Kolaborasi GoTo Tambah Rp35 Triliun ke Dalam Ekonomi Indonesia
Kamis, 03 Juni 2021 - 20:21 WIB
JAKARTA - Dampak positif kehadiran GoTo yang merupakan hasil kolaborasi Gojek dan Tokopedia terhadap perekonomian Indonesia dinilai signifikan. Terutama dari sisi ekonomi digital yang bahkan akan menjadi contoh bagi pelaku digital di negara lainnya.
Ekonom Digital LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), Chaikal Nuryakin mengatakan, kehadiran GoTo memunculkan integrasi ekonomi. Artinya kolaborasi ini akan meningkatkan efisiensi di tingkat entitas perusahaan baru dan menurunkan biaya yang dikenakan kepada pengguna.
Selain itu juga memunculkan integrasi fungsional yang berarti meningkatkan efisiensi di tingkat penguna merchant atau mitra dan menurunkan ongkos produksi. ”Dengan adanya kolaborasi keduanya juga mampu menarik UMKM konvensional untuk bertfranformasi ke digital,” ungkap Chaikal dalam seminar virtual “Dampak Merging Antara Platforms: Studi Kasus Gojek dan Tokopedia” yang diselenggarakan LPEM FEB UI.
Dari riset LPEM FEB UI sebelumnya, kontribusi pra kolaborasi Tokopedia sebesar 1,1% (LPEM UI, 2019) dan Gojek sebesar 0,7% (LD FEB UI 2019) terhadap PDB Nasional atau secara total 1,8% dari PDB Nasional. Sedangkan dalam riset terbaru hari ini, diungkapkan kontribusi total Gojek dan Tokopedia pasca kolaborasi akan sebesar 1,9% sampai 2,1% dari PDB Nasional.
”Terdapat stimulus sebesar Rp17 triliun sampai Rp35 triliun kepada perekonomian dari kolaborasi Tokopedia dan Gojek,” terangnya.
Seiring waktu, Chaikal meyakini, dampak positif kolaborasi GoTo akan semakin berkembang terhadap perekonomian Indonesia karena keduanya sedang terus bertumbuh. Selain itu, diyakini juga akan berdampak positif terhadap peningkatan inklusi keuangan Indonesia.
”Memang salah satu hasil studi kami menghasilkan kesimpulan bahwa e-Commerce meningkatkan inklusi keuangan Indonesia. Baik dari segi penggunaan maupun dari segi kepemilikan. Kita tahu ini kan target pemerintah untuk masyarakat Indonesia bisa masuk ke industri keuangan. Misalnya untuk distribusi bantuan pemerintah dan untuk akses terhadap modal usaha masyarakat UMKM,” papar Chaikal.
Peran inklusi keuangan tersebut kemudian bisa dimaksimalkan oleh Gojek dalam kolaborasi GoTo karena Gojek sudah memiliki layanan pembayaran digital. ”Kami dari OJK juga melihat inovasi keuangan yang bisa muncul dari sinergi platform ini,” ucap Kepala OJK Institute, Agus Sugiarto, saat memberikan sambutan pada kesempatan yang sama.
Ekonom Digital LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), Chaikal Nuryakin mengatakan, kehadiran GoTo memunculkan integrasi ekonomi. Artinya kolaborasi ini akan meningkatkan efisiensi di tingkat entitas perusahaan baru dan menurunkan biaya yang dikenakan kepada pengguna.
Baca Juga
Selain itu juga memunculkan integrasi fungsional yang berarti meningkatkan efisiensi di tingkat penguna merchant atau mitra dan menurunkan ongkos produksi. ”Dengan adanya kolaborasi keduanya juga mampu menarik UMKM konvensional untuk bertfranformasi ke digital,” ungkap Chaikal dalam seminar virtual “Dampak Merging Antara Platforms: Studi Kasus Gojek dan Tokopedia” yang diselenggarakan LPEM FEB UI.
Dari riset LPEM FEB UI sebelumnya, kontribusi pra kolaborasi Tokopedia sebesar 1,1% (LPEM UI, 2019) dan Gojek sebesar 0,7% (LD FEB UI 2019) terhadap PDB Nasional atau secara total 1,8% dari PDB Nasional. Sedangkan dalam riset terbaru hari ini, diungkapkan kontribusi total Gojek dan Tokopedia pasca kolaborasi akan sebesar 1,9% sampai 2,1% dari PDB Nasional.
”Terdapat stimulus sebesar Rp17 triliun sampai Rp35 triliun kepada perekonomian dari kolaborasi Tokopedia dan Gojek,” terangnya.
Seiring waktu, Chaikal meyakini, dampak positif kolaborasi GoTo akan semakin berkembang terhadap perekonomian Indonesia karena keduanya sedang terus bertumbuh. Selain itu, diyakini juga akan berdampak positif terhadap peningkatan inklusi keuangan Indonesia.
”Memang salah satu hasil studi kami menghasilkan kesimpulan bahwa e-Commerce meningkatkan inklusi keuangan Indonesia. Baik dari segi penggunaan maupun dari segi kepemilikan. Kita tahu ini kan target pemerintah untuk masyarakat Indonesia bisa masuk ke industri keuangan. Misalnya untuk distribusi bantuan pemerintah dan untuk akses terhadap modal usaha masyarakat UMKM,” papar Chaikal.
Peran inklusi keuangan tersebut kemudian bisa dimaksimalkan oleh Gojek dalam kolaborasi GoTo karena Gojek sudah memiliki layanan pembayaran digital. ”Kami dari OJK juga melihat inovasi keuangan yang bisa muncul dari sinergi platform ini,” ucap Kepala OJK Institute, Agus Sugiarto, saat memberikan sambutan pada kesempatan yang sama.
Lihat Juga :
tulis komentar anda