Beli Klub Bola, Raffi Ahmad Cs Diingatkan Siap Hadapi Hukum Alam
Selasa, 15 Juni 2021 - 06:39 WIB
JAKARTA - Sejumlah investor muda ramai-ramai membeli saham klub sepakbola tanah air. Dengan popularitas disertai guyuran dana, para pesohor dari kalangan millenial ini diprediksi bakal meramaikan industri sepakbola dalam negeri.
Sebut saja Raffi Ahmad yang membeli saham klub Liga 2 Cilegon United FC yang kemudian berubah nama menjadi Rans Cilegon FC , Atta Halilintar yang membeli saham AHHA PS Pati FC, setelah sebelumnya dikabarkan akan berinvestasi di Sriwijaya FC.
Kabar ini melengkapi deretan anak di industri sepakbola setelah Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep lebih dulu menjadi pemilik klub Persis Solo. Kaesang tidak sendiri, pengusaha Erick Thohir kabarnya juga sama-sama menggelontorkan dana untuk membeli 20% saham klub di Kota Solo itu. Sosok selebritas lain yang juga mencoba peruntungan di klub sepakbola adalah Gading Marten dengan mengakusisi Persikota Tangerang.
Melihat fenomena tersebut, Sesmenpora Gatot S Dewobroto mengungkapkan, saat ini memang muncul gegap gempita dari kehadiran para pesohor itu di industri sepakbola. Hal itu harus segera disadari oleh para investor muda itu karena industri sepakbola itu berlaku hukum alam.
“Karena nanti kalau klubnya tidak berprestasi akan tergerus oleh kompetisi alam. Apa yang dijual, misalnya pesohor A membeli klub B. meskipun si A terkenal, tapi klubnya tidak berprestasi, tidak akan ditengok,” tegasnya kepda KORAN SINDO, Minggu (13/6/2021)
Gatot menuturkan pernah ada pengusaha yang membeli klub bola Indonesia beberapa tahun lalu. Namun, setelah banyak rugi dan tidak mendongkrak bisnisnya, secara perlahan yang sang pengusaha mundur dari industri sepakbola Tanah Air. Namun, kata dia, sosok Raffi Ahmad, Atta Halilintar, Gading Marten, dan Kaesang dianggap memiliki keunggulan lain yang tidak memiliki pengusaha, yakni bisa menarik sponsor untuk membenamkan fulusnya.
Terkait pencarian sponsor, Gatot memperkirakan memang tidak akan mudah. Sebab, klub yang dibeli para investor itu kini berada di lapis kedua kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Namun, kata dia, hal itu bisa dimaklumi karena ini meriupakan tahap awal.
Gatot mencontohkan, di luar negeri banyak selebritis dunia membenamkan dananya di sepakbola dan biasanya memilih klub kasta kedua. Misalnya, pebasket NBA Steve Nash yang membeli Real Mallorca di Liga Spanyol.
Sebut saja Raffi Ahmad yang membeli saham klub Liga 2 Cilegon United FC yang kemudian berubah nama menjadi Rans Cilegon FC , Atta Halilintar yang membeli saham AHHA PS Pati FC, setelah sebelumnya dikabarkan akan berinvestasi di Sriwijaya FC.
Kabar ini melengkapi deretan anak di industri sepakbola setelah Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep lebih dulu menjadi pemilik klub Persis Solo. Kaesang tidak sendiri, pengusaha Erick Thohir kabarnya juga sama-sama menggelontorkan dana untuk membeli 20% saham klub di Kota Solo itu. Sosok selebritas lain yang juga mencoba peruntungan di klub sepakbola adalah Gading Marten dengan mengakusisi Persikota Tangerang.
Melihat fenomena tersebut, Sesmenpora Gatot S Dewobroto mengungkapkan, saat ini memang muncul gegap gempita dari kehadiran para pesohor itu di industri sepakbola. Hal itu harus segera disadari oleh para investor muda itu karena industri sepakbola itu berlaku hukum alam.
“Karena nanti kalau klubnya tidak berprestasi akan tergerus oleh kompetisi alam. Apa yang dijual, misalnya pesohor A membeli klub B. meskipun si A terkenal, tapi klubnya tidak berprestasi, tidak akan ditengok,” tegasnya kepda KORAN SINDO, Minggu (13/6/2021)
Gatot menuturkan pernah ada pengusaha yang membeli klub bola Indonesia beberapa tahun lalu. Namun, setelah banyak rugi dan tidak mendongkrak bisnisnya, secara perlahan yang sang pengusaha mundur dari industri sepakbola Tanah Air. Namun, kata dia, sosok Raffi Ahmad, Atta Halilintar, Gading Marten, dan Kaesang dianggap memiliki keunggulan lain yang tidak memiliki pengusaha, yakni bisa menarik sponsor untuk membenamkan fulusnya.
Terkait pencarian sponsor, Gatot memperkirakan memang tidak akan mudah. Sebab, klub yang dibeli para investor itu kini berada di lapis kedua kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Namun, kata dia, hal itu bisa dimaklumi karena ini meriupakan tahap awal.
Gatot mencontohkan, di luar negeri banyak selebritis dunia membenamkan dananya di sepakbola dan biasanya memilih klub kasta kedua. Misalnya, pebasket NBA Steve Nash yang membeli Real Mallorca di Liga Spanyol.
Lihat Juga :
tulis komentar anda