Ancaman Krisis Logistik Global Muncul Kembali Usai Wabah Virus di China Selatan Meningkat

Rabu, 16 Juni 2021 - 02:40 WIB
Krisis pengiriman logistik bisa kembali terjadi seiring ketakutan meluasnya wabah virus Covid-19 di China Selatan. Foto/Dok
JAKARTA - Krisis pengiriman logistik bisa kembali terjadi seiring ketakutan meluasnya wabah virus Covid-19 di China Selatan . Sebelumnya Pandemi telah membuat pasokan terhambat karena kekurangan kontainer secara global. Kemudian muncul penyumbatan besaran-besaran di Terusan Suez.

Kini seperti dilansir CNBC, sektor bisnis dan konsumsn harus bersiap-siap menghadapi krisis pengiriman kembali. Pasalnya wabah virus di China Selatan telah mengganggu layanan pelabuhan dan keterlambatan pengiriman , untuk kemudian membuat biaya kembali mahal.



Provinsi Guangdong di China tengah menghadapi peningkatan kasus Covid-19 secara tidak terduga. Pihak berwenang telah bergerak untuk menutup distrik dan bisnis untuk mencegah virus menyebar dengan cepat.



Kondisi tersebut menyebabkan keterlambatan pengiriman besar-besaran di pelabuhan-pelabuhan besar China, dan mendongkrak biaya pengiriman yang sudah tinggi karena waktu tunggu semakin lama. Hal ini disampaikan oleh analis dan mereka yang berada di industri pelayaran.

"Gangguan di Shenzhen dan Guangzhou benar-benar masif. Hal ini akan memiliki dampak rantai pasokan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Brian Glick, pendiri dan CEO di platform integrasi rantai pasokan Chain.io, kepada CNBC.

Namun, dikombinasikan dengan tantangan yang dihadapi rantai pasokan global sejak tahun ini, pengiriman berada di "situasi yang benar-benar belum dipetakan," kata Glick.

Guangdong sendiri merupakan, pusat pengiriman utama yang menyumbang sekitar 24% dari total ekspor China. Wilayah ini juga merupakan lokasi bagi pelabuhan Shenzhen dan pelabuhan Guangzhou - yang merupakan terbesar ketiga dan terbesar kelima di dunia berdasarkan volume kontainer, menurut Dewan Pelayaran Dunia.

Kasus lokal pertama dari varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India, ditemukan di Guangzhou pada bulan Mei dan sejak itu meningkat menjadi lebih dari 100 kasus. Pihak berwenang telah memberlakukan lockdown dan langkah-langkah lain yang membatasi kapasitas aktivitas di pelabuhan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More