Manulife Catat Premi Rp8,9 Triliun
Rabu, 02 Juni 2021 - 08:14 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri asuransi jiwa di Indonesia untuk mempertahankan kinerja bisnisnya. Hal itu juga dialami PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) .
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Manulife Indonesia, Ryan Charland mengatakan, pihaknya bertekad memberikan pelayanan terbaik untuk para nasabahnya. Karena itu, mereka mencari strategi dan inovasi yang tepat agar bisa memberikan pelayanan yang optimal buat para nasabah di tengah pandemi Covid-19. "Upaya itu membuat perseroan berhasil mencatat pertumbuhan bisnis di tengah pandemi Covid-19," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/6/2021).
Tahun 2020, lanjut dia, Manulife Indonesia membukukan pendapatan premi sebesar Rp8,9 triliun atau naik 6% dibanding tahun 2019. Peningkatan premi ini didorong oleh kenaikan pendapatan premi lanjutan (renewal) produk individu dan unit linked. Sedangkan, total premi lanjutan tumbuh 8%.
Di sisi lain, kenaikan premi baru di tahun 2020 tercatat sebesar 47% atau Rp5,6 triliun, lebih tinggi dibanding tahun 2019 yakni Rp3,8 triliun. Premi baru tersebut mencakup penjualan produk asuransi tradisional dan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi.
Pertumbuhan premi baru itu lebih baik dari total pertumbuhan industri asuransi jiwa Indonesia. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pertumbuhan industri asuransi jiwa tahunan (Year on Year/YoY) mengalami perlambatan sebesar 8,6% dari Rp236 triliun di year to date (ytd) 2019 menjadi Rp215 triliun di 2020 sebagai akibat pandemi Covid-19.
Ryan menjelaskan, pada akhir tahun 2020 perseroan tercatat memiliki cadangan teknis sebesar Rp38,6 triliun. Selain itu, Modal Berbasis Risiko atau Risk Based Capital (RBC) pada akhir 2020 tercatat sebesar 943% atau jauh di atas batas minimum yang ditetapkan pemerintah yakni 120%.
Sementara itu, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Afifa mengatakan pada tahun 2020 MAMI mencatatkan pertumbuhan sebesar 66,2% atau Rp49,4 triliun. Pencapaian ini menempatkan perseroan di pososi pertama perusahaan manajer investasi dengan dana kelolaan atau AUM reksa dana terbesar di Indonesia. Ia menjelaskan, pada akhir tahun 2020, total dana kelolaan MAMI meningkat sebesar 30% menjadi Rp97,2 triliun.
Sedangkan, performa Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife Indonesia tetap bertahan di posisi tertinggi untuk DPLK multinasional di Indonesia. Pada akhir tahun 2020, aset DPLK yang dikelola perusahaan tercatat sebesar Rp21 triliun.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Manulife Indonesia, Ryan Charland mengatakan, pihaknya bertekad memberikan pelayanan terbaik untuk para nasabahnya. Karena itu, mereka mencari strategi dan inovasi yang tepat agar bisa memberikan pelayanan yang optimal buat para nasabah di tengah pandemi Covid-19. "Upaya itu membuat perseroan berhasil mencatat pertumbuhan bisnis di tengah pandemi Covid-19," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/6/2021).
Tahun 2020, lanjut dia, Manulife Indonesia membukukan pendapatan premi sebesar Rp8,9 triliun atau naik 6% dibanding tahun 2019. Peningkatan premi ini didorong oleh kenaikan pendapatan premi lanjutan (renewal) produk individu dan unit linked. Sedangkan, total premi lanjutan tumbuh 8%.
Di sisi lain, kenaikan premi baru di tahun 2020 tercatat sebesar 47% atau Rp5,6 triliun, lebih tinggi dibanding tahun 2019 yakni Rp3,8 triliun. Premi baru tersebut mencakup penjualan produk asuransi tradisional dan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi.
Pertumbuhan premi baru itu lebih baik dari total pertumbuhan industri asuransi jiwa Indonesia. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pertumbuhan industri asuransi jiwa tahunan (Year on Year/YoY) mengalami perlambatan sebesar 8,6% dari Rp236 triliun di year to date (ytd) 2019 menjadi Rp215 triliun di 2020 sebagai akibat pandemi Covid-19.
Ryan menjelaskan, pada akhir tahun 2020 perseroan tercatat memiliki cadangan teknis sebesar Rp38,6 triliun. Selain itu, Modal Berbasis Risiko atau Risk Based Capital (RBC) pada akhir 2020 tercatat sebesar 943% atau jauh di atas batas minimum yang ditetapkan pemerintah yakni 120%.
Sementara itu, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Afifa mengatakan pada tahun 2020 MAMI mencatatkan pertumbuhan sebesar 66,2% atau Rp49,4 triliun. Pencapaian ini menempatkan perseroan di pososi pertama perusahaan manajer investasi dengan dana kelolaan atau AUM reksa dana terbesar di Indonesia. Ia menjelaskan, pada akhir tahun 2020, total dana kelolaan MAMI meningkat sebesar 30% menjadi Rp97,2 triliun.
Sedangkan, performa Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife Indonesia tetap bertahan di posisi tertinggi untuk DPLK multinasional di Indonesia. Pada akhir tahun 2020, aset DPLK yang dikelola perusahaan tercatat sebesar Rp21 triliun.
tulis komentar anda