Impor Tinggi, Neraca Dagang Diramal Masih Bisa Surplus Tipis
Kamis, 15 Juli 2021 - 07:27 WIB
JAKARTA - Neraca perdagangan pada bulan Juni 2021 diperkirakan mengalami surplus sebesar USD2,23 miliar. Angka sedikit lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat surplus USD2,36 miliar.
Ekonom Josua Pardede mengatakan, penurunan surplus perdagangan tersebut cenderung disebabkan oleh laju pertumbuhan bulanan impor yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan bulanan ekspor akibat kenaikan harga minyak dunia secara rata-rata sebesar 8,14% mtm.
"Pertumbuhan impor secara bulanan diperkirakan mencapai 9,6% mtm atau sebesar 44,94% yoy secara tahunan. tahunan sendiri diperkirakan sebesar," kata Josua di Jakarta, Kamis (15/7/2021).
Secara bulanan, baik ekspor maupun impor mengalami peningkatan, didorong oleh seasonal factor yakni normalisasi aktivitas perdagangan pasca Lebaran. Dari sisi ekspor, peningkatan ekspor cenderung tertahan akibat menurunnya aktivitas manufaktur dari negara mitra dagang utama Indonesia, seperti India dan Tiongkok, yang masing-masing turun ke level 48,1 dan 51,3.
"Tertahannya ekspor juga disebabkan oleh tren penurunan harga CPO bulan Juni, yang secara rerata turun sebesar 12%mtm. Pertumbuhan ekspor secara bulanan sebesar 7,4%mtm atau sebesar 48,45%yoy secara tahunan," tandasnya.
Ekonom Josua Pardede mengatakan, penurunan surplus perdagangan tersebut cenderung disebabkan oleh laju pertumbuhan bulanan impor yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan bulanan ekspor akibat kenaikan harga minyak dunia secara rata-rata sebesar 8,14% mtm.
"Pertumbuhan impor secara bulanan diperkirakan mencapai 9,6% mtm atau sebesar 44,94% yoy secara tahunan. tahunan sendiri diperkirakan sebesar," kata Josua di Jakarta, Kamis (15/7/2021).
Secara bulanan, baik ekspor maupun impor mengalami peningkatan, didorong oleh seasonal factor yakni normalisasi aktivitas perdagangan pasca Lebaran. Dari sisi ekspor, peningkatan ekspor cenderung tertahan akibat menurunnya aktivitas manufaktur dari negara mitra dagang utama Indonesia, seperti India dan Tiongkok, yang masing-masing turun ke level 48,1 dan 51,3.
"Tertahannya ekspor juga disebabkan oleh tren penurunan harga CPO bulan Juni, yang secara rerata turun sebesar 12%mtm. Pertumbuhan ekspor secara bulanan sebesar 7,4%mtm atau sebesar 48,45%yoy secara tahunan," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda