Dorong Milenial Terus Berkarya, Kemnaker Gelar Ngopi Daring Nasional

Sabtu, 31 Juli 2021 - 19:59 WIB
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui Politeknik Ketenagakerjaan menggelar kegiatan Ngopi Daring Nasional bertajuk How To Boost Millenial HR During Pandemic, Jumat (30/7/2021).
JAKARTA - Untuk mendorong para milenial terus berkarya dan berkontribusi positif di era adaptasi baru, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui Politeknik Ketenagakerjaan menggelar kegiatan Ngopi Daring Nasional bertajuk 'How To Boost Millenial HR During Pandemic', Jumat (30/7/2021).

Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi mengatakan bahwa masa pandemi Covid-19 merupakan momentum sangat penting bagi semua pihak seperti institusi pendidikan, generasi milenial, dan para pelaku usaha untuk bersama-sama bangkit dan terus berkarya guna menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Bagi institusi pendidikan, khususnya Polteknaker, harus terus mampu mengedepankan research and development yang terpogram bagi peningkatan SDM generasi milenial,” ujarnya.

Anwar Sanusi mengatakan, seiring kemajuan informasi, teknologi dan informasi yang menjadi ujung tombak perubahan berbagai bidang sosial ekonomi, maka langkah yang ditempuh generasi milenial harus mampu terus mengoptimalkan SDM dan adaptif dengan kemajuan teknologi. Sehingga, kaum milenial dapat menjadi penerus bangsa dalam menghadapi perubahan berbagai bidang pembangunan.





Sedangkan para pelaku usaha di dunia usaha dan industri (Dudi) harus dapat mengelola dan memastikan para HR untuk concern terhadap potensi SDM milenial, sehingga kinerja dan ketahanan (resilience) perusahaan di masa pandemi dapat terus tumbuh untuk membantu pertumbuhan ekonomi nasional.

“Melalui kesempatan ini, saya berharap acara Ngopi Daring Nasional ini menjadi program berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi generasi milenial, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih luas terhadap perekonamian nasional,“ kata Anwar Sanusi.

Dia menjelaskan, di masa pandemi Covid-19, gelombang pekerja berusia 18 hingga 30 tahun telah memasuki angkatan kerja. Kelompok kerja ini disebut kaum milenial yang identik dengan perkembangan teknologi dan tak mudah memastikan agar kaum milenial ini dapat bekerja dengan baik di perusahaan.

Sementara penelitian oleh Gallup (2016) memperlihatkan hanya 29 persen karyawan milenial secara emosional dan perilaku terhubung erat (engaged) dengan pekerjaan dan perusahaan. “Hal ini tentu merupakan kerugian besar bagi perusahaan, karena mereka hanya muncul di jam kerja namun tidak memberikan yang terbaik untuk perkembangan perusahaan,“ kata Anwar Sanusi.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More