Amsyong, 'Permata' Misterius di Afrika Selatan Ternyata Kuarsa

Senin, 21 Juni 2021 - 09:15 WIB
Salah seorang penambang menunjukkan batu permata yang ternyata kuarsa, yang ditemukan di lereng bukit di Provinsi KwaZulu-Natal Afrika Selatan. Foto/Reuters
JAKARTA - Kisah perburuan "berlian" di sebuah desa di Afrika Selatan bagian timur pekan lalu berakhir antiklimaks setelah temuan awal ahli geologi pemerintah yang dikirim untuk memverifikasi memastikan "permata" yang ditemukan ternyata hanyalah kristal kuarsa. Nilai kristal kuarsa, jika pun ada, sangat rendah jauh dibandingkan dengan nilai berlian.

Ribuan orang sepekan lalu berbondong-bondong ke lereng bukit di provinsi KwaZulu-Natal Afrika Selatan sejak 12 Juni untuk menggali batu misterius yang pertama kali digali oleh penggembala ternak dan diyakini sebagai berlian.



Anggota Dewan Eksekutif Provinsi untuk pembangunan ekonomi dan pariwisata Ravi Pillay, mengatakan pada konferensi pers pada hari Minggu (20/6) bahwa dia telah menghitung sekitar 3.000 penggali di sana selama kunjungan ke situs tersebut.

Hal itu mendorong pemerintah untuk mengirim ahli geologi dan ahli pertambangan mengumpulkan sampel untuk pengujian. Hasilnya, menghancurkan impian para penggali yang berharap bisa menghasilkan banyak uang.



"Tes yang dilakukan secara meyakinkan mengungkapkan bahwa batu-batu yang ditemukan di daerah itu bukanlah berlian seperti yang diharapkan beberapa orang," kata Pillay, seperti dikutip dari ABC News, Senin (21/6/2021).

Dia menambahkan, bahwa "permata" itu sebenarnya adalah kristal kuarsa. "Nilainya, kristal kuarsa belum ditetapkan. Tetapi harus disebutkan bahwa nilai kristal kuarsa sangat rendah jika dibandingkan dengan berlian," tambahnya.

Laporan itu mengatakan situs tersebut - lebih dari 300 kilometer tenggara Johannesburg - berada di dekat ambang batu vulkanik bernama dolerit, yang secara geologis tidak berada di zona di mana berlian biasanya berada.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More