IPO GoTo Kembali Menyeruak! Semoga Kali Ini Bukan Angin Surga
Rabu, 28 Juli 2021 - 20:14 WIB
JAKARTA - Isu penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) GoTo (Gojek-Tokopedia) kembali menyeruak. Isu itu tak lepas dari pernyataan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyebut akan ada tiga perusahaan rintisan (startup) unicorn yang akan melaksanakan IPO di bursa.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dari tiga perusahaan tersebut salah satunya merupakan dua perusahaan yang sudah bergabung. Namun, dia belum menyebutkan nama perusahaan tersebut.
Baca juga:Astaga! Petinju Maroko Gigit Kuping Musuhnya gara-gara Frustrasi
Pernyataan dua perusahaan rintisan yang sudah bergabung itu tentu saja kemudian ditafsirkan kepada GoTo. Seperti diketahui, GoTo merupakan entitas gabungan dari dua startup nasional, yakni Gojek dan Tokopedia.
"Kalau kemungkinan di tahun ini tiga, dengan berbagai macam bentuk. Bisa jadi dua perusahaan yang kita masukkan sebagai bagian unicorn udah gabung atau mereka sendiri-sendiri, tapi informasinya sudah keluar bahwa bergabung," ujar Nyoman dalam acara Edukasi Wartawan terkait IPO Unicorn secara virtual, Rabu (28/7/2021).
Nyoman menambahkan, dari tiga perusahaan tersebut, pihaknya baru bisa mempublikasikan satu startup unicorn, Bukalapak yang telah secara resmi mendaftarkan IPO di BEI. Bahkan menurutnya, market cap perusahaan tersebut bernilai lebih tinggi dibanding Bukalapak di kisaran Rp77,3 triliun sampai Rp87,6 triliun dengan harga penawaran IPO antara Rp750 sampai Rp850 per saham.
"Jadi, kalau dari total nanti akan masuk tiga, mungkin Bukalapak sudah masuk satu. Satu lagi kemungkinan akan proposalnya masuk ke kita sudah bergabung jadi satu yang lebih giant lagi. Berapa besarnya? Saya belum bisa menyampaikan karena proposal atau data atau submition document belum dilakukan," ucapnya.
Baca juga:Korps Marinir Gelar Vaksinasi untuk Keluarga Besar TNI AL dan Masyarakat
Dia menyebut, dengan masuknya startup unicorn ke bursa akan memperkuat posisi BEI MSCI Index. Menurutnya MSCI Index akan banyak memperhitungkan bisnis model yang menggunakan teknologi.
"Jadi, kalau nanti Bukalapak masuk tentunya mereka punya hitungan sendiri. Ini salah satu yang akan jadi pertimbangan mereka untuk menilai atau menghitung bobot kita di sana," tuturnya.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dari tiga perusahaan tersebut salah satunya merupakan dua perusahaan yang sudah bergabung. Namun, dia belum menyebutkan nama perusahaan tersebut.
Baca juga:Astaga! Petinju Maroko Gigit Kuping Musuhnya gara-gara Frustrasi
Pernyataan dua perusahaan rintisan yang sudah bergabung itu tentu saja kemudian ditafsirkan kepada GoTo. Seperti diketahui, GoTo merupakan entitas gabungan dari dua startup nasional, yakni Gojek dan Tokopedia.
"Kalau kemungkinan di tahun ini tiga, dengan berbagai macam bentuk. Bisa jadi dua perusahaan yang kita masukkan sebagai bagian unicorn udah gabung atau mereka sendiri-sendiri, tapi informasinya sudah keluar bahwa bergabung," ujar Nyoman dalam acara Edukasi Wartawan terkait IPO Unicorn secara virtual, Rabu (28/7/2021).
Nyoman menambahkan, dari tiga perusahaan tersebut, pihaknya baru bisa mempublikasikan satu startup unicorn, Bukalapak yang telah secara resmi mendaftarkan IPO di BEI. Bahkan menurutnya, market cap perusahaan tersebut bernilai lebih tinggi dibanding Bukalapak di kisaran Rp77,3 triliun sampai Rp87,6 triliun dengan harga penawaran IPO antara Rp750 sampai Rp850 per saham.
"Jadi, kalau dari total nanti akan masuk tiga, mungkin Bukalapak sudah masuk satu. Satu lagi kemungkinan akan proposalnya masuk ke kita sudah bergabung jadi satu yang lebih giant lagi. Berapa besarnya? Saya belum bisa menyampaikan karena proposal atau data atau submition document belum dilakukan," ucapnya.
Baca juga:Korps Marinir Gelar Vaksinasi untuk Keluarga Besar TNI AL dan Masyarakat
Dia menyebut, dengan masuknya startup unicorn ke bursa akan memperkuat posisi BEI MSCI Index. Menurutnya MSCI Index akan banyak memperhitungkan bisnis model yang menggunakan teknologi.
"Jadi, kalau nanti Bukalapak masuk tentunya mereka punya hitungan sendiri. Ini salah satu yang akan jadi pertimbangan mereka untuk menilai atau menghitung bobot kita di sana," tuturnya.
(uka)
tulis komentar anda