkan biaya operasional di tahun 2020 dari Rp4,8 triliun pada periode tahun 2019 menjadi Rp2,8 triliun atau penurunan biaya operasional sebesar -41%.
Penurunan ini terjadi pada biaya energi yang mengalami penurunan sebesar 46% menjadi sebesar Rp295 miliar, penurunan biaya utility sebesar 27% menjadi Rp564 miliar. Sementara biaya consumable dan sparepart masing-masing mengalami penurunan 61% dan 59% menjadi Rp230 miliar dan Rp65 miliar.
“Dengan Krakatau Steel yang semakin efisien dan produktif, kami menjadi lebih kompetitif dalam melakukan aktivitas usaha kami yang berdampak pada peningkatan kinerja. Terlebih kami pun melakukan berbagai kolaborasi dan kerja sama dalam pengembangan bisnis kami, sehingga peluang untuk meluaskan pangsa pasar menjadi lebih terbuka,” ungkap Silmy.
Peningkatan kinerja Krakatau Steel juga terlihat dari capaian EBITDA atau Earning Before Interest, Taxes, Depreciation & Amortization, yang kian membaik. Di tahun 2020 Krakatau Steel mampu membukukan EBITDA sebesar Rp1,09 triliun, dari sebelumnya EBITDA minus Rp1,92 triliun di tahun 2019.
“Krakatau Steel saat ini semakin membaik kinerjanya. Kami menargetkan pendapatan meningkat 43% untuk tahun 2021 yaitu sebesar Rp28 triliun. Dengan segala perbaikan fundamental ini, kami meyakini Krakatau Steel dapat mempertahankan keuntungan untuk di tahun-tahun mendatang,” pungkas Silmy.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya menyatakan, apresiasi kepada manajemen Krakatau Steel yang berhasil melakukan turn around perusahaan dimana sebelumnya 8 tahun berturut-turut mengalami kerugian. Dan pencapaian ini terjadi saat dunia masih menghadapi pandemi Covid-19.
“Krakatau Steel telah berhasil melakukan restrukturisasi dan transformasi dengan baik. Saya meyakini kinerja Krakatau Steel akan semakin baik ke depannya,” ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengatakan, restrukturisasi dan transformasi yang berdampak pada efisiensi serta peningkatan produktivitas sangat berpengaruh pada perolehan laba Krakatau Steel di tahun 2020.
Berdasarkan inisiatif efisiensi, Perseroan mampu menurunkan biaya operasional di tahun 2020 dari Rp4,8 triliun pada periode tahun 2019 menjadi Rp2,8 triliun atau penurunan biaya operasional sebesar -41%.
Penurunan ini terjadi pada biaya energi yang mengalami penurunan sebesar 46% menjadi sebesar Rp295 miliar, penurunan biaya utility sebesar 27% menjadi Rp564 miliar. Sementara biaya consumable dan sparepart masing-masing mengalami penurunan 61% dan 59% menjadi Rp230 miliar dan Rp65 miliar.
“Dengan Krakatau Steel yang semakin efisien dan produktif, kami menjadi lebih kompetitif dalam melakukan aktivitas usaha kami yang berdampak pada peningkatan kinerja. Terlebih kami pun melakukan berbagai kolaborasi dan kerja sama dalam pengembangan bisnis kami, sehingga peluang untuk meluaskan pangsa pasar menjadi lebih terbuka,” ungkap Silmy.
Baca Juga
Peningkatan kinerja Krakatau Steel juga terlihat dari capaian EBITDA atau Earning Before Interest, Taxes, Depreciation & Amortization, yang kian membaik. Di tahun 2020 Krakatau Steel mampu membukukan EBITDA sebesar Rp1,09 triliun, dari sebelumnya EBITDA minus Rp1,92 triliun di tahun 2019.
“Krakatau Steel saat ini semakin membaik kinerjanya. Kami menargetkan pendapatan meningkat 43% untuk tahun 2021 yaitu sebesar Rp28 triliun. Dengan segala perbaikan fundamental ini, kami meyakini Krakatau Steel dapat mempertahankan keuntungan untuk di tahun-tahun mendatang,” pungkas Silmy.
(akr)
tulis komentar anda