Erick Thohir Pastikan Distribusi 1,9 Juta Vaksin Gotong Royong di Luar Sumbangan
Senin, 26 Juli 2021 - 14:48 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap, sebanyak 1,9 juta vaksin gotong royong sudah didistribusikan kepada masyarakat pekerja atau dunia usaha. Jenis vaksin gotong royong ini menggunakan merek Sinophram.
"Alhamduilah lancar ini pakai merek Sinopharm. Jadi kita tidak pakai merek-merek yang program vaksin pemerintah atau covax/gavi atau yang di luar 500 ribu sumbangan," kata Menteri Erick usai Ratas dengan Presiden di Jakarta, Senin (26/7/2021).
Baca juga:Terkendala Riwayat Kesehatan, Jerinx Tak Bisa Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Terkait Laporan Adam Deni
Berdasarkan catatannya, vaksin gotong royong sendiri mencapai sebanyak 5,5 juta, dan dalam proses menunggu rilis BPOM mencapai 2,6 juta. Sedangkan vaksin yang sudah rilis 2,9 juta, dan sudah didisribusikan sebanyak 1,9 juta.
Selain vaksin, ia memastikan kebutuhan obat-obatan untuk Covid-19 yang dikelola apotek BUMN terpenuhi dengan baik. Bahkan dirinya juga menjamin tidak bakal terjadi penimbunan.
"Jadi secara produksi akan terus kita tingkatkan, bagaimana kita jaga di lapangan kita perketat sehingga tidak ada penimbunan. Jadi saat beli kita kuotakan dan sesuai resep dokter," katanya.
Erick tak ingin nantinya ada sebagian oknum yang bisa membeli obat-obatan dalam jumlah banyak. Dia pun meminta agar apotek berperan dengan memberikan obat sesuai dengan kebutuhan rumah sakit atau Kementerian Kesehatan.
"Karena kita takut ada loop hole. Tentu kita tidak menyalahkan siapa-siapa misalnya tiba-tiba ada satu orang bisa beli dalam jumlah besar. Itu kita jaga," jelasnya.
Baca juga:Begini Suasana Hari Pertama Perpanjangan Ganjil Genap di Kota Bogor
Sementara itu, total produksi obat-obatan sampai dengan September 2021 akan mencapai puluhan juta. Misalnya total produksi untuk azithromycin diperkirakan akan mendekati 13 juta, zinc 15 juta, paracetamol 30 juta, vitamin C 77 juta, ambroxol 26 juta, vitamin D3 20 juta, oseltamivir 32 juta dan favipiravir 83 juta.
"Kita sekarang secara produksi in line. Bahan baku juga terkontrol, tapi ini yang saya sampaikan angka-angka yang diproduksi BUMN, di luar swasta," pungkasnya.
"Alhamduilah lancar ini pakai merek Sinopharm. Jadi kita tidak pakai merek-merek yang program vaksin pemerintah atau covax/gavi atau yang di luar 500 ribu sumbangan," kata Menteri Erick usai Ratas dengan Presiden di Jakarta, Senin (26/7/2021).
Baca juga:Terkendala Riwayat Kesehatan, Jerinx Tak Bisa Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Terkait Laporan Adam Deni
Berdasarkan catatannya, vaksin gotong royong sendiri mencapai sebanyak 5,5 juta, dan dalam proses menunggu rilis BPOM mencapai 2,6 juta. Sedangkan vaksin yang sudah rilis 2,9 juta, dan sudah didisribusikan sebanyak 1,9 juta.
Selain vaksin, ia memastikan kebutuhan obat-obatan untuk Covid-19 yang dikelola apotek BUMN terpenuhi dengan baik. Bahkan dirinya juga menjamin tidak bakal terjadi penimbunan.
"Jadi secara produksi akan terus kita tingkatkan, bagaimana kita jaga di lapangan kita perketat sehingga tidak ada penimbunan. Jadi saat beli kita kuotakan dan sesuai resep dokter," katanya.
Erick tak ingin nantinya ada sebagian oknum yang bisa membeli obat-obatan dalam jumlah banyak. Dia pun meminta agar apotek berperan dengan memberikan obat sesuai dengan kebutuhan rumah sakit atau Kementerian Kesehatan.
"Karena kita takut ada loop hole. Tentu kita tidak menyalahkan siapa-siapa misalnya tiba-tiba ada satu orang bisa beli dalam jumlah besar. Itu kita jaga," jelasnya.
Baca juga:Begini Suasana Hari Pertama Perpanjangan Ganjil Genap di Kota Bogor
Sementara itu, total produksi obat-obatan sampai dengan September 2021 akan mencapai puluhan juta. Misalnya total produksi untuk azithromycin diperkirakan akan mendekati 13 juta, zinc 15 juta, paracetamol 30 juta, vitamin C 77 juta, ambroxol 26 juta, vitamin D3 20 juta, oseltamivir 32 juta dan favipiravir 83 juta.
"Kita sekarang secara produksi in line. Bahan baku juga terkontrol, tapi ini yang saya sampaikan angka-angka yang diproduksi BUMN, di luar swasta," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda