Pupuk Indonesia Siapkan Rp9,6 Triliun untuk Dongkrak Produksi Pusri III

Kamis, 24 Juni 2021 - 16:26 WIB
Foto/ilustrasi
JAKARTA - Langkah PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk merevitalisasi pabrik-pabrik yang tergabung dalam grupnya tak main-main. BUMN ini telah menyiapkan investasi sebesar USD670 juta atau setara Rp9,6 triliun (kurs Rp14.000) untuk merevitalisasi pabrik pupuk Pusri IIIB di Palembang, Sumatera Selatan.

"Kalau mengacu pada tender-tender sebelumnya dengan kapasitas yang sama, proyek mencapai USD500 juta, tapi dengan akan adanya cost lain seperti financing cost dan lain-lain jadi kita anggarkan sampai USD670 juta dolar," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VI DPR RI di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/6/2021).

Revitalisasi pabrik Pusri IIIB dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan juga efisiensi penggunaan gas dalam proses produksi yang bisa berpengaruh pada nilai keekonomian. Setelah revitalisasi kapasitas produksi pabrik sebesar 907 ribu ton per tahun untuk urea dan 445 ribu ton per tahun untuk amonia.



Baca juga:Britney Spears Ingin Bebas dari Kekangan Ayah, Justin Timberlake hingga Mariah Carey Beri Dukungan

Adanya revitalisasi yang bertujuan untk efisiensi ini, Bakir menargetkan holding Pupuk Indonesia bisa meningkatkan penjualan produk tidak hanya produk subsidi, melainkan juga pupuk komersial yang bisa diekspor. Hingga kuartal I 2021 total produksi Pupuk Indonesia untuk semua jenis pupuk mencapai 4,93 juta ton, atau 107% dari target RKAP.

Bakir menyebut pendanaan investasi tersebut rencananya akan dipenuhi melalui pembiayaan secara mandiri dan melalui pinjaman bank. Proyek tersebut rencananya akan dimulai konstruksinya pada Maret 2022 dan ditargetkan rampung pada Juni 2025.

Terkait suplai gas, menurut Bakir, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sudah menandatangani beberapa MoU berdasarkan rekomendasi dari SKK Migas. Kebutuhan gas untuk pabrik baru ini sendiri mencapai 71 BBTUD (Billion British Thermal Unit Per Day).

"Sudah dilakukan penandatanganan MoU agar security suplly gasnya selama 20 tahun terjamin dan ini juga didukung oleh Kementerian ESDM dan SKK Migas. Pada 17 Juni 2021 kita sudah tandatangani MoU dengan Petrochina Jabung dan Repsol Sakakemang," ujar Bakir.

Saat ini Pupuk Indonesia tengah menunggu alokasi dan penetapan harga gas dari Kementerian ESDM yang diharapkan pada Juli sudah diputuskan. Selanjutnya diharapkan penandatanganan jual beli gas bisa dilakukan di Desember 2021. "Sehingga saya rasa masalah soal gas itu bisa resolved. Ini masih sesuai jadwal dan pendanaan," ucapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More