Kasus Covid-19 Melonjak, Capai Target Pertumbuhan Ekonomi Bakal Sulit
Minggu, 20 Juni 2021 - 21:22 WIB
JAKARTA - Lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah daerah pasca libur Lebaran dinilai tidak terlalu berdampak pada pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021. Akan tetapi bila PPKM terus terjadi saat kasus Covid-19 terus meningkat, hampir dipastikan pemerintah bakal sulit mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah memperkirakan, dampaknya ke pertumbuhan kuartal II/2021 relatif minimal. Hal ini karena lonjakan kasus Covid-19 baru terjadi pada bulan Juni 2021.
"Untuk target pertumbuhan kuartal II, saya perkirakan juga akan terdampak, tetapi minimal sekali karena kuartal II sudah berjalan. Tapi tentu saja tidak akan mencapai target pemerintah yang di atas 7%," ujarnya ketika dihubungi, Minggu (20/6/2021).
Menurut dia, tanpa adanya pembatasan sosial pun pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 masih cukup sulit untuk mencapai 7%. Apalagi ini ada kenaikan kasus dan ada pengetatan PPKM.
Meski begitu, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 masih akan positif. "Pertumbuhan ekonomi di kuartal II saya perkirakan masih akan positif di kisaran 3% hingga 4%," ungkapnya.
Dia menambahkan, untuk daerah-daerah yang melakukan lockdown atau membatasi aktivitas sosial ekonomi secara ketat akan berdampak pada perekonomian. Namun besarnya dampak pembatasan sosial terhadap ekonomi akan bergantung berapa lama pengetatan tersebut akan dilakukan.
"Yang sedikit terdampak hanya aktivitas sosial ekonomi di bulan Juni. Itupun saya melihat belum ada pemerintah daerah yang mengambil kebijakan yang sangat ekstrim. Aktivitas ekonomi memang dibatasi, prokes diperketat. Tetapi tidak sampai menutup atau melarang kegiatan ekonomi," tuturnya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah memperkirakan, dampaknya ke pertumbuhan kuartal II/2021 relatif minimal. Hal ini karena lonjakan kasus Covid-19 baru terjadi pada bulan Juni 2021.
"Untuk target pertumbuhan kuartal II, saya perkirakan juga akan terdampak, tetapi minimal sekali karena kuartal II sudah berjalan. Tapi tentu saja tidak akan mencapai target pemerintah yang di atas 7%," ujarnya ketika dihubungi, Minggu (20/6/2021).
Menurut dia, tanpa adanya pembatasan sosial pun pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 masih cukup sulit untuk mencapai 7%. Apalagi ini ada kenaikan kasus dan ada pengetatan PPKM.
Meski begitu, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 masih akan positif. "Pertumbuhan ekonomi di kuartal II saya perkirakan masih akan positif di kisaran 3% hingga 4%," ungkapnya.
Dia menambahkan, untuk daerah-daerah yang melakukan lockdown atau membatasi aktivitas sosial ekonomi secara ketat akan berdampak pada perekonomian. Namun besarnya dampak pembatasan sosial terhadap ekonomi akan bergantung berapa lama pengetatan tersebut akan dilakukan.
"Yang sedikit terdampak hanya aktivitas sosial ekonomi di bulan Juni. Itupun saya melihat belum ada pemerintah daerah yang mengambil kebijakan yang sangat ekstrim. Aktivitas ekonomi memang dibatasi, prokes diperketat. Tetapi tidak sampai menutup atau melarang kegiatan ekonomi," tuturnya.
(akr)
tulis komentar anda