Dirut Garuda Ungkap Alasan Komposisi Komisaris dan Direksi Jadi Lebih Ramping
Jum'at, 13 Agustus 2021 - 23:56 WIB
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melakukan pengurangan jumlah dewan komisaris dan direksi pada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar hari ini (13/8). Jumlah komisaris saat ini berjumlah tiga dan direksi berjumlah enam.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perubahan susunan dilakukan sesuai dengan usulan pemegang saham Seri A Dwiwarna atau Negara Republik Indonesia melalui Kementerian BUMN.
"Ini sesuai usulan dari pemegang saham Seri A Dwiwarna dan ini merupakan bagian dari langkah strategis untuk mempersiapkan Garuda menjadi sebuah perusahaan dengan tata kelola organisasi yang lebih agile, fokus, dan adaptif khususnya di tantangan pandemi Covid-19," ujar Irfan dalam video conference usai RUPST Garuda Indonesia, Jumat (13/8/2021).
Terkait alasan adanya pengurangan jumlah pengurus perseroan, Irfan menyebut hal tersebut lebih tepat dijawab oleh Kementerian BUMN. Namun, untuk pengurangan direksi, secara pribadi dia berpendapat hal ini kemungkinan dilakukan dalam upaya pengurangan jumlah karyawan di maskapai pelat merah tersebut.
"Ini mungkin sebuah upaya yang tak terhindarkan mengingat dari waktu ke waktu kita lakukan upaya-upaya pengurangan jumlah karyawan ini secara tidak langsung dan menciptakan komplikasi, tapi kita siap jalani ini," kata dia.
Irfan menyebut, keputusan RUPST hari ini merupakan sebuah keputusan yang tidak mudah karena selama beberapa bulan terakhir ini perseroan melewati masa pandemi dan turbulensi.
Pemegang saham Garuda Indonesia kemudian menunjuk Timur Sukirno sebagai komisaris utama merangkap komisaris independen. Kemudian, terdapat juga satu nama baru, yaitu Abdul Rachman sebagai komisaris independen.
Tidak hanya itu, Garuda Indonesia juga menghapus dua posisi direksi, yaitu posisi Wakil Direktur Utama yang dijabat Dony Oskaria dan Direktur Niaga dan Kargo yang dijabat M. Rizal Pahlevi. Berikut susunan terbaru Dewan Komisaris dan Direksi Garuda Indonesia hasil RUPST:
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perubahan susunan dilakukan sesuai dengan usulan pemegang saham Seri A Dwiwarna atau Negara Republik Indonesia melalui Kementerian BUMN.
"Ini sesuai usulan dari pemegang saham Seri A Dwiwarna dan ini merupakan bagian dari langkah strategis untuk mempersiapkan Garuda menjadi sebuah perusahaan dengan tata kelola organisasi yang lebih agile, fokus, dan adaptif khususnya di tantangan pandemi Covid-19," ujar Irfan dalam video conference usai RUPST Garuda Indonesia, Jumat (13/8/2021).
Terkait alasan adanya pengurangan jumlah pengurus perseroan, Irfan menyebut hal tersebut lebih tepat dijawab oleh Kementerian BUMN. Namun, untuk pengurangan direksi, secara pribadi dia berpendapat hal ini kemungkinan dilakukan dalam upaya pengurangan jumlah karyawan di maskapai pelat merah tersebut.
"Ini mungkin sebuah upaya yang tak terhindarkan mengingat dari waktu ke waktu kita lakukan upaya-upaya pengurangan jumlah karyawan ini secara tidak langsung dan menciptakan komplikasi, tapi kita siap jalani ini," kata dia.
Irfan menyebut, keputusan RUPST hari ini merupakan sebuah keputusan yang tidak mudah karena selama beberapa bulan terakhir ini perseroan melewati masa pandemi dan turbulensi.
Pemegang saham Garuda Indonesia kemudian menunjuk Timur Sukirno sebagai komisaris utama merangkap komisaris independen. Kemudian, terdapat juga satu nama baru, yaitu Abdul Rachman sebagai komisaris independen.
Tidak hanya itu, Garuda Indonesia juga menghapus dua posisi direksi, yaitu posisi Wakil Direktur Utama yang dijabat Dony Oskaria dan Direktur Niaga dan Kargo yang dijabat M. Rizal Pahlevi. Berikut susunan terbaru Dewan Komisaris dan Direksi Garuda Indonesia hasil RUPST:
tulis komentar anda