Siap-Siap, OJK Bakal Bikin Saham Teknologi Jadi Primadona
Selasa, 22 Juni 2021 - 12:44 WIB
JAKARTA - Langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merelaksasi aturan terhadap perusahaan teknologi yang akan melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mendapat dukungan banyak pihak. Inisiatif OJK itu dinilai akan menjadi pintu masuk bagi banyak perusahaan teknologi lokal yang ingn melepaskan sahamnya di pasar modal.
Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai bahwa saat ini adalah kesempatan baik bagi OJK untuk mereformasi aturan bagi perusahaan yang berniat listing di bursa, terutama bagi perusahaan yang bergerak di sektor teknologi. Bahkan sebagaimana yang terjadi di berbagai negara, seperti Amerika, Eropa hingga China, saham-saham sektor teknologi justru memiliki daya tarik yang kuat bagi investor hingga saat ini.
“Ini kesempatan. Kalau dulu, saham komoditas yang diburu investor, tapi sekarang saham-saham teknologi jadi primadona. Di Eropa dan Amerika, investor menunjukkan antusiasme besar pada saham-saham sektor teknologi. Mereka menyerbu pasar modal karena daya tarik perusahaan dari sektor teknologi ini,” ujar David dalam keterangan tertulis, Selasa (22/6/2021).
Baca juga:Partai Gelora: Apa Pun Ide Soal Pilpres 2024 Tergantung Partai di DPR dan Anggota DPD
Disebutkan sejumlah perusahaan berbasis teknologi seperti Bukalapak, Ruangguru, GoTo dan Traveloka akan segera melepas sahamnya ke bursa saham domestik. Bahkan saham Bukalapak diperkirakan sudah bisa dijualbelikan di pasar saham Agustus tahun ini.
Menurut David, Indonesia juga bisa melakukan itu, karena beberapa unicorn di bidang teknologi telah mengungkapkan rencananya untuk melangkah ke pasar modal melalui pelaksanaan IPO. David melihat rencana itu dapat menjadi momentum bagi OJK untuk memberikan kemudahan bagi perusahaan-perusahaan teknologi ini dalam mendaftarkan sahamnya di bursa.
“Perlu aturan yang meringankan mereka untuk bisa listing di bursa. Misalnya, salah satu yang sulit itu adalah peraturan terkait profitabilitas," kata dia.
David meyebutkan, kebanyakan perusahaan startup masih mengalami kesulitan pendanaan, sehingga biasanya mereka banyak mengandalkan angel investor. Itu sebabnya startup butuh relaksasi aturan terkait profitabilitas.
Baca juga:Argentina Tekuk Paraguay Lewat Gol Tunggal Alejandro Gomez
"Kemudahan perizinan, biaya listing yang lebih murah maupun kecepatan administrasi menjadi beberapa aspek yang ditunggu perusahaan teknologi yang akan IPO dengan sinyal kuat dari para investor ke sektor teknologi, startup bisa jadi daya tarik tersendiri bagi masuknya investasi asing ke dalam negeri," ucapnya.
Tak hanya investor asing, David juga melihat minat kuat dari pemodal dalam negeri. Apalagi jika yang masuk ke bursa adalah perusahaan teknologi lokal, ini tentunya perlu didukung kuat untuk masuk ke bursa guna meraih minat dari pemodal domestik yang cukup besar.
“Coba lihat China, dia memiliki perusahaan teknologi berbasis domestik yang besar dan pasarnya juga besar. Dengan pasar domestik kita yang besar, kita juga seharusnya bisa memberikan dukungan bagi perusahaan teknologi lokal yang bagus dan mampu bersaing,” tuturnya.
Lihat Juga: MNC Sekuritas Cabang Semarang Gelar Outlook Bursa 2025 Trading For Living, Investing For Wealth
Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai bahwa saat ini adalah kesempatan baik bagi OJK untuk mereformasi aturan bagi perusahaan yang berniat listing di bursa, terutama bagi perusahaan yang bergerak di sektor teknologi. Bahkan sebagaimana yang terjadi di berbagai negara, seperti Amerika, Eropa hingga China, saham-saham sektor teknologi justru memiliki daya tarik yang kuat bagi investor hingga saat ini.
“Ini kesempatan. Kalau dulu, saham komoditas yang diburu investor, tapi sekarang saham-saham teknologi jadi primadona. Di Eropa dan Amerika, investor menunjukkan antusiasme besar pada saham-saham sektor teknologi. Mereka menyerbu pasar modal karena daya tarik perusahaan dari sektor teknologi ini,” ujar David dalam keterangan tertulis, Selasa (22/6/2021).
Baca juga:Partai Gelora: Apa Pun Ide Soal Pilpres 2024 Tergantung Partai di DPR dan Anggota DPD
Disebutkan sejumlah perusahaan berbasis teknologi seperti Bukalapak, Ruangguru, GoTo dan Traveloka akan segera melepas sahamnya ke bursa saham domestik. Bahkan saham Bukalapak diperkirakan sudah bisa dijualbelikan di pasar saham Agustus tahun ini.
Menurut David, Indonesia juga bisa melakukan itu, karena beberapa unicorn di bidang teknologi telah mengungkapkan rencananya untuk melangkah ke pasar modal melalui pelaksanaan IPO. David melihat rencana itu dapat menjadi momentum bagi OJK untuk memberikan kemudahan bagi perusahaan-perusahaan teknologi ini dalam mendaftarkan sahamnya di bursa.
“Perlu aturan yang meringankan mereka untuk bisa listing di bursa. Misalnya, salah satu yang sulit itu adalah peraturan terkait profitabilitas," kata dia.
David meyebutkan, kebanyakan perusahaan startup masih mengalami kesulitan pendanaan, sehingga biasanya mereka banyak mengandalkan angel investor. Itu sebabnya startup butuh relaksasi aturan terkait profitabilitas.
Baca juga:Argentina Tekuk Paraguay Lewat Gol Tunggal Alejandro Gomez
"Kemudahan perizinan, biaya listing yang lebih murah maupun kecepatan administrasi menjadi beberapa aspek yang ditunggu perusahaan teknologi yang akan IPO dengan sinyal kuat dari para investor ke sektor teknologi, startup bisa jadi daya tarik tersendiri bagi masuknya investasi asing ke dalam negeri," ucapnya.
Tak hanya investor asing, David juga melihat minat kuat dari pemodal dalam negeri. Apalagi jika yang masuk ke bursa adalah perusahaan teknologi lokal, ini tentunya perlu didukung kuat untuk masuk ke bursa guna meraih minat dari pemodal domestik yang cukup besar.
“Coba lihat China, dia memiliki perusahaan teknologi berbasis domestik yang besar dan pasarnya juga besar. Dengan pasar domestik kita yang besar, kita juga seharusnya bisa memberikan dukungan bagi perusahaan teknologi lokal yang bagus dan mampu bersaing,” tuturnya.
Lihat Juga: MNC Sekuritas Cabang Semarang Gelar Outlook Bursa 2025 Trading For Living, Investing For Wealth
(uka)
tulis komentar anda