Agar Beralih ke Pertalite, Pertamina Perluas Wilayah Program Langit Biru
Jum'at, 28 Mei 2021 - 21:45 WIB
JAKARTA - Melihat respons positif masyarakat, Pertamina berencana terus memperluas wilayah pelaksanaan Program Langit Biru (PLB) . PLB merupakan program edukasi melalui promosi, yakni Pertalite Harga Khusus bagi masyarakat pengguna roda dua, roda tiga, angkot, dan taksi berpelat nomor kuning.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) Putut Andriatno menjelaskan, latar belakang Pertamina melaksanakan PLB adalah terkait dengan usaha mengurangi dampak emisi gas buang kendaraan akibat menggunakan bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) rendah yang memiliki kandungan sulfur tinggi, dan tidak sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan modern.
Baca juga: Nyolong Start, Bos OJK Sudah Bekerja di Bali
"Sekitar 75% sumber polusi udara di kota besar di Indonesia berasal dari emisi gas buang kendaraan. Melalui PLB, Pertamina ingin mengajak masyarakat berkontribusi langsung mengurangi dampak emisi gas buang terhadap kesehatan lingkungan tanpa mengesampingkan performa kendaraan," ujarnya, Jumat (28/5/2021).
Melalui PLB, masyarakat didorong menggunakan Pertalite dengan angka RON 90 yang sesuai dengan spesifikasi mesin modern ketimbang Premium dengan angka RON 88 dengan kandungan sulfur yang tinggi.
Sejak Juli 2020, PLB pertama kali dilaksanakan di Denpasar, Bali dan secara bertahap Program PLB sudah hadir di 93 Kabupaten atau Kota di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Di luar Jamali, Program PLB kini sudah dapat dinikmati di 22 kabupaten atau kota.
Menurut Putut, sejak dilaksanakan PLB, masyarakat menyambut baik dan konsumsi BBM berkualitas terus meningkat. Jika melihat porsi konsumsi jenis gasoline (bensin) secara nasional, pada Januari 2020, porsi konsumsi Pertalite masih di angka 58% dan Premium 29%.
Baca juga: Perjalanan Ruh Seorang Mukmin Setelah Kematiannya Ternyata Sangat Indah
Tercatat per 23 Mei 2021, secara nasional Pertalite menjadi primadona masyarakat Indonesia dengan porsi konsumsi nasional sebesar 70,3%, Premium tinggal 12,6%, bahkan lebih rendah dari Pertamax.
"Penerimaan masyarakat terhadap PLB sangat luar biasa ditunjukkan dengan adanya kesadaran masyarakat. Ke depan, kami akan terus evaluasi wilayah lain agar dapat mendapatkan pengalaman konsumen yang sama dengan wilayah yang sudah merasakan PLB," tandasnya.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) Putut Andriatno menjelaskan, latar belakang Pertamina melaksanakan PLB adalah terkait dengan usaha mengurangi dampak emisi gas buang kendaraan akibat menggunakan bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) rendah yang memiliki kandungan sulfur tinggi, dan tidak sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan modern.
Baca juga: Nyolong Start, Bos OJK Sudah Bekerja di Bali
"Sekitar 75% sumber polusi udara di kota besar di Indonesia berasal dari emisi gas buang kendaraan. Melalui PLB, Pertamina ingin mengajak masyarakat berkontribusi langsung mengurangi dampak emisi gas buang terhadap kesehatan lingkungan tanpa mengesampingkan performa kendaraan," ujarnya, Jumat (28/5/2021).
Melalui PLB, masyarakat didorong menggunakan Pertalite dengan angka RON 90 yang sesuai dengan spesifikasi mesin modern ketimbang Premium dengan angka RON 88 dengan kandungan sulfur yang tinggi.
Sejak Juli 2020, PLB pertama kali dilaksanakan di Denpasar, Bali dan secara bertahap Program PLB sudah hadir di 93 Kabupaten atau Kota di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Di luar Jamali, Program PLB kini sudah dapat dinikmati di 22 kabupaten atau kota.
Menurut Putut, sejak dilaksanakan PLB, masyarakat menyambut baik dan konsumsi BBM berkualitas terus meningkat. Jika melihat porsi konsumsi jenis gasoline (bensin) secara nasional, pada Januari 2020, porsi konsumsi Pertalite masih di angka 58% dan Premium 29%.
Baca juga: Perjalanan Ruh Seorang Mukmin Setelah Kematiannya Ternyata Sangat Indah
Tercatat per 23 Mei 2021, secara nasional Pertalite menjadi primadona masyarakat Indonesia dengan porsi konsumsi nasional sebesar 70,3%, Premium tinggal 12,6%, bahkan lebih rendah dari Pertamax.
"Penerimaan masyarakat terhadap PLB sangat luar biasa ditunjukkan dengan adanya kesadaran masyarakat. Ke depan, kami akan terus evaluasi wilayah lain agar dapat mendapatkan pengalaman konsumen yang sama dengan wilayah yang sudah merasakan PLB," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda