Penanganan Pandemi Jadi Kunci RI Bisa Naik Kelas Lagi di 2022

Selasa, 13 Juli 2021 - 12:23 WIB
Ilustrasi vaksinasi. Foto/Dok SINDOphoto/Yulianto
JAKARTA - Indonesia turun kelas ke kategori negara berpendapatan menengah bawah menyusul pendapatan nasional bruto yang hanya USD3.979 per kapita. Selain itu, kondisi Indonesia tahun 2020 yang terpuruk dikarenakan pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi hanya di 2,07%.

Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal menegaskan bahwa untuk mendongkrak perekonomian kembali, pemerintah mesti menyelesaikan masalah Covid-19 terlebih dulu.

"Tentu saja itu PR-nya yang harus diselesaikan dulu. Kita tidak bisa menggerakkan ekonomi pada saat pandemi masih ada, karena ekonomi kita bergantung pada kontak fisik antar manusia, bergantung pada mobilitas agar bisa bergerak, dan ini kita tidak bisa bergerak dengan baik karena adanya pandemi," ujarnya dalam acara Market Review IDX Channel, Selasa (13/7/2021).



Dia melanjutkan, penerapan PPKM darurat diharapkan efektif menekan laju kasus pandemi yang akhirnya masuk ke tahap pemulihan ekonomi. "Tapi ketika setelah PPKM darurat kita harapkan efektif bisa menekan laju pandemi, juga yang dijalankan vaksinasi untuk menuju herd imunity bisa tercapai, nah ini sudah bisa masuk ke tahap pemulihan," ujarnya.



Setelah pandemi berhasil dikendalikan, maka pemerintah harus segera menjalankan program transformatif. "Pengendalian pandemi di saat yang sama penciptaan lapangan pekerjaan dan produktivitas itu bisa berjalan bersamaan," tuturnya.



Faisal juga melihat dari skenario positif bahwa pemerintah optimistis status Indonesia bisa naik kelas lagi. "Skenario lebih optimis di tahun ini pertumbuhan ekonomi kita sudah bisa positif kembali karena tahun lalu kan negatif. Artinya, kalau kita positif lagi kemungkinan naik (pendapatan) per kapitanya itu besar," jelas dia.

Lebih lanjut, dia memprediksi bahwa Indonesia akan bisa naik ke level negara berpendapatan menengah atas pada tahun 2022. "Bukan masalah bisa naik atau tidak tapi perjalanan kita masih panjang untuk ke high income," ujarnya.
(ind)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More