PMI di Level 53,5 Tandai Industri Tanah Air Tetap Ekspansif
Kamis, 01 Juli 2021 - 13:46 WIB
JAKARTA - Sejumlah industri pengolahan nonmigas di Tanah Air masih terus melakukan perluasan usaha, yang tercermin dari capaian Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Juni yang berada di level 53,5.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh IHS Markit tersebut, PMI di atas 50 menunjukkan geliat industri manufaktur dinilai ekspansif.
“Kita perlu bersyukur bahwa sektor industri manufaktur masih ekspansif. Artinya, masih ada gairah usaha di tengah dampak peningkatan kasus Covid-19,” kata Agus Gumiwang di Jakarta, Kamis (1/7/2021).
Agus pun tetap optimistis, ekonomi nasional akan tumbuh positif pada kuartal II tahun ini. Keyakinan ini didasari oleh sejumlah indikator, termasuk dari kinerja sektor industri manufaktur.
“Dalam delapan bulan terakhir, PMI manufaktur Indonesia terus berada di atas angka 50. Artinya, industri manufaktur di dalam negeri berada dalam level ekspansif, bahkan agresif. Pertumbuhan industri diharapkan akan mencapai titik positif pada kuartal II tahun ini,” ujarnya.
Di samping itu, sepanjang triwulan I tahun 2021, nilai investasi yang direalisasikan industri pengolahan menembus Rp88,3 triliun atau naik 38% dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp64 triliun. Dari Rp88,3 triliun tersebut, sektor manufaktur memberikan kontribusi signifikan hingga 40,2% terhadap total nilai investasi di Indonesia yang mencapai Rp219,7 triliun
Hal ini menurutnya menandakan bahwa di tengah pandemi Covid-19, Indonesia masih memiliki daya tarik bagi investasi dengan besarnya pasar yang dimiliki, sumber daya yang melimpah, pertumbuhan ekonomi serta adanya dukungan regulasi dari pemerintah.
Menanggapi hasil PMI manufaktur Indonesia, Jingyi Pan selaku Direktur Asosiasi Ekonomi IHS Markit mengatakan, pertumbuhan sektor manufaktur yang melambat pada bulan Juni mencerminkan pengaruh gelombang kedua Covid-19 terhadap sektor manufaktur Indonesia.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh IHS Markit tersebut, PMI di atas 50 menunjukkan geliat industri manufaktur dinilai ekspansif.
“Kita perlu bersyukur bahwa sektor industri manufaktur masih ekspansif. Artinya, masih ada gairah usaha di tengah dampak peningkatan kasus Covid-19,” kata Agus Gumiwang di Jakarta, Kamis (1/7/2021).
Baca Juga
Agus pun tetap optimistis, ekonomi nasional akan tumbuh positif pada kuartal II tahun ini. Keyakinan ini didasari oleh sejumlah indikator, termasuk dari kinerja sektor industri manufaktur.
“Dalam delapan bulan terakhir, PMI manufaktur Indonesia terus berada di atas angka 50. Artinya, industri manufaktur di dalam negeri berada dalam level ekspansif, bahkan agresif. Pertumbuhan industri diharapkan akan mencapai titik positif pada kuartal II tahun ini,” ujarnya.
Di samping itu, sepanjang triwulan I tahun 2021, nilai investasi yang direalisasikan industri pengolahan menembus Rp88,3 triliun atau naik 38% dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp64 triliun. Dari Rp88,3 triliun tersebut, sektor manufaktur memberikan kontribusi signifikan hingga 40,2% terhadap total nilai investasi di Indonesia yang mencapai Rp219,7 triliun
Hal ini menurutnya menandakan bahwa di tengah pandemi Covid-19, Indonesia masih memiliki daya tarik bagi investasi dengan besarnya pasar yang dimiliki, sumber daya yang melimpah, pertumbuhan ekonomi serta adanya dukungan regulasi dari pemerintah.
Menanggapi hasil PMI manufaktur Indonesia, Jingyi Pan selaku Direktur Asosiasi Ekonomi IHS Markit mengatakan, pertumbuhan sektor manufaktur yang melambat pada bulan Juni mencerminkan pengaruh gelombang kedua Covid-19 terhadap sektor manufaktur Indonesia.
tulis komentar anda