Gandeng Marketplace, Kemenperin Gairahkan Industri Kopi
Senin, 20 April 2020 - 15:27 WIB
JAKARTA - Industri kecil dan menengah (IKM) pengolahan kopi merupakan salah satu sektor yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Oleh karena itu diperlukan langkah strategis bersama guna membangkitkan gairah usaha mereka.
"Di situasi seperti ini, penting sekali agar seluruh pihak bersinergi, mulai dari pemerintah, pelaku industri, perusahaan tekonologi Indonesia hingga masyarakat. Sehingga kegiatan ekonomi tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (20/4/2020).
Menperin menyebutkan, saat ini terdapat 1.204 pelaku IKM yang mengolah biji kopi lokal dari para petani di berbagai daerah di Indonesia. "Dengan didukung ketersediaan bahan baku dan potensi pasar yang besar, selama ini industri pengolahan kopi mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional," ungkapnya.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sumbangsih itu misalnya tercatat padacapaian ekspor produk kopi olahan yang mencapai USD579,98 juta sepanjang 2018, meningkat 19,1% dibandingperolehandi tahun 2017. Ekspor produk kopi olahan dari Indonesia yang didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi, telah menembus ke sejumlah pasar mancanegara di ASEAN, China, dan Uni Emirat Arab.
Namun demikian, pandemi Covid-19 membawa berbagai tantangan bagi setiap lapisan masyarakat, tidak terkecuali para pelaku usaha kopi. Contohnya, warung kopi dan kafe yang terimbas sepinya pengunjung, bahkan sampai ada yang tutup karena merosotnya penjualan. Selain itu, sejumlah petani kopi di Aceh bahkan mengeluhkan penurunan harga jual hingga 50%, yang sebelumnya dibanderol Rp10.000 per bambu (harga jual basah) menjadi hanya Rp5.800.
Guna membangkitkan geliat pelaku usaha kopi di dalam negeri, Kemenperin bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Tokopedia, serta para pelaku industri kopi lokal, menginisiasi kampanye #SatuDalamKopi. Langkah kolaborasi ini bertujuan untuk memajukan kopi nusantara sekaligus membuat roda perekonomian tetap bergerak di tengah pandemi Covid-19.
"Kampanye #SatuDalamKopi merupakan contoh nyata bagaimana kita bersama ambil bagian untuk mendorong pemasaran produk kopi lokal melalui kafe, warung kopi dan masyarakat luas yang pada gilirannya akan berdampak pada geliat industri kopi di daerah dan seluruh rantai pasoknya," papar Menperin.
Kampanye nasional #SatuDalamKopi yang diadakan pada 20-26 April 2020 di Tokopedia akan melibatkan hampir 1.200 pelaku industri kopi dari berbagai penjuru wilayah di Indonesia. Tak hanya pelaku industri kopi, para pecinta kopi pun bisa turut berpartisipasi dalam menyemarakkan kampanye #SatuDalamKopi yang diselenggarakan selama tujuh hari tersebut.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengemukakan, IKM kopi olahan tersebar di berbagai sentra produksi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Selanjutnya, Gati menilai, beberapa tahun terakhir permintaan kopi di Indonesia mulai meningkat karena kegiatan minum kopi di tengah masyarakat sudah menjadi bagian dari lifestyle (gaya hidup). Bahkan, kebiasaan figur publik pun turut memengaruhi perilaku masyarakat yang dewasa ini semakin gandrung pada kopi.
"Untuk meningkatkan daya saing IKM kopi olahan, kami telah memiliki berbagai fasilitas, termasuk untuk mendorong penggunaan teknologi terkini agar lebih produktif, inovatif, dan kompetitif," tandasnya.
"Di situasi seperti ini, penting sekali agar seluruh pihak bersinergi, mulai dari pemerintah, pelaku industri, perusahaan tekonologi Indonesia hingga masyarakat. Sehingga kegiatan ekonomi tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (20/4/2020).
Menperin menyebutkan, saat ini terdapat 1.204 pelaku IKM yang mengolah biji kopi lokal dari para petani di berbagai daerah di Indonesia. "Dengan didukung ketersediaan bahan baku dan potensi pasar yang besar, selama ini industri pengolahan kopi mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional," ungkapnya.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sumbangsih itu misalnya tercatat padacapaian ekspor produk kopi olahan yang mencapai USD579,98 juta sepanjang 2018, meningkat 19,1% dibandingperolehandi tahun 2017. Ekspor produk kopi olahan dari Indonesia yang didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi, telah menembus ke sejumlah pasar mancanegara di ASEAN, China, dan Uni Emirat Arab.
Namun demikian, pandemi Covid-19 membawa berbagai tantangan bagi setiap lapisan masyarakat, tidak terkecuali para pelaku usaha kopi. Contohnya, warung kopi dan kafe yang terimbas sepinya pengunjung, bahkan sampai ada yang tutup karena merosotnya penjualan. Selain itu, sejumlah petani kopi di Aceh bahkan mengeluhkan penurunan harga jual hingga 50%, yang sebelumnya dibanderol Rp10.000 per bambu (harga jual basah) menjadi hanya Rp5.800.
Guna membangkitkan geliat pelaku usaha kopi di dalam negeri, Kemenperin bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Tokopedia, serta para pelaku industri kopi lokal, menginisiasi kampanye #SatuDalamKopi. Langkah kolaborasi ini bertujuan untuk memajukan kopi nusantara sekaligus membuat roda perekonomian tetap bergerak di tengah pandemi Covid-19.
"Kampanye #SatuDalamKopi merupakan contoh nyata bagaimana kita bersama ambil bagian untuk mendorong pemasaran produk kopi lokal melalui kafe, warung kopi dan masyarakat luas yang pada gilirannya akan berdampak pada geliat industri kopi di daerah dan seluruh rantai pasoknya," papar Menperin.
Kampanye nasional #SatuDalamKopi yang diadakan pada 20-26 April 2020 di Tokopedia akan melibatkan hampir 1.200 pelaku industri kopi dari berbagai penjuru wilayah di Indonesia. Tak hanya pelaku industri kopi, para pecinta kopi pun bisa turut berpartisipasi dalam menyemarakkan kampanye #SatuDalamKopi yang diselenggarakan selama tujuh hari tersebut.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengemukakan, IKM kopi olahan tersebar di berbagai sentra produksi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Selanjutnya, Gati menilai, beberapa tahun terakhir permintaan kopi di Indonesia mulai meningkat karena kegiatan minum kopi di tengah masyarakat sudah menjadi bagian dari lifestyle (gaya hidup). Bahkan, kebiasaan figur publik pun turut memengaruhi perilaku masyarakat yang dewasa ini semakin gandrung pada kopi.
"Untuk meningkatkan daya saing IKM kopi olahan, kami telah memiliki berbagai fasilitas, termasuk untuk mendorong penggunaan teknologi terkini agar lebih produktif, inovatif, dan kompetitif," tandasnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda