Nasib Keuangan BUMN: Setoran Jumbo, Suntikan Modal Kontet
Kamis, 08 Juli 2021 - 21:15 WIB
JAKARTA - Pemerintah menargetkan dividen BUMN tahun 2021 mencapai Rp30 triliun-Rp35 triliun, meski 90% BUMN tengah berdarah-darah karena keuangannya mengalami penurunan drastis. Target tersebut lebih rendah dari proyeksi semula, yakni Rp40 triliun.
"Tahun ini insya Allah peningkatan Rp30-35 triliun, ini belum fix," ujar Menteri BUMN Erick Thohir , Kamis (8/7/2021).
Sementara proyeksi dividen BUMN pada tahun 2022 mencapai Rp40 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dari tahun ini. Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Erick mengutarakan, target itu di luar dari penugasan pemerintah kepada BUMN.
Karena itu, pihaknya dan manajemen perseroan akan bekerja keras untuk mencapai proyeksi atas kontribusi BUMN kepada negara tersebut.
Baca juga:Viktor Orban: Upaya UE Paksa Hungaria Cabut UU Anti-LGBT akan Sia-sia
"Kami berupaya sekuat tenaga, tentu dengan kondisi Covid-19 ini, tentu kita akan memberikan dividen pada tahun depan (2022) sama dengan tahun sebelumnya yaitu Rp40 triliun atau periode sebelum diberikan penugasan," katanya.
Erick juga menyebut, peran penting BUMN adalah berkontribusi kepada negara melalui dividen, pajak, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Meski begitu, dia menilai kontribusi perseroan belum berjalan lurus dengan pendanaan yang diterima dari pemerintah berupa penyertaan modal negara (PMN).
Nilai PMN yang diberikan jauh lebih kecil daripada kontribusi yang diberikan BUMN kepada negara. Padahal, sejumlah BUMN tengah menjalankan proyek penugasan. Dia pun menekan, PMN merupakan instrumen yang dibutuhkan BUMN dalam menjalankan penugasan tersebut.
Baca juga:Sempat Lama Tak Dapat Job, Jonathan Frizzy Dikejar Penagih Utang Bank
"Kalau kita lihat, dalam 10 tahun terakhir, BUMN berkontribusi sebesar Rp3.295 triliun yang terdiri atas pajak sebesar Rp1.872 triliun, PNBP sebesar Rp1.035 triliun, dan dividen sebesar Rp388 triliun. Kita bandingkan dengan PMN yang diberikan adalah empat persen atau Rp147 triliun dari 2011-2020," katanya.
Saat ini, kata Erick, suntikan PMN dan dividen periode 2020-2024 justru relatif seimbang. Untuk periode 2021-2022 PMN yang diusulkan mencapai mencapai Rp106 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari PMN tambahan 2021 senilai Rp33,9 triliun dan PMN baru 2022 sebesar Rp72,449 triliun.
"Tahun ini insya Allah peningkatan Rp30-35 triliun, ini belum fix," ujar Menteri BUMN Erick Thohir , Kamis (8/7/2021).
Sementara proyeksi dividen BUMN pada tahun 2022 mencapai Rp40 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dari tahun ini. Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Erick mengutarakan, target itu di luar dari penugasan pemerintah kepada BUMN.
Karena itu, pihaknya dan manajemen perseroan akan bekerja keras untuk mencapai proyeksi atas kontribusi BUMN kepada negara tersebut.
Baca juga:Viktor Orban: Upaya UE Paksa Hungaria Cabut UU Anti-LGBT akan Sia-sia
"Kami berupaya sekuat tenaga, tentu dengan kondisi Covid-19 ini, tentu kita akan memberikan dividen pada tahun depan (2022) sama dengan tahun sebelumnya yaitu Rp40 triliun atau periode sebelum diberikan penugasan," katanya.
Erick juga menyebut, peran penting BUMN adalah berkontribusi kepada negara melalui dividen, pajak, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Meski begitu, dia menilai kontribusi perseroan belum berjalan lurus dengan pendanaan yang diterima dari pemerintah berupa penyertaan modal negara (PMN).
Nilai PMN yang diberikan jauh lebih kecil daripada kontribusi yang diberikan BUMN kepada negara. Padahal, sejumlah BUMN tengah menjalankan proyek penugasan. Dia pun menekan, PMN merupakan instrumen yang dibutuhkan BUMN dalam menjalankan penugasan tersebut.
Baca juga:Sempat Lama Tak Dapat Job, Jonathan Frizzy Dikejar Penagih Utang Bank
"Kalau kita lihat, dalam 10 tahun terakhir, BUMN berkontribusi sebesar Rp3.295 triliun yang terdiri atas pajak sebesar Rp1.872 triliun, PNBP sebesar Rp1.035 triliun, dan dividen sebesar Rp388 triliun. Kita bandingkan dengan PMN yang diberikan adalah empat persen atau Rp147 triliun dari 2011-2020," katanya.
Saat ini, kata Erick, suntikan PMN dan dividen periode 2020-2024 justru relatif seimbang. Untuk periode 2021-2022 PMN yang diusulkan mencapai mencapai Rp106 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari PMN tambahan 2021 senilai Rp33,9 triliun dan PMN baru 2022 sebesar Rp72,449 triliun.
(uka)
tulis komentar anda