KSI Diresmikan Menteri BUMN, Selanjutnya Pasang Target Bisnis 5 Tahun ke Depan

Rabu, 14 Juli 2021 - 23:06 WIB
Erick Thohir baru saja meresmikan PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) sebagai subholding, KSI adalah anak perusahaan pelat merah dari PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Foto/Dok
CILEGON - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir baru saja meresmikan PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) sebagai subholding, KSI adalah anak perusahaan pelat merah dari PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk . Sebelumnya KSI lebih dikenal dengan nama PT.Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) dan kini menjadi induk Subholding dari PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS).



Sebagai perusahaan dengan bidang usaha utama pengelola kawasan industri, kompensasi utama KSI adalah menyediakan dan mengelola kawasan industri dengan layanan lengkap dan terintegrasi, seperti infrastruktur dan utilitas kawasan yang mencakup pelabuhan, jalan, listrik, air dan gas, maupun fasilitas pendukung lainnya seperti hotel, sarana perumahan dan lainnya.

Keterpaduan dan kelengkapan inilah yang ditawarkan KSI melalui “An Integrated Investment Solution” untuk mendukung pengembangan usaha dan menarik para investor.

“Saya mendukung pembentukan Subholding Sarana Infrastruktur sebagai bagian transformasi Krakatau Steel untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan kinerja perusahaan. Contohnya seperti potensi pabrik Hot Strip Mill #2 Krakatau Steel yang memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun dan juga unit bisnis lainnya," ujar Erick Thohir dalam sambutannya saat meresmikan subholding Krakatau Sarana Infrastruktur di Cilegon.



"Subholding ini juga harus dapat memanfaatkan peluang investasi ke Indonesia yang memerlukan dukungan kawasan industri dengan fasilitas terintegrasi dan berstandar internasional,” sambungnya.

Subholding KSI yang area pengelolaan kawasannya terbesar di Indonesia tersebut, nantinya akan bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama. Yakni kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.

Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengutarakan, subholding sarana Infrastruktur memiliki pondasi yang kuat secara finansial. Empat perusahaan itu memiliki total pendapatan Rp3,4 triliun dan nilai EBITDA sebesar Rp 1 triliun pada tahun 2020.

Diharapkan target pencapaian secara bisnis keseluruhan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan kebutuhan kawasan industri di Indonesia.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More