Erick Bikin Holding Ultra Mikro, Ini Dampaknya Bagi Koperasi
Kamis, 24 Juni 2021 - 17:47 WIB
JAKARTA - Integrasi ekosistem usaha ultra mikro melalui holding BUMN Ultra Mikro (UMi) oleh Kementerian BUMN diyakini tidak akan menggerus keberadaan koperasi. Langkah strategis pemerintah dalam pemberdayaan pelaku usaha di sektor ultra mikro itu bahkan dinilai bisa akan saling menguatkan dan bersinergi dengan koperasi.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, operasi yang dalam menjalankan usahanya efisien tidak akan mati dengan adanya holding ultra mikro. Justru koperasi tersebut akan lebih kompetitif ke depan.
Eko menggarisbawahi masalahnya saat ini adalah ketiadaan dana murah yang dapat diakses masyarakat kecil. Dia menilai saat ini persentase bunga pinjaman usaha masyarakat kecil lebih besar dibandingkan dengan korporasi. Dengan adanya upaya holding tersebut, akan mewarnai pasar sehingga menjadi lebih kompetitif.
"Itu bukan mematikan koperasi. Itu menjadi challenge untuk bisa lebih efisien. Di situ perannya sebetulnya. Bagi koperasi yang tidak mau bersaing ini tekanan, berarti mereka mau mengambil untung terlalu besar. Koperasi seperti itu kapitalis, itu masalahnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (24/6/2021).
Eko melanjutkan, adanya holding ultra mikro akan menekan gerak rentenir berbaju koperasi yang meresahkan masyarakat. Penyaluran kredit dari BRI, Pegadaian dan PNM akan lebih mudah dengan tingkat efisiensi yang menekan bunga dan cost of fund.
"Itu justru positif. Jangan dilihat ini ada pendatang baru di-drive BUMN, oleh pemerintah mau matikan koperasi. Justru ini akan membuat cost of fund atau biaya dana bagi UMKM lebih efisien dbandingkan sekarang. Sehingga hanya koperasi yang prudent dan kompetitif yang akan semakin berkembang," imbuhnya.
Di sisi lain, ada kekhawatiran dari sebagian kalangan bahwa langkah pemerintah membentuk holding yang melibatkan BRI, Pegadaian dan PNM, akan menggerus keberadaan koperasi. Namun, kekhawatiran itu tertepis oleh pelaku usaha koperasi yang selama ini mendapat jasa layanan keuangan dari BRI.
Ratnawati selaku Finance and Accounting dari Koperasi Mandiri Bina Karya yang merupakan koperasi dari salah satu anak perusahaan PT PLN (Persero), yaitu PT Indonesia Comnets Plus. Ratnawati mengatakan sejak 2018 koperasi yang dikelolanya mendapatkan pinjaman dari BRI.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, operasi yang dalam menjalankan usahanya efisien tidak akan mati dengan adanya holding ultra mikro. Justru koperasi tersebut akan lebih kompetitif ke depan.
Eko menggarisbawahi masalahnya saat ini adalah ketiadaan dana murah yang dapat diakses masyarakat kecil. Dia menilai saat ini persentase bunga pinjaman usaha masyarakat kecil lebih besar dibandingkan dengan korporasi. Dengan adanya upaya holding tersebut, akan mewarnai pasar sehingga menjadi lebih kompetitif.
"Itu bukan mematikan koperasi. Itu menjadi challenge untuk bisa lebih efisien. Di situ perannya sebetulnya. Bagi koperasi yang tidak mau bersaing ini tekanan, berarti mereka mau mengambil untung terlalu besar. Koperasi seperti itu kapitalis, itu masalahnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (24/6/2021).
Eko melanjutkan, adanya holding ultra mikro akan menekan gerak rentenir berbaju koperasi yang meresahkan masyarakat. Penyaluran kredit dari BRI, Pegadaian dan PNM akan lebih mudah dengan tingkat efisiensi yang menekan bunga dan cost of fund.
"Itu justru positif. Jangan dilihat ini ada pendatang baru di-drive BUMN, oleh pemerintah mau matikan koperasi. Justru ini akan membuat cost of fund atau biaya dana bagi UMKM lebih efisien dbandingkan sekarang. Sehingga hanya koperasi yang prudent dan kompetitif yang akan semakin berkembang," imbuhnya.
Di sisi lain, ada kekhawatiran dari sebagian kalangan bahwa langkah pemerintah membentuk holding yang melibatkan BRI, Pegadaian dan PNM, akan menggerus keberadaan koperasi. Namun, kekhawatiran itu tertepis oleh pelaku usaha koperasi yang selama ini mendapat jasa layanan keuangan dari BRI.
Ratnawati selaku Finance and Accounting dari Koperasi Mandiri Bina Karya yang merupakan koperasi dari salah satu anak perusahaan PT PLN (Persero), yaitu PT Indonesia Comnets Plus. Ratnawati mengatakan sejak 2018 koperasi yang dikelolanya mendapatkan pinjaman dari BRI.
tulis komentar anda